Sejarah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, Peran Besar Lahirnya Kongres Sumpah Pemuda
Sebuah organisasi mahasiswa yang mengedepankan pendidikan nasional ini berperan penting dalam peristiwa lahirnya kongres Sumpah Pemuda untuk kemerdekaan.
Era sebelum berkumandangnya proklamasi sebagian masyarakat Indonesia tiada henti-hentinya untuk berjuang mempertahankan negeri dari belenggu kolonial. Tanpa terkecuali, para pemuda yang memiliki hasrat dan semangat untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Perlawanan masyarakat pribumi tidak melulu melalui peperangan atau adu fisik, melainkan juga lewat organisasi atau perhimpunan. Media tersebut menjadi wadah bagi para pejuang baik itu pemuda hingga tokoh nasional melawan kekuasaan kolonial, terutama dalam bidang pendidikan.
-
Kenapa Sumpah Pemuda penting untuk Indonesia? Sumpah Pemuda memiliki makna penting dalam sejarah Indonesia. Sebab menjadi momentum penyatuan para pemuda dari berbagai etnis dan latar belakang untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
-
Siapa saja tokoh Sumpah Pemuda? Di tangan setidaknya 13 tokoh serta para pemuda pemudi Indonesia, Sumpah Pemuda tercetus pada Kongres Pemuda II.
-
Siapa yang menggagas Sumpah Pemuda? Peristiwa yang terjadi pada 28 Oktober 1928 ini digagas oleh golongan pemuda yang ingin menyatakan janji persatuan.
-
Siapa pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia? Lafran Pane dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia dan telah menyandang gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Kapan Sumpah Pemuda dirayakan? Tanggal 28 Oktober menjadi momen paling bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Mungkin kita semua mengetahui hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober. Akan tetapi, terdapat sejarah panjang sebelum lahirnya peristiwa tersebut yaitu peran besar dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia atau disingkat PPPI.
PPPI bukan hanya semata-mata sebagai wadah perkumpulan anak muda atau mahasiswa saja. Mereka memiliki niat dan tujuan khusus di bidang pendidikan nasional. Para anggota didik akan dibina untuk menjadi pemimpin bangsanya demi mencapai negara yang berdaulat penuh.
Latar Belakang Berdirinya PPPI
Dirangkum dari berbagai sumber, Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia atau ejaan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia berdiri pada September 1926 oleh sekelompok mahasiswa dari Rechtshoogeschool atau sekolah hukum, Stovia atau sekolah kedokteran, dan Technische Hoogeschool atau sekolah ilmu teknik.
Beberapa nama besar yang pada saat itu masih menjadi mahasiswa di balik berdirinya PPPI ada Raden Tumenggung, Soegondo Djojopoespito, Abdullah Sigit, Suwiryo, Suryono, Susalit, Goenarso, dan lain sebagainya.
Latar Belakang lahirnya perhimpunan ini karena para kaum muda dianggap mampu menjadi kekuatan besar apabila bersatu dalam melawan pemerintah kolonial Belanda.
Maka dari itu, selain berfokus pada pendidikan, PPPI juga secara aktif bekerja untuk menyatukan berbagai organisasi pemuda yang tersebar di seluruh Hindia Belanda.
Wadah Pengabdian Masyarakat
Mengutip situs esi.kemdikbud.go.id, PPPI juga menjadi wadah bagi mahasiswa Indonesia yang ingin mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan latihan sosial. Nantinya para anggota akan dididik untuk membimbing bangsa mencapai kemerdekaan.
Pada perkembangannya, perhimpunan ini berhasil membentuk Komisi Publikasi yang betugas menerbitkan buku-buku dan brosur yang dibutuhkan dalam perjuangan kemerdekaan. Salah satu buku hasil terbitannya tentang Hak-Hak Dasar, lalu ada brosur tentang “Hak berkumpul dan bersidang”, dan juga majalah Indonesia Raya.
Jumlah Anggota Selalu Meningkat
Lahirnya PPPI ini menjadi titik terang bagi mahasiswa yang ingin mengabdi kepada masyarakat sekaligus membebaskan diri dari belenggu kolonial. Dengan tujuan yang jelas, PPPI dari waktu ke waktu memiliki jumlah anggota yang terus meningkat.
Pada masa organisasi kepemimpinan pertama yang dipegang oleh Sigit (1926-1927) terdapat 17 orang anggota. Masa kedua yang diketuai oleh Sugondo (1928-1929) berhasil merekrut sebanyak 113 orang. Pada masa ketiga oleh Sunarko Reksodiputro (1930-1931) jumlah menambah menjadi 228 orang.
Tepat pada tahun 1931, PPPI terus menambah keanggotaannya sampai pada akhirnya seluruh mahasiswa Indonesia bernaung di bawah payung PPPI.
Momentum Kongres Pemuda
Pada saat Kongres Pemuda Indonesia I yang berlangsung di Jakarta pada 30 April 1926 itu PPPI mengajukan usulan penggabungan atau fusi semua organisasi pemuda dalam satu badan perhimpunan massa muda Indonesia. Kongres ini dihadiri oleh berbagai perhimpunan dari seluruh Indonesia, mulai dari Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks Bond, dan lain sebagainya.
Dengan tekad usulan yang begitu kuat dalam menggabungkan organisasi pemuda, akhirnya diadakanlah Kongres Pemuda Indonesia II pada 26 Oktoboer 1928 di Jakarta. Dari kongres ini melahirkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober yang mengandung persatuan tanah air, bangsa, dan juga bahasa.
Pada 28 Desember 1930, fusi organisasi pemuda pun terwujud saat kongres berlangsung dan berhasil membentuk Indonesia Muda. Tujuannya adalah untuk memperkuat rasa persatuan di kalangan pelajar serta membangun dan mempertahankan keinsyafan pemuda.