Anak Muda Usia 26 Tahun Nekat Buka Usaha Modal Rp1 Juta, Kini Omzet Tembus Rp180 Juta per Bulan
Terrlahir dari keluarga sederhana, Dadan bermimpi jadi orang sukses yang bisa menaikkan derajat orang tua maupun keluarga, juga bisa membantu banyak orang.
Dadan merupakan pemuda usia 26 tahun asal Ciamis, Jawa Barat yang lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang penjual kerupuk dan ibunya dagang warung kecil-kecilan di rumah.
Anak Muda Usia 26 Tahun Nekat Buka Usaha Modal Rp1 Juta, Kini Omzet Tembus Rp180 Juta per Bulan
Anak Muda Usia 26 Tahun Nekat Buka Usaha Modal Rp1 Juta, Kini Omzet Tembus Rp180 Juta per Bulan
Pepatah mengatakan 'Di mana ada kemauan, di situ ada jalan'. ini seperti usaha yang dilakukan Dadan hingga akhirnya bisa membanggakan orang melalui usaha keci di platform online.
Melansir dari akun YouTube Naik Kelas, Dadan merupakan pemuda usia 26 tahun asal Ciamis, Jawa Barat yang lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang penjual kerupuk dan ibunya dagang warung kecil-kecilan di rumah.
Terrlahir dari keluarga sederhana, Dadan bermimpi jadi orang sukses yang bisa menaikkan derajat orang tua maupun keluarga, juga bisa membantu banyak orang.
"Prinsipnya, kalau misalkan bisa bantu orang lain, ya bantu orang lain. Kalau misalkan enggak bisa minimal enggak nyusahin orang lain," ucapnya.
Cerita bermula ketika Dadan lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada mulanya, Dadan bekerja di kantin kantor partai Gerindra daerah Jakarta Selatan selama 5 bulan. Kemudian, dia berpikir untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan.
Sambil menunggu masuk kuliah, Dadan menyempatkan diri berjualan aneka bendera untuk perayaan 17 Agustusan-an. Dadan bersyukur hasil penjualan bendera bisa membantunya masuk kuliah.
Di tengah perkuliahan, Dadan ingin mencari tambahan uang jajan. Dadan bersama temannya kemudian membuka usaha minuman take away. Usaha berjalan lancar 5 bulan, dai dia bisa membuka cabang baru di daerah kota Ciamis.
Sangat disayangkan, di tengah usahanya, Dadan dan temannya bentrok dan memutuskan untuk menghentikan bisnisnya dan fokus balik lagi ke kuliah.
Dadan yang memiliki prinsip harus bisa berdiri di kaki sendiri itu, bertekat merintis usaha sendiri yang akhirnya diberi nama Snack Factory di platform online. Dadan membuat akun di berbagai e-commerce.
"Dulu pas awal-awal, saya ada tabungan di Rp1 juta. Saya puterin nekat buat bikin snack factory ini kan Rp1 juta itu dari tabungan," ucapnya
Bermodalkan uang Rp1 juta dari tabungan, Dadan membeli produk makanan dan peralatan packing seadanya. Namun dia masih kekurangan modal untuk usahanya. Sampai akhirnya Dadan memutuskan beli alat packing seperti lakban, fragile dan lainnya dengan sistem paylater atau bayar nanti.
"Mulai saja dulu, kalau enggak mulai mungkin ya enggak bakalan tahu gitu hasilnya seperti apa. Kalau untuk gagal mungkin semua orang juga pernah gagal, bahkan ada yang berkali-kali ataupun ribuan kali gagalnya gitu kan," ucap Dadan.
Perjalanan bisnis Dadan ternyata tidak mulus. Diawal merintis, hanya ada satu sampai dua orderan saja yang masuk. Lalu terus naik ke belasan, namun turun lagi selama itu tiga sampai empat bulanan.
"Karena di online uangnya lumayan lama gitu ya, 3 sampai 5 harian untuk pencairannya setelah barang sampai, jadi di Paylater dulu pas awal-awal untuk merintis usaha ini," ucapnya.
Namun takdir tidak ada yang mengetahui, ketika program afiliasi sedang naik. Ada seorang influencer yang mengaitkan produk Dadan, hingga Dadan di banjiri orderan yang mencapai 800 orderan per hari.
Dadan kewalahan dan kekurangan modal. Namun, nasib baik berpihak padanya. Ada teman Dadan yang meminjamkan uang hingga Snake Factory bisa bertahan.
"Pada waktu itu pas ketika tembus di 800-an sehari saya juga lagi bingung nyari uangnya mau ke mana gitu. Dan Alhamdulillah ada teman yang membantu juga untuk memodali usaha ini meminjamkan uangnya untuk membantu modal usaha Snake Factory sehingga bisa sampai sekarang," imbuh dadan.
Dadan banyak belajar selama merintis usaha. Misalnya soal kendala seperti return barang, atau barang hilang, atau beberapa pihak yang tidak amanah. Semua itu Dadan hadapi dengan kesabaran dan mimpinya yang ingin menjadi sukses.
Usaha yang tidak pernah mengkhianati hasil. Dua tahun berjalan kini usaha Snack Factory milik Dadan sudah berkembang menjadi bisnis yang sukses. Setiap harinya Dadan bisa menjual hampir seribu orderan berbagai jenis makanan ringan.
Produk best seller nya ada di Kripik kaca dan Basreng. Dalam sehari, Dadan bisa menjual 250 kilogram kripik kaca, dan 50 kilogram basreng. Bahkan, Dadan sekarang bisa membantu memfasilitasi bisnis UMKM yang punya modal terbatas.
Kini Dadan bisa meraup omzet Rp10 juta - Rp15 juta per harinya. Kadang-kadang tembus di Rp20 juta per hari, jika dihitung perbulan mencapai di Rp180 jutaan. Dadan punya target usaha bulan depan di angka Rp300 juta.
Untuk mencapai target tersebut, Dadan akan terus berusaha dan terus konsisten, dan selalu yakin bisa mewati masa sulit. Meskipun gagal akan harus coba lagi.
"Mumpung masih muda juga gitu Kalau mungkin untuk jalur langitnya mungkin tetap tetap karena kalau gak mencoba engak bakalan tahu hasilnya seperti apa," pungkasnya.