Menilik Sejarah Jong Sumatranen Bond, Perkumpulan Pemuda Sumatra Cikal Bakal Pemimpin Bangsa
Sebelum era kemerdekaan, pemuda Sumatra telah membentuk perkumpulan untuk mempererat hubungan satu sama lain.
Sebelum era kemerdekaan, pemuda Sumatra telah membentuk perkumpulan untuk mempererat hubungan satu sama lain.
Menilik Sejarah Jong Sumatranen Bond, Perkumpulan Pemuda Sumatra Cikal Bakal Pemimpin Bangsa
Jauh sebelum kemerdekaan, mayoritas pemuda asal Sumatra sudah merantau ke luar daerah terutama Pulau Jawa. Kebanyakan dari mereka telah menempuh pendidikan di sana.
Dengan kondisi yang terpisah-pisah, para pemuda pun berinisiatif untuk membentuk sebuah organisasi khusus agar relasi antar pemuda di perantauan bisa terjalin dengan baik.
-
Kenapa Jong Sumatranen Bond goyah? Mengutip dari karya ilmiah skripsi karya Kristina Ginting (2022), ada beberapa faktor yang menyebabkan stabilitas Jong Sumtrananen Bond mulai goyah, yaitu rasa superioritas pelajar satu dengan lainnya yang akhirnya memicu konflik, lalu organisasi ini cenderung didominasi oleh pelajar dengan suku Minangkabau.
-
Bagaimana Revolusi Sosial dimulai di Sumatra Timur? Awal mula Revolusi Sosial menjadi peristiwa tragis, ketika pemberitaan terkait mendaratnya Belanda di Tanjung Balai pada tanggal 3 Maret 1946.
-
Siapa yang membentuk Jong Batak? Jong Batak digagas oleh Sanusi Pane, Amir Sjarifuddin, dan juga pemuda lainnya.
-
Siapa Gubernur Pertama Sumatra Utara? Jadi Gubernur Pertama sekaligus Ketua DPRD Sumatra Utara, Ini Sosok Putra Keturunan Batak Mandailing Namanya jarang dikenal banyak orang. Tetapi jasa besarnya memimpin Sumatra Utara pasca kemerdekaan patut diacungi jempol.
-
Bagaimana Jong Batak terbentuk? Di tengah goyahnya Jong Sumatranen Bond, pemuda suku Batak pun akhirnya memutuskan untuk membuat organisasi baru yang bernama Jong Batak atau Jong Batak Bond.
-
Siapa pendiri Sumatra Thawalib? Buah pemikiran modern itu terbentuklah Sumatra Thawalib yang menjadi sekolah Islam modern pertama yang berdiri di Indonesia.
Jong Sumatranen Bond atau disingkat JSB pada akhirnya menjadi sebuah organisasi khusus pemuda-pemuda Sumatra untuk berkumpul dan belajar menjadi pemimpin bangsa dan mengembangkan budaya Sumatra.
Simak sejarah terbentuknya Jong Sumtranen Bond yang dirangkum dari beberapa sumber berikut ini.
Awal Berdiri
Jong Sumatranen Bond didirikan pada 9 Desember 1917 di Jakarta, tepatnya di gedung STOVIA oleh murid-murid asal Sumatra yang berusaha mengikuti jejak murid Jawa yang membentuk organisasi.
Memang Jong Sumatranen Bond berdiri bukan di daerah Sumatra, akan tetapi, organisasi ini memiliki cabang di Padang dan juga Bukittinggi. Berdirinya organisasi ini agar memperkokoh hubungan ikatan antara murid Sumatra yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa.
Secara umum, JSB bukanlah organisasi politik, namun pemerintah Hindia Belanda menaruh kecurigaan dan menyepelekan gerakan pemuda tersebut bahkan perlakuan ini sampai ke luar Jawa.
Selalu Diremehkan
Saat itu Sekretaris JSB cabang kota Padang dipegang oleh pemuda bernama Bahder Djohan. Mengetahui dirinya bergabung di JSB, ia kerap mendapat ejekan oleh gurunya yang berkebangsaan Belanda.
Ejekan tersebut bukanlah pertama dan terakhir, namun para anggota JSB kerap menerima perlakuan tak enak tersebut. Tetapi, mereka memiliki jiwa yang kuat dan terus semangat untuk menggerakan organisasi tersebut.
JSB juga dipandang sebelah mata oleh redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali. Organisasi tersebut dianggap bisa merusak dan menjadi ancaman bagi adat Minang. Bahkan, ia mengatakan bahwa Sumatra belum matang bagi sebuah politik dan umum.
Pada tahun 1921, Jong Sumtranen Bond mengadakan kongres pertama. Ada beberapa tokoh nasional yang menjadi panutan atau kiblat para pemuda Sumatra, mulai dari Moh. Hatta, Moh Yamin, Bahder Djohan, Assat, Abu Hanifah, hingga A.K. Gani.
Mendirikan Surat Kabar
Mengutip dari beberapa sumber, JSB menerbitkan surat kabar bernama Jong Sumatra pada tahun 1918. Surat kabar ini terbit tidak menentu, kadang bulanan, hingga setahun sekali.
Dalam surat kabar tersebut masih sarat dengan bahasa Belanda karena masih sering digunakan.
Pemimpin redaksi pertama surat kabar Jong Sumatra diisi oleh Mohammad Amir dan pemimpin perusahaan dijabat oleh Bahder Djohan. Surat kabar ini juga memegang peran penting dalam segala isu dari konflik yang terjadi.
Dalam salah satu terbitan surat kabar Jong Sumatra menuliskan bahwa Sumatra sudah mulai bangkit dan sudah mulai memandang keperluan umum. Hal tersebut direspons oleh Mohammad Anas yang menjabat sebagai Sekretaris Jong Sumtranen Bond
Jebolan Tokoh Pergerakan
Meski JSB bukan oranisasi politik, tetapi jebolan anggotanya banyak yang berkiprah di kancah politik Indonesia dan bahkan menjadi tokoh nasional Indonesia.
Contohnya seperti Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin. Hatta sendiri pernah menjabat sebagai bendahara JSB Padang tahun 1916-1918. Di sini ia juga menuangkan ide-ide yang ada di kepalanya melalui karangan berjudul Hindiana.
Sementara Moh Yamin sungguh dikenal dengan karya sajak dan esai yang menjadi panutan anggota JSB saat itu.
Ia pernah memimpin JSB pada tahun 1926 sampai 1928 dan menjadi pelopor penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.