Mengenal Rivai Abdul Manaf Nasution, Pejuang Pendidikan Islam di Sumatera Utara Paska Kemerdekaan
Sosok Rivai Abdul Manaf Nasution memiliki mimpi membangun Indonesia lewat pendidikan Islam
Sosok Rivai Abdul Manaf Nasution memiliki mimpi membangun Indonesia lewat pendidikan Islam
Mengenal Rivai Abdul Manaf Nasution, Pejuang Pendidikan Islam di Sumatera Utara Paska Kemerdekaan
Tanggal 29 Juni 1922 lahir seorang pejuang pendidikan Islam bernama Rivai Abdul Manaf Nasution. Sejak kecil ia tinggal di Kampung Amplas, Kota Medan, dengan lingkup pendidikan akademis dan Agama Islam yang kuat.
-
Siapa sosok pahlawan di bidang pendidikan di Mandailing Natal? Sosok yang satu ini adalah pahlawan di bidang pendidikan khususnya daerah Mandailing Natal, Sumatra Utara.
-
Kapan Hari Guru Nasional diperingati? Hari Guru Nasional diperingati pada tanggal 25 November setiap tahunnya.
-
Siapa yang dihormati di Hari Guru Nasional? Guru memiliki peran penting dalam membimbing murid, dengan tulus dan ikhlas mereka membentuk generasi muda menjadi individu yang baik dan berguna bagi Nusa Bangsa.
-
Kapan Hari Guru Nasional dirayakan? Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional.
Saat dewasa, Rivai Abdul Manaf mencoba mengenalkan ajaran Agama Islam yang luwes, dan bisa membaur dengan keilmuan sebagai dasar pendidikan di ranah masyarakat. Namun cita-citanya itu tak mudah dijalankan lantaran penjajahan menganggap agama sebagai penghambat kolonialisasi di Indonesia.
Dengan tekad yang kuat, Rivai Abdul Manaf mampu menepis hal tersebut dan berhasil mendirikan lembaga pendidikan bernafaskan Islam. Berikut perjalanannya yang menginspirasi.
Abdul Manaf kecil semangat belajar di sekolah rakyat
Merujuk Jurnal Pendidikan Sosial Islam yang ditulis Laili Rahamini Hasibuan berjudul “Gerakan Haji Rivai Abdul Manaf Nasution dalam Bidang Pendidikan Islam” di laman Islamijah, Sabtu (25/11), Rivai sudah menunjukkan ketertarikannya di bidang pendidikan saat masih kecil.
Ketika itu dirinya bersemangat mengenyam bangku pendidikan di sekolah rakyat sampai lulus di kelas III.
Demi mendapat pendidikan yang maksimal, sang ayah kemudian memasukkannya ke sekolah non formal untuk mendalami agama Islam. Sehingga Rivai saat itu mendapat pendidikan formal dan non formal yang kelak mendorongnya untuk mengenalkan pendidikan islam ke ranah yang lebih luas.
Aktif di pendidikan Islam dan kesenian
Sosoknya yang ingin selalu belajar membuatnya berkeliling ke berbagai tempat pendidikan terutama Islam setelah sebelumnya mendapat ilmu dari Syekh Ja’far Hasan di sekolah Maktab Islamiyah Tapanuli.
Di sana ia belajar seni membaca Alquran kepada Ustaz Usman Fatah, yang berhasil mendidiknya menjadi seorang qari sekaligus seniman, dengan jenjang pendidikan di tingkat Qism al-Ali termasuk menjadi mahasiswa di Universitas Al Washliyah dan menyelesaikan di Universitas Islam Sumatera Utara.
Di kesenian, Rivai Abdul Manaf Nasution juga aktif menjadi pemimpin di sebuah orkes berirama Timur Tengah yang bernama “El-Kawakib”.
Turun ke lapangan membinasakan tentara Jepang
Setelah lulus, perjuangannya tak berhenti. Ia justru terjun langsung ke lapangan untuk membela tanah Sumatera Utara dari serbuan tentara Jepang.
Di tahun 1940-an itu, Rivai tergabung ke dalam Laskar Pemuda Indonesia dan menjadi pemimpinnya untuk daerah Amplas Medan.
Di sini, Rivai menjadi tentara dan memiliki cita-cita untuk menumpas kekejaman penjajah demi majunya pendidikan di masa itu. Setelah situasi kondusif ia memilih keluar dari anggota ketentaraan dan berjuang di lini pendidikan.
Mendirikan Taman Pendidikan Islam
Setelah kemerdekaan, tepatnya tahun 1950, Rivai mendirikan wadah belajar Agama Islam bernama Taman Pendidikan Islam (TPI).
Rivai membesarkan dan menjadi Ketua Umum TPI hingga akhir hidupnya. Di samping TPI, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, politik, keagamaan, dan seni budaya lewat orkes El Kawakib yang ia komandoi.
Taman Pendidikan Islam (TPI) yang ia dirikan ini menjadi semangat baru dunia edukasi di Sumatera Utara pasca kemerdekaan.
Semangat membangun Indonesia lewat pendidikan
Sebagai pendiri, Rivai mencoba memanfaatkan momen pasca kolonialisasi sebagai masa untuk bangkit dan membangun peradaban baru. Ia kemudian mewadahinya melalui jalur pendidikan.
Alasannya karena pendidikan merupakan pondasi dari kehidupan, dengan keilmuan masyarakat bisa membangun sebuah negara yang hancur diratakan bangsa penjajah.
Dari pendidikan juga akan melatih masyarakat menghadapi dunia persaingan dari bangsa lain sehingga Indonesia bisa mandiri.
Diganjar penghargaan
Sementara itu, sosok Rivai Abdul Manaf Nasution juga sempat diganjar penghargaan oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi pada 19 Desember 2022 lalu.
Penghargaan ini diberikan atas terciptanya lagu “Panggilan Jihad” yang bersejarah. Lagu ini pernah diputar saat penutupan ceramah Buya Hamka di RRI rentang tahun 1970 sampai 1980-an. Lalu lagu tersebut juga diperdengarkan di pembukaan Mukhtamar Muhammadiyah ke-16 di Stadion Manahan Solo pada 19 November 2022.