Pria Sleman Ini Sukses Ternak Ayam KUB, Ini Kisah Inspiratif di Baliknya
Dengan modal yang sedikit, Ragawi mulai menekuni dunia peternakan.
Dengan modal yang sedikit, Ragawi mulai menekuni dunia peternakan.
Pria Sleman Ini Sukses Ternak Ayam KUB, Ini Kisah Inspiratif di Baliknya
Setelah tujuh tahun mengajar di SMP, Ragawi memilih berhenti dari pekerjaannya. Ia pun mengadu ke ibunya yang selama ini mendukungnya menekuni dunia pendidikan. Ibunya bilang pada Ragawi kalau fungsi pendidikan tidak harus dijalankan di sekolah.
Dengan berhenti bekerja, Ragawi semakin fokus menekuni dunia peternakan. Tahun 2023 ia membuka kelas bagi siapapun yang ingin terjun di dunia peternakan ayam kampung ini.
-
Siapa yang sukses ternak ayam kampung? Ia sukses beternak ayam kampung hingga mampu meraup omzet ratusan juta rupiah.
-
Apa yang membuat Kasadi sukses ternak ayam? 'Yang awalnya 25 ekor terus berkembang sampai saat ini ada lima ribu ekor ayam yang tersebar di seluruh kecamatan di Indramayu,' katanya.
-
Kenapa ternak ayam kampung menguntungkan? Selain dapat memanfaatkan dagingnya, penangkar ayam kampung dapat meraih keuntungan tambahan dengan menjual telur ayam kampung.
-
Bagaimana Kasadi memulai usaha ayam kampungnya? 'Awal itu saya mulai di 2015, waktu itu masih sedikit sekitar 25 ekor. Ternyata penambahan ikan lele tidak sesignifikan ayam kampung, sehingga saya mulai fokus untuk budidaya ini,' terang Kasadi, mengutip Youtube Diskominfo Indramayu, Senin (1/4).
-
Siapa peternak muda sukses di Nganjuk? Muhammad Nizar Rohman asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, berhasil mewujudkan mimpinya sukses di usia muda melalui budidaya hewan domba.
-
Kenapa Peternak muda di Nganjuk sukses? Nizar tak menyangka ikhtiarnya selama ini berbuah manis. Menurutnya, menjadi peternak cukup sulit dan membutuhkan konsistensi serta ketelitian dalam merawat hewan-hewan peliharaannya.
Dengan modal yang sedikit, Ragawi mulai menekuni dunia peternakan. Dari modal Rp200-300 ribu, ia berinisiatif memulai usaha itu di tahun 2023.
Ia mengakui kalau memulai ternak ayam banyak tantangan yang ia hadapi mulai dari permodalan, lahan, harga pakan, dan pemasaran. Namun berkat kerja keras tak kenal menyerah, perlahan-lahan usahanya turut mengalami kesuksesan.
“Bisnisnya sudah berjalan, kita main lagi ke olahan, atau ke hilirisasi ke dunia peternakan ini,” kata Ragawi dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Awalnya, ia menjual hasil ternak ke tetangga dan pasar tradisional. Saat itu permintaan masyarakat akan kebutuhan ayam cukup besar.
Pada waktu itu, banyak rumah makan yang menggunakan bahan baku ayam untuk menjalankan usaha kuliner. Dari sana tercetus ide Ragawi untuk memproduksi daging ayamnya saja. Daging ayam itu kemudian ia tawarkan ke ibu-ibu atau bapak-bapak yang menjual daging ayam mentah.
“Karena kita punya omzet per minggu, kita kembangkan lagi peternakannya. Kita jual daging ayam kita ke tempat makan. Kami tidak ada sistem bakul, sehingga kita bisa langsung distribusikan ke rumah makan tersebut,” kata Ragawi.
Dalam memberi pakan ayam ternaknya, Ragawi melakukannya dua kali dalam sehari. Untuk pakannya pun ia meraciknya sendiri dengan kandungan protein 18 persen.
Bagi Ragawi, beternak ayam itu butuh kesabaran. Apabila nutrisi yang diberikan cukup, itu akan mendapatkan hasil yang sesuai dari apa yang teialh dikerjakan.
Menurutnya, 10 indukan saja cukup untuk memulai usaha tersebut. Setiap harinya diperkirakan akan ada 5 telur yang menetas dari rintisan usaha itu.
Selain beternak, Ragawi juga membuka kelas online bagi para calon peternak yang ingin belajar padanya. Salah satu solusi yang diterapkan Ragawi dalam beternak ayam adalah memaksimalkan proses ternak dari hulu sampai hilir. Sehingga hasil akhirnya bisa dijual ke pasar tradisional dan rumah makan tanpa harus ke tengkulak.