Sosok Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Dokter Asal Batak yang Gelorakan Semangat Perjuangan
Sebagai tenaga kesehatan, sosoknya begitu dicintai oleh rakyat Sumatra Utara berkat semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai tenaga kesehatan, sosoknya begitu dicintai oleh rakyat Sumatra Utara berkat semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sosok Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Doktrer Asal Batak yang Gelorakan Semangat Perjuangan
Masa Kecil
Dr. Ferdinand Lumban Tobing lahir di Sibuluan, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara pada 19 Februari 1899. Ia adalah anak keempat dari sembilan bersaudara. Sejak kecil, Ferdinand mendapat akses pendidikan yang baik. Pada usia 5 tahun, ia dibawa oleh ayah angkatnya ke Depok dan sekolah di Sekolah Dasar Belanda (Europesche Lagere School).
-
Siapa pahlawan nasional dari Langkat? Amir Hamzah merupakan salah sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Apa saja ragam kata-kata 17 Agustus dari tokoh Sumut? Banyak kata-kata inspiratif dari tokoh nasional yang bisa memupuk rasa nasionalisme. Selain itu, kata-kata ini juga dapat membangkitkan semangat kemerdekaan.
Sekolah di STOVIA
Beranjak dewasa, ia melanjutkan sekolah di sekolah kedokteran Bumiputera, School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA). Selama menempuh pendidikan di sana, ia juga sempat bergabung dengan organisasi pemuda Jong Batak yang berisikan anak-anak STOVIA asal Sumatra Utara.
Bekerja Sebagai Dokter
Pada 1924, Ferdinand lulus dari pendidikan STOVIA dan langsung bekerja sebagai seorang dokter di bagian penyakit menular di Centrale Burgelijke Ziekenhuis (sekarang Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo) di Jakarta.
Setelah menjadi dokter di rumah sakit CBZ selama beberapa tahun, ia kemudian dipindahkan ke Surabaya pada tahun 1931. 4 tahun kemudian dia dipindahkan lagi ke daerah asalnya di Tapanuli. Ia sempat bertugas di daerah Padang Sidempuan dan daerah Sibolga. Penugasannya saat itu bertepatan dengan pecahnya Perang Dunia II dan peralihan masa kekuasaan dari kolonial Belanda ke tangan Jepang.
Dokter Pengawas
Saat masa pemerintahan Jepang, Dr. Ferdinand Lumban Tobing diangkat menjadi dokter pengawas kesehatan Romusha. Ia secara langsung menyaksikan bagaimana sengsaranya rakyat Indonesia yang dipaksa untuk membuat benteng di Teluk Sibolga.
Dari kesaksiannya melihat kesengsaraan rakyat yang disiksa oleh penjajah membuat jiwa Dr. Ferdinand Lumban Tobing tergugah untuk menyerukan semangat melawan penjajah. Sebagai dokter, ia tak hanya bertugas menjadi tenaga kesehatan saja. Dr. Ferdinand Lumban Tobing juga mencari cara untuk menggelorakan semangat melawan para penjajah khususnya saat kekuasaan Jepang.Peran Melawan Penjajah
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Dr. Dr. Ferdinand Lumban Tobing juga berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan. Ia lantas ditunjuk menjadi Residen Tapanuli pada Oktober 1945. Saat Agresi Militer Belanda II, ia diangkat menjadi Gubernur Militer Tapanuli dan Sumatra Selatan. Ia memimpin perjuangan gerilya di hutan dan gunung. Selain itu saat revolusi kemerdekaan pun juga pernah menjabat beberapa jabatan kenegaraan.
Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional
Berkat peran dan jasanya bagi kemerdekaan, Dr. Ferdinand Lumban Tobing ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan orang Batak kedua yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional setelah Sisingamangaraja XII.
Namanya Diabadikan
Dr. Ferdinand Lumban Tobing wafat di Jakarta pada 7 Oktober 1962 di usianya yang ke-63 tahun. Namanya pun diabadikan di sebuah Rumah Sakit Umum di Sibolga dan bandara di Pinangsori, Tapanuli Tengah,