Perjalanan Suparno, Eksportir Empon-Empon dari Tulungagung dengan Omzet Rp100 juta per Hari
Awalnya, Suparno memulai usaha berjualan singkong dan jagung, tetapi pada akhirnya bangkrut.
Awalnya, Suparno memulai usaha berjualan singkong dan jagung, tetapi pada akhirnya bangkrut.
Perjalanan Suparno, Eksportir Empon-Empon dari Tulungagung dengan Omzet Rp100 juta per Hari
Perjalanan Suparno, Eksportir Empon-Empon Asal Tulungagung
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kekayaan alam. Salah satunya hasil bumi berupa empon-empon atau rempah-rempah.
Empon-empon merupakan bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa dalam masakan.
Biasanya, empon-empon digunakan sebagai ramuan tradisional seperti jahe, kunyit, temulawak, dan lain sebagainya.
Kekayaan alam tersebut dimanfaatkan oleh Suparno, seorang warga asal Tulungagung yang sukses memfokuskan diri sebagai pengusaha empon-empon hingga diekspor ke luar negeri.
Awalnya, Suparno memulai usaha berjualan singkong dan jagung, tetapi pada akhirnya bangkrut.
Setelah mengalami kebangkrutan, Suparno menganggur selama tiga bulan.
Setelah itu, dia bangkit untuk kembali memulai usaha baru.
Suparno pun kembali bangkit dengan memulai berbisnis empon-empon pada 2019.
Modalnya kala itu Rp20 juta yang didapatkan dari orang tuanya. Uang tersebut digunakannya untuk membeli empon-empon dari petani.
Awalnya, empon-empon dijual Suparno di pasar basah. Namun seiring dengan perkembangan usahanya, dia memilih pindah ke rumah.
Kemudian setelah berjalan setengah tahun dia berpikir memindahkan bisnisnya ke gudang.
Konsumen pertama yang membeli empon-emponnya berasal dari Jember.
Suparno menjalankan usahanya dengan berjualan secara grosir, dengan harga yang ditawarkan lebih rendah.
merdeka.com
Meski berpengalaman berdagang, namun menjalankan usaha ini tidaklah mudah.
Dia bahkan pernah ditipu ekspedisi yang membawa barang miliknya ke pulau di luar Jawa. Sebanyak 200 kilogram empon-empon raib.
Namun Suparno tak patah arang. Dia tetap berusaha hingga setelah satu tahun merintis usaha dia sudah mampu membeli mobil secara kontan.
Mobil ini digunakan Suparno untuk mengangkut barang.
Suparno bilang, dalam menjalankan usaha pasti ada pasang surut yang harus dihadapi.
Saat dia telat membeli barang yang dibutuhkan, Suparno harus menelan kerugian.
Namun, satu waktu dia pernah mendapatkan keuntungan sehingga Rp40 juta dalam sehari saja.
“Kadang ya ada pasang surutnya. Saya juga pernah suatu hari untung diatas Rp40 juta,” kata Suparno dalam wawancara pada channel youtube Pecah telur, dikutip, Senin(13/11).
Meski pernah meraup untung jutaan rupiah dalam sehari, namun harus diakui penghasilan dari usaha yang dijalankan tidaklah menentu.
Semua tergantung dengan keadaan pasar dan persediaan barang.
Jika permintaan pasar lancar dan persediaan barang banyak, dia akan mendapatkan penghasilan yang lumayan.
“Usaha saya itu tidak menentu, tergantung permintaan pasar dan persediaan barang,” kata Suparno.
Saat ini usaha empon-empon milik Suparno telah berkembang pesat.
Bahkan perputaran uang dalam satu hari bisa mencapai Rp100 juta.
Kini empon-empon yang dijual Suparno telah bisa ditemui di sebagian besar Pulau Jawa.
Bahkan, Suparno sukses mengirim empon-empon ke luar negeri.