Pemuda 20 Tahun Ini Tak Kenal Gengsi, Lulus SMA Langsung Terjun Bisnis Bawang Goreng dan Kini Tinggal Menikmati Hasil
Adit merasa, dari pada bekerja untuk orang lain, lebih baik dia mengembangkan usaha keluarganya agar lebih sukses.
Setelah lulus dari SMA pada tahun lalu, Adit memutuskan untuk membantu mengelola usaha bawang goreng milik orang tuanya.
Pemuda 20 Tahun Ini Tak Kenal Gengsi, Lulus SMA Langsung Terjun Bisnis Bawang Goreng dan Kini Tinggal Menikmati Hasil
Pemuda 20 Tahun Ini Tak Kenal Gengsi, Lulus SMA Langsung Terjun Bisnis Bawang Goreng dan Kini Tinggal Menikmati Hasil
Aditya Nugraha, pemuda yang berusia 20 tahun ini sepertinya bisa menjadi panutan anak muda zaman sekarang. Bagaimana tidak, dari pada menghabiskan waktu untuk bermain, dia memilih blusukan di gudang bawang meneruskan usaha orang tuanya.
Mengutip dari akun YouTube Kawan dapur, setelah lulus dari SMA pada tahun lalu, Adit memutuskan untuk membantu mengelola usaha bawang goreng milik orang tuanya.
Adit merasa, dari pada bekerja untuk orang lain, lebih baik dia mengembangkan usaha keluarganya agar lebih sukses.
Awalnya, Adit merasa kesulitan beradaptasi dengan jumlah bawang yang banyak. Dia tidak menyangka kalau untuk mengolah bawang merah mentah menjadi bawang goreng matang yang enak membutuhkan ketelitian yang dalam.
Setiap harinya, Adit belajar memilih bawang merah, takaran campuran bahan, pencucian bawang merah, tingkat kematangan yang harus sesuai dan pelajaran lain yang di luar dugaan Adit.
"Setelan pisau iris saja pasti susah gitu ketebalannya, segimana tipisnya segimana susah terus pas digoreng, pasti pertama sulit gitu mas," ucapnya.
Berbagai kesulitan lain juga Adit rasakan, mengingat usianya yang masih 20 tahun. Di mana orang lain seusianya tengah sibuk dengan urusannya sendiri, tapi Adit memilih membantu orang tuanya setiap hari di pabrik bawang goreng.
Awalnya, penjualan bawang gorengnya hanya sebatas satu karung atau 50 Kg per hari. Namun, mengingat tujuannya ingin mengembangkan usaha orang tuanya, Adit mulai menjual bawang gorengnya ke berbagai tempat. Dia juga mulai memasarkan usaha bawang merah gorengnya ke platform online.
Adit menjual bawang goreng berdasarkan grade, mulai dari yang termahal grade A dijual dengan harga Rp95.000 per Kg, grade B, hingga grade C Rp35.000 per Kg.
Setelah melewati proses yang panjang, penjualan bawang gorengnya terus bertambah setiap hari. Kini, setiap harinya pabrik bawang goreng orang tua Adit rata-rata memproduksi 1 ton sampai 2 ton bawang goreng yang bisa bertahan selama 5 bulan. Selain itu, dia juga mengantongi omzet Rp 114 juta per hari.
Adit bersyukur langkah yang dia pilih tepat dan berjalan baik, hingga bisa memasarkan usaha bawang gorengnya ke Sumatra bahkan ke Bali, bahkan hampir seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah, sudah ke mana-mana. Ke Sumatera 5 kuintal lebih, terus ke Bali juga. Kayaknya hampir seluruh Indonesia," ucap Adit
Sekarang, Adit tumbuh jadi pebisnis handal bersama usaha bawang gorengnya.