Menelisik Sejarah Darul Funun, Lembaga Pendidikan Islam Tertua di Indonesia yang Diadopsi dari Turki Usmani
Namanya sempat menjadi bagian dari pendidikan Islam masa pergerakan nasional yang diadopsi dari pendidikan tinggi masa kekhalifahan Turki Usmani.

Namanya sempat menjadi bagian dari pendidikan Islam masa pergerakan nasional yang diadopsi dari pendidikan tinggi masa kekhalifahan Turki Usmani.

Menelisik Sejarah Darul Funun, Lembaga Pendidikan Islam Tertua di Indonesia yang Diadopsi dari Turki Usmani
Pendidikan Islam di era kolonial hingga pergerakan nasional begitu gencar dilakukan. Banyak sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan yang berdiri untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak pribumi.
Pulau Sumatra merupakan salah satu basis pendidikan Islam yang cukup berkembang di Indonesia. Jauh sebelum adanya Taman Siswa, lembaga pendidikan di sana sudah berdiri karena tak lepas dari pengaruh Barat.
(Foto: darulfunun.or.id)
Salah satu institusi atau lembaga pendidikan Islam yang cukup bersejarah di Indonesia adalah Darul Funun El-Abbasiyah. Dihimpun dari situs darulfunun.or.id, lembaga ini dirintis pada tahun 1854 di Padang Japang dengan nama Pengajian Surau Gadang.
Lembaga ini didirikan oleh Syekh Abdullah "Datuk Jabok" yang kemudian diteruskan oleh anak-anaknya, yaitu Syekh Mustafa Abdullah dan Syekh Abbad Abdullah. Keduanya berperan penting dalam reformasi sistem pendidikan Islam.
Asal-usul Darul Funun
Mengutip dari beberapa sumber, Darul Funun diambil dari bahasa arab atau persia yang berarti keragaman, seni, dan ilmu pengetahuan. Kemudian ada pula istilah "Institusi Pendidikan" dalam bahasa Turki.
Nama ini diduga diciptakan oleh Abdullah A. Afifi, seorang peneliti Institute for Development, Research, and Initiative atau IDRIS kemudian diadopsi oleh Syekh Abbas Abdullah dari nama konsep madrasah pendidikan tinggi di era Turki Usmani.

Kemudian, model pendidikan Darul Funun ini berasal dari pengembangan institusi madrasah yang dilakukan oleh Muhammad Al-fatih sesudah menaklukkan Konstantinopel atau sekarang disebut Istanbul.
(Foto: Wikipedia)
Sejarah Awal
Perguruan ini awalnya merupakan sebuah surau yang menjadi tempat belajar mengaji bagi pemuda setelah mencapai usia akil baligh. Lokasinya pun sangat strategis dalam memperjuangkan pertahanan sipil. Surau ini juga sempat digunakan sebagai penempaan para pemuda untuk persiapan perjuangan.
Dalam perjalanannya, Darul Funun memiliki beberapa periode pengembangan dan juga menghadapi tantangan zaman mulai dari pra-kemerdekaan, proses kemerdekaan, hingga pasca kemerdekaan.
Sejak tahun 1950, Darul Funun berada dalam naungan Lembaga Wakaf Darul Funun. Saat ini, misi mereka adalah sebagai wadah pendidikan yang inklusif, dakwah agama Islam dan pembangunan masyarakat.
Pionir Pengajaran Agama
Selama berdirinya Darul Funun, masa keemasannya ketika perguruan ini dikenal sebagai pionir pengajaran pengetahuan agama dan umum. Adanya Darul Funun menambah semangat pelajar untuk sekolah di tempat ini, mulai dari seluruh daerah Sumatra dan hingga Semenanjung Melayu.
Pengembangan pendidikan sains dan agama ini kemudian dikembangkan dan disebarkan oleh murid-murid lulusan Darul Funun, seperti Buya Zainuddin Labay, K.H. Imam Zarkasyi, dan lain sebagainya.
(Foto: darulfunun.or.id)

Tanpa dipastikan apa penyebabnya, Darul Funun sempat luluh lantah dan tidak terurus akibat perang yang berkepanjangan. Banyak sekali dokumen-dokumen serta catatan sejarah yang rusak ataupun hilang.