Berkali-kali Gagal Bangun Usaha dan Terlilit Utang, Pria Ini Sukses Jadi Bos Ayam dengan Modal Rp700.000
Menurut Erwin, 18 ton ayam potong per hari bukan jumlah yang besar untuk bisnis ini, tapi dia mengaku tetap bersyukur.
"Menjadi besar itu harus, tapi beranilah untuk memulai sekecil apapun modal awal yang kita miliki," kata Erwin.
Berkali-kali Gagal Bangun Usaha dan Terlilit Utang, Pria Ini Sukses Jadi Bos Ayam dengan Modal Rp700.000
erkali-kali Gagal Bangun Usaha dan Terlilit Utang, Pria Ini Sukses Jadi Bos Ayam dengan Modal Rp700.000
Berkali-kali mengalami kegagalan usaha hingga terlilit banyak utang tak membuat Erwin putus asa. Pemilik PT Sumber Rezeki Food asal Sindangherang ini kemudian membagikan kisahnya tentang awal mula kembali membangun bisnis dengan modal Rp700.000 saja.
"Menjadi besar itu harus, tapi beranilah untuk memulai sekecil apapun modal awal yang kita miliki," kata Erwin.
Dalam sebuah wawancara yang diunggah oleh akun YouTube Naik Kelas, Erwin kembali bangkit membangun bisnis rumah potong ayam, setelah sebelumnya pernah mengalami kegagalan hingga terlilit utang. Dia tak pernah menyangka bisnisnya akan menjadi besar seperti saat ini.
Dengan bermodalkan pinjaman uang dari gaji istrinya, Erwin mulai menjalin kontrak sebagai seorang trader dengan beberapa pabrik ayam kala itu."Dari situ saya mulai trading untuk membeli produk. Jadi misalkan pabrik itu memotong ayam 2 truk. Nah, ati ampela, usus, ceker, sama kepala ayam harus ikut dibeli dan dipasarkan," ujar Erwin.
Kesalahan di masa lalu menjadi motivasi awal mendorongnya untuk jadi lebih baik. Dalam bisnis kali ini, Erwin memegang teguh prinsip untuk menahan diri dan tidak akan mengambil utang untuk menjalankan bisnisnya. Erwin menjelaskan, dengan modal Rp700.000 itu, dia harus 3-4 kali pulang pergi ke pabrik untuk mengambil stok barang.
"Jadi, kalau saya cuma punya Rp700.000, barang yang saya ambil ya yang seharga Rp700.000. Kalau sudah habis terjual, baru balik lagi untuk beli ke pabrik," kenang Erwin.
Erwin juga menjelaskan, dari cara itulah modalnya semakin bertambah. Dia disiplin dalam mengelola keuangannya kali ini.
"Kalau modal saya Rp700.000 dan saya dapat keuntungan Rp150.000, kan modal selanjutnya jadi Rp850.000. Begitu seterusnya," ungkap Erwin.
Dua bulan awal membangun bisnis ini, Erwin mengaku hanya menjalankannya sendirian tanpa dibantu oleh siapapun.Erwin gigih menjual ayam keliling ke beberapa perumahan dalam satu hari. Kadang, dia juga dibantu oleh istrinya yang juga gigih menawarkan ayam ke beberapa penjual sayur keliling.
"Ini juga berkat marketing istri saya yang cukup baik, sampai banyak penjual sayur yang datang ke rumah untuk membeli ayam," ujarnya.
Melihat adanya peluang yang besar untuk usaha ini, Erwin yang awalnya hanya seorang trader dari sebuah pabrik ayam, mulai memberanikan diri untuk memproduksi ayam potong. Dengan bantuan temannya, Jabal Nur dan Andika, Erwin mulai belajar memproduksi 1,5 ton ayam potong dan terus meningkat hingga 12 ton per harinya.
Setelah itu, akhirnya dia memberanikan diri membuka gudang rumah potong ayam berkapasitas 20 ton. Dia menyewa lahan dari pemerintah desa untuk membuka gudang tersebut. Dari sini, Erwin juga mulai meluaskan lapangan kerja untuk warga sekitar. Saat ini, dia memiliki total 130 karyawan yang bekerja di gudang ini.
Erwin mengungkapkan, dengan bantuan dari karyawannya, saat ini mereka berhasil memproduksi 18 ton ayam potong per harinya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50 persen ayam potongnya diserap oleh para treader ayam, sama seperti yang dilakukannya dulu.
Menurut Erwin, 18 ton ayam potong per hari bukan jumlah yang besar untuk bisnis ini, tapi dia mengaku tetap bersyukur dan berharap ke depannya mereka dapat memproduksi hingga 60 ton ayam potong per harinya.Tak henti-hentinya dia mengungkapkan rasa syukur atas rezeki yang didapatkannya saat ini. Bagi Erwin, dukungan istri dan karyawannya sangat berpengaruh besar yang membawa usahanya bisa sampai sejauh ini.
"Dengan kemauan yang tinggi, dukungan dari istri, keluarga, dan bantuan karyawan usaha ini bisa tertata rapi," ucap Erwin.
Erwin berharap, bisnis rumah ayam potong miliknya ini dapat terus bertahan dan diturunkan kepada anak cucunya kelak. Karena baginya, usaha dan ilmunya saat ini adalah warisan paling berharga bagi anaknya kelak. Selain itu, lewat bisnis ini dia bisa terus menjamin ketersediaan lapangan kerja bagi banyak orang.
"Yang penting kita punya kemauan. Kita susun rencana, eksekusi dan serahkan kepada Tuhan. Nanti hasilnya juga akan terlihat," tutup Erwin.