Sosok Prof. Mohamad Sjaaf, Dokter Mata Jebolan STOVIA yang Menjadi Rektor Pertama Universitas Andalas
Pria asal Koto Gadang ini sempat melanjutkan studi dokter di Belanda dan menjadi salah satu tokoh kesehatan di Indonesia yang cukup legendaris.
Pria asal Koto Gadang ini sempat melanjutkan studi dokter di Belanda dan menjadi salah satu tokoh kesehatan di Indonesia yang cukup legendaris.
Sosok Prof. Mohamad Sjaaf, Dokter Mata Jebolan STOVIA yang Menjadi Rektor Pertama Universitas Andalas
STOVIA dulunya merupakan sekolah kedokteran pertama yang kini sudah berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sekolah ini telah melahirkan dokter andal, salah satunya ada Mohamad Sjaaf. Prof. Dr. Mohamad Sjaaf atau biasa ditulis dengan M. Sjaaf atau M. Syaaf ini merupakan seorang ahli kesehatan mata dan juga sempat menjadi tenaga pengajar.
(Foto: Wikipedia)
Putra Koto Gadang
M. Sjaaf lahir di Koto Gadang, sebuah desa di Kabupaten Agam, Sumatra Barat pada 16 November 1889. Ayahnya bernama Oemar St. Baheram dan ibunya bernama Saoedah. Sjaaf lahir menjadi satu-satunya anak laki-laki dari lima bersaudara.
-
Siapa yang dijuluki Profesor Toha? Salah satu pemain yang mendapatkan julukan khusus dari para penggemar adalah Thom Haye, yang dikenal sebagai Profesor Toha.
-
Di mana Mohammad Sjafei mendirikan INS? Kontribusi besar Sjafei dalam mendirikan sekolah Indonesisch Nederlansche School atau INS yang berada di desa kecil bernama Kayutanam, Sumatera Barat itu selalu dikenang.
-
Apa kontribusi Rivai Abdul Manaf Nasution untuk pendidikan Islam di Sumatera Utara? Taman Pendidikan Islam (TPI) yang ia dirikan ini menjadi semangat baru dunia edukasi di Sumatera Utara pasca kemerdekaan. Sebagai pendiri, Rivai mencoba memanfaatkan momen pasca kolonialisasi sebagai masa untuk bangkit dan membangun peradaban baru. Ia kemudian mewadahinya melalui jalur pendidikan.
-
Siapa pendiri Universitas Simalungun? Predikat terbesar Radjamin ketika menjabat sebagai Bupati yaitu mendirikan perguruan tinggi yang diberi nama Universitas Simalungun (USI) yang terletak di Pematangsiantar pada tahun 1966.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada? Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497 Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Siapa yang pertama kali mendapat gelar sarjana di Indonesia? Sosok Sosrokartono menjadi salah satu inpirasi, sehingga dibentuk Hari Sarjana Nasional untuk memberikan penghargaan bagi anak bangsa yang telah berhasil menamatkan pendidikan tingginya.
Ayahnya bekerja sebagai juru tulis Kontrolir Oud Agam dan sempat bekerja pula di kantor Asisten Residen Padangsche Bovenlanden pada tahun 1881 sampai 1910.
Sjaaf lahir bukan dari kalangan keluarga yang terpandang dan ekonomi yang serba berkecukupan.
Masa Pendidikan
Mengutip berbagai sumber, Sjaaf menempuh pendidikan di sekolah partikelir Belanda di Fort de Kock. Lalu ia melanjutkan studi di Sekolah Belanda di kota Bukittinggi.
Pada tahun 1904, Sjaaf melanjutkan studi di STOVIA atau sekolah dokter di Batavia. Tahun 1913 ia berhasil menyelesaikan studi kedokteran lalu diangkat menjadi dokter Hindia di Ngawi yang berada dibawah Karesidenan Madiun.
Kemudian Sjaaf dipindahkan ke Medan pada Mei 1916 hingga tahun 1919. Lalu Sjaaf bertugas di Solok, Sumatra Barat dan hanya sekitar beberapa bulan saja.
Kesempatan Melanjutkan Studi
Sjaaf yang dikenal sebagai dokter pintar dan andal, Pemerintah Hindia Belanda memberikan dia kesempatan untuk melanjutkan studi ilmu kedokteran di negeri kincir angin.
Ia pun berangkat pada tahun 1919 dan berhasil menyelesaikan ujian dokter Belanda pada Desember 1921. Hasil ini memastikan dirinya untuk bisa melanjutkan ke tingkat doktoral.
Tahun 1923 saat usianya menginjak 34 tahun, Sjaaf berhasil menyandang gelar doktor setelah melakukan studi di Universitas Amsterdam. Di usianya yang masih muda, ia sudah memiliki gelar bergengsi dan tidak semua orang bisa mendapatkannya kala itu.
Duduki Jabatan Penting
Setelah meraih gelar bergengsi, Sjaaf kembali ke Tanah Air dan langsung menjabat sebagai Direktur dokter di rumah sakit mata pertama di Sumatra Barat yang disebut Whitlaustichting.
Pada tahun 1950, ia juga pernah jadi ketua Faculteit der Geneeskunde (Fakultas Kedokteran) Surabaya, cabang dari Nood Universiteit van Indonesie Jakarta.
Tahun 1955, ia menjabat sebagai Kepala Bagian Histologi dan Dekan Fakultas Kedokteran FIPIA (Fakultas Kedokteran serta Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam) di Bukittinggi.
Jabatan tertinggi yang pernah Sjaaf emban adalah menjadi Rektor pertama Universitas Andalasan, Sumatra Barat pada tahun 1956. Universitas ini diresmikan langsung oleh Moh. Hatta pada 23 Desember 1955.