Mengenal Sumatra Thawalib, Salah Satu Organisasi Massa Islam Tertua dari Sumatra Barat
Organisasi Sumatra Thawalib berkontribusi besar bagi perkembangan Islam di Nusantara.
Organisasi Sumatra Thawalib berkontribusi besar bagi perkembangan Islam di Nusantara.
Mengenal Sumatra Thawalib, Salah Satu Organisasi Massa Islam Tertua dari Sumatra Barat
Pulau Sumatra merupakan salah satu wilayah dengan sejarah perkembangan Islam yang cukup berpengaruh pada masanya. Banyak pergerakan dan tokoh-tokoh yang memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Sumatra.
Sampai pada akhirnya terbentuklah sebuah organisasi-organisasi bercorak agama Islam yang ada sejak zaman penjajahan Belanda. Tak sedikit dari golongan Islam yang turut berperang dan melawan tentara Belanda di tanah Sumatra.
-
Siapa pendiri Sumatra Thawalib? Buah pemikiran modern itu terbentuklah Sumatra Thawalib yang menjadi sekolah Islam modern pertama yang berdiri di Indonesia.
-
Siapa yang mendirikan Sumatera Thawalib? Pada usia 10 tahun, ayahnya mendirikan sekolah dan perguruan tinggi bernama Sumatera Thawalib di Padang Panjang.
-
Siapa pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah? Perti didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar-Rasuli.
-
Apa tujuan utama Persatuan Tarbiyah Islamiyah? Berdirinya Perti ini tak lepas dari pihak kaum tua yang ingin mempertahankan i'tiqad Ahlu Sunnah Wal Jammah dan Mazhab Syafi'i di tengah gempuran kaum muda yang cenderung menentang sistem tersebut.
-
Kenapa Abdul Karim mendirikan Sumatra Thawalib? Buah pemikiran modern itu terbentuklah Sumatra Thawalib yang menjadi sekolah Islam modern pertama yang berdiri di Indonesia.
-
Apa kontribusi Rivai Abdul Manaf Nasution untuk pendidikan Islam di Sumatera Utara? Taman Pendidikan Islam (TPI) yang ia dirikan ini menjadi semangat baru dunia edukasi di Sumatera Utara pasca kemerdekaan. Sebagai pendiri, Rivai mencoba memanfaatkan momen pasca kolonialisasi sebagai masa untuk bangkit dan membangun peradaban baru. Ia kemudian mewadahinya melalui jalur pendidikan.
Salah satu organisasi yang bergerak di bidang agama Islam itu adalah Sumatra Thawalib. Organisasi ini menjadi awal berdirinya kelompok massa berbasis Islam yang ada di Sumatra Barat.
Lantas, bagaimana sejarah berdirinya Sumatra Thawalib? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Pendidikan Agama
Sebelum terbentuknya Sumatra Thawalib, budaya belajar dan sistem pendidikan agama Islam di Minangkabau masih mengandalkan surau.
Sistem pendidikan tersebut masih terus bertahan di tengah perkembangan ilmu islam. Di sisi lain, banyak juga surau yang tidak ingin ketinggalan zaman dengan perkembangan Madrasah.
Pendidikan agama Islam di Sumatra Barat tak lepas dari Surau Jembatan Besi yang berdiri tahun 1914 oleh Abdullah Ahmad dan Abdul Karim Amrullah. Surau ini memegang peran penting dalam mengajarkan ilmu Islam sekaligus pembawa perubahan.
Kemudian, pada tahun 1915 didirikan Koperasi Pelajar yang dikembangkan oleh Haji Hasyim. Di sinilah, surau-surau menerima ide pembaharuan yang mayoritas berasal dari wilayah Barat.
Cikal Bakal Sumatra Thawalib
Dengan hadirnya Koperasi Pelajar ini tentu membuka cakrawala dan jendela ilmu yang baru setiap pelajar muslim di Sumatra.
Pada tahun 1918, nama Koperasi Pelajar berubah menjadi Sumatra Thawalib yang dicanangkan oleh Ichwan, El Yunusy, Jalaluddin Thalib, dan Inyiak Mandua Basa pada tahun 1919.
Setahun sesudahnya, di surau milik Syekh Muhammad Jamil Jambek di Bukittinggi ada pertemuan antara pelajar Sumatra Thawalib dengan pelajar Parabek.
Pada akhirnya disepakati bahwa kedua pihak bergabung dan jadilah lembaga pendidikan dengan nama Sumatra Thawalib.
Setelah terbentuknya Sumatra Thawalib ini para tokoh mulai mengajak secara terang-terangan ke surau di seluruh Sumatra Barat untuk bergabung.
Cara ini berjalan sukses dan beberapa surau yang dikepalai oleh Sumatra Thawalib sudah tersebar di beberapa daerah seperti Payakumbuh, Batusangkar, hingga Maninjau.
Terbuka Dengan Pembaharuan
Meski Sumatra Thawalib sudah berdiri ratusan tahun, sampai sekarang warisan sistem pendidikannya masih terus dirasakan. Tokoh besar seperti Haji Rasul, El Yunusy, dan ulama Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim terus menekankan untuk terbuka dengan pembaharuan terutama dari Barat.
Dengan hadirnya Sumatra Thawalib dengan ajaran-ajaran pembaharuannya, hal ini langsung dirasakan dampaknya pada abad ke-20 ketika penjajah mulai menduduki Nusantara.
Jejak Peninggalan
Mengutip dari beberapa sumber, para guru di Sumatra Thawalib membentuk perkumpulan bernama Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) pada tahun 1928.
Sementara itu, dua tahun setelahnya giliran para alumni Sumatra Thawalib ikut mendirikan organisasi nasionalis bercorak Islam bernama Persatuan Muslim Indonesia (PERMI), cikal bakal menjadi partai politik. Salah satu tokohnya yaitu Rasuna Said.
Di bidang pendidikan, Sumatra Thawalib juga meninggalkan jejaknya yang masih bertahan sampai saat ini. Contohnya seperti Pondok Pesantren Sumatra Thawalib Parabek di Padang Panjang, dan Darul Funun di Padang Japang.