Modal Awal Cuma Rp1 Juta, Bisnis Keripik Pisang Danang Kini Raup Omzet Rp30 Juta per Bulan
Biasanya, sekali stok Danang bisa membeli hingga 70 sisir pisang memenuhi kebutuhan produksi selama dua hingga tiga hari.
Danang Purnomo Aji, pemuda asal Magelang berhasil membuktikan bahwa usaha yang dimulai dari nol dapat berkembang pesat berkat semangat dan ketekunannya. Meskipun pernah mengalami berbagai cobaan hingga sempat jatuh pada titik terendah, kini Danang mampu mengembangkan bisnis keripik pisang dengan omzet mencapai Rp30 juta per bulan.
Danang memulai usaha yang dia beri nama 'Banalicious' dengan modal minim, yaitu kurang dari Rp1 juta. Saat itu, Danang tidak memiliki banyak uang dan harus berpikir keras bagaimana cara memulai usaha dengan modal terbatas.
-
Apa yang menjadi modal awal Faisal saat memulai usaha keripik? Bermodal nekat, ia membelanjakan uang Rp50 ribu untuk modal awal membuat keripik ubi.'Kalau dulu, modal awalnya Rp50 ribu. Itu nyoba-nyoba ya karena keripik singkong atau pisang kan udah banyak, akhirnya dipilih ubi dan laku,' katanya dalam program Berani Berubah di kanal YouTube Fokus Indosiar.
-
Bagaimana cara meraup untung puluhan juta dari berjualan keripik ubi? Setelah penjualan tidak ada kendala, Faisal mengaku keuntungannya juga berlipat ganda. Dalam sebulan, usahanya bisa meraup omzet sampai dengan Rp30 hingga Rp40 juta. 'Kalau sekarang Alhamdulillah omzetnya bisa mencapai Rp30-40 juta,' tambahnya.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Bagaimana Dewi Perssik menghasilkan uang saat awal karir? Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia pernah mencoba mengamen di jalan-jalan utama Jakarta.
-
Siapa yang bisa sukses di bisnis kuliner? Kamu bisa melihat kesuksesan bisnis makanan dan hantaran dari Mamadis Kitchen misalnya. Dia berhasil mengembangkan brand-nya dan mencuri perhatian pencinta kuliner, berkat kemauannya mempromosikan produknya lewat media sosial.
Berawal dari membeli 3 sisir pisang di pasar untuk percobaan produksi, Danang terus memutar modal hingga mendapat keuntungan. Keuntungan tersebut dia investasikan kembali untuk membeli bahan baku pisang dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Selama menjalankan usaha Banalicious, Danang memilih pisang kepok sebagai bahan baku utama untuk keripik pisangnya. Menurut Danang, pisang jenis kepok memiliki rasa yang lebih gurih dan tekstur yang renyah ketika diolah menjadi keripik.
Kemudian demi mempertahankan kualitas produk, Danang selalu mencari pisang berkualitas tinggi. Misalnya pisang kepok yang masih mentah serta keras agar hasil keripik lebih kriuk dan lezat.
Biasanya, sekali stok Danang bisa membeli hingga 70 sisir pisang memenuhi kebutuhan produksi selama dua hingga tiga hari.
Semua tahap produksi, mulai dari mengupas, mencuci, mengiris, hingga menggoreng, ia lakukan dengan penuh ketelitian. Selain itu, untuk menjaga kualitas dan cita rasa keripik, ia memilih menggunakan minyak goreng kemasan berkualitas daripada minyak curah.
Belajar Teknik Pengolahan Keripik Pisang
Menurut pengakuan Danang, dia belajar semua teknik pengolahan keripik pisang secara otodidak melalui referensi online dan bertanya kepada penjual pisang lainnya. Ia bahkan masih menggunakan alat pengiris pisang yang dibeli secara online seharga Rp30.000-Rp50.000.
"Aku belajar semuanya dari sana (online dan tanya ke penjual pisang), mungkin sekitar satu bulanan. Mulai dari ngulik resep, terus cari izin, dan lain-lain. Ya selama satu bulan itu aku urusin buat cari referensi dan belajar buat produk," jelas Danang dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip pada Jumat (27/9).
Pada awal merintis usaha, Danang memasarkan produknya melalui platform online, seperti TikTok dan Shopee. Meski awalnya dalam sebulan hanya terjual 3 bungkus, dia tetap konsisten mempromosikan produknya. Hingga akhirnya penjualan meningkat, dan kini dia bisa menjual 70-90 bungkus per hari dengan omzet mencapai Rp25-Rp30 juta per bulan.
Sejauh ini, Danang kerap mengalami tantangan, terutama saat mendapatkan komentar negatif dari netizen di platform live streaming Tiktok. Banyak orang yang meragukan produknya, bahkan ada juga yang berusaha menjatuhkan usaha Banalicious.
"Kata-kata yang paling aku ingat itu (Jangan beli di sini, di sini barangnya ga enak enak. Mending beli di sana aja). Di sana itu maksudnya ada salah satu produsen yang sama dan dia bilang gitu di live ku," terang Danang.
Namun, hal tersebut tidak membuat Danang mundur. Ia menjadikan kritik sebagai motivasi untuk terus belajar dan memperbaiki kualitas produknya. Berkat ketekunan dan semangat pantang menyerah, kini usahanya semakin berkembang.
Reporter Magang: Thalita Dewanty