Modal Awal Rp 4 Juta, Pemuda Usia 22 Tahun di Purworejo Ini Sukses Beternak Itik, Hasilnya Bisa Buat Mobil dan Rumah
Yusuf mengatakan, untuk modal awal usahanya, ia menghabiskan uang Rp4 juta.
Yusuf mengatakan, untuk modal awal usahanya, ia menghabiskan uang Rp4 juta.
Modal Awal Rp 4 Juta, Pemuda Usia 22 Tahun di Purworejo Ini Sukses Beternak Itik, Hasilnya Bisa Buat Mobil dan Rumah
Ahmad Yusuf (22) sudah mulai beternak itik sejak usianya masih 15 tahun. Pada mulanya, pemuda asal Desa Girigondo, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo itu mempunyai itik tujuh ekor.
Foto: YouTube Cap Capung
-
Kenapa Peternak muda di Nganjuk sukses? Nizar tak menyangka ikhtiarnya selama ini berbuah manis. Menurutnya, menjadi peternak cukup sulit dan membutuhkan konsistensi serta ketelitian dalam merawat hewan-hewan peliharaannya.
-
Siapa peternak muda sukses di Nganjuk? Muhammad Nizar Rohman asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, berhasil mewujudkan mimpinya sukses di usia muda melalui budidaya hewan domba.
-
Bagaimana Peternak muda di Nganjuk memulai bisnisnya? Untuk yang mau mulai saran saya bisa dimulai dari breeding dulu, karena saat ini beternak dengan cara penggemukan sudah sangat banyak dan modal pakannya akan sangat banyak serta konsisten.
-
Kapan Peternak muda di Nganjuk sukses? Di usia 22 tahun, Nizar mampu meraup cuan hingga ratusan juta rupiah.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
Setelah lulus SMK, Yusuf berencana melanjutkan kerja di Jepang. Sebelum itu, ia ikut kursus di Klaten. Namun saat tinggal di mess, ia merasa berat untuk meninggalkan usaha ternak itiknya.
“Padahal sudah kursus, sudah tes, dan tinggal wawancara. Saat itulah saya memutuskan keluar. Akhirnya saya memutuskan keluar dan kembali menekuni usaha itik ini,” kata Yusuf dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Yusuf mengatakan, sebenarnya peluang bisnis dari beternak itik cukup besar. Namun sebagai seorang pengusaha perintis, Yusuf pernah beberapa kali gagal.
Itiknya pernah mengalami penyakit mata biru sehingga hampir semuanya mati. Ia juga pernah beli itik secara online, namun saat sampai di tempatnya kondisinya sakit sehingga menular ke itik-itik yang lain.
“Tapi dalam proses ini saya jadi tahu, untuk penyakit mata biru, penjegahannya seperti apa, tidak nafsu makan itu mengatasinya seperti apa,” kata Yusuf.
Yusuf mengatakan, untuk modal awal usahanya, ia menghabiskan uang Rp4 juta. Sementara untuk kandang, ia menyediakan space tempat 21x6 meter persegi.
Pada saat memulai usaha, ia mengunggah hasil ternaknya di grup komunitas Facebook. Dari sana, banyak orang yang menghubunginya untuk bertanya lebih lanjut.
Untuk saat ini, ia juga melakukan penjualan melalui TikTok. Dari TikTok pula banyak nomor-nomor yang masuk ke handphone-nya.
“Buat teman-teman, bagi yang ingin berjualan di media sosial itu kan banyak banget seperti TikTok, YouTube, Facebook. Itu peluang banget sih. Jadi bisa kirim-kirim ke seluruh Indonesia,” ujar Yusuf.
Hasil penjualan dari ternak itik bisa beraneka macam, mulai dari telur, anakan, induk, dan sebagainya. Tak heran, penghasilan yang ia peroleh cukup banyak.
“Alhamdulillah dari menekuni usaha ini sudah bisa dapat kendaraan, bisa nikah juga. Untuk rumah, sementara masih proses,” katanya dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Yusuf menjelaskan, hal yang paling penting disediakan untuk beternak itik antara lain kandang dan kolam.
Agar kandang steril dan bersih, ia rutin menyemprot cairan disinfektan setiap seminggu sekali. Sementara untuk makan ia memberikannya sekali dalam sehari.
“Untuk itik, selain perawatannya tidak sulit, ini juga dapat dikonsumsi dan dipelihara di masyarakat juga,” pungkasnya.