Mengunjungi Masjid Jami Al Yaqin Bandar Lampung, Dulu Melawan Belanda dengan Pengajian
Masjid ini dulu sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
Masjid ini dulu sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
Mengunjungi Masjid Jami Al Yaqin Bandar Lampung, Dulu Melawan Belanda dengan Pengajian
Masjid Jami Al Yaqin merupakan salah satu rumah ibadah legendaris yang berdiri di Kota Bandar Lampung. Bangunan ini telah ada sejak tahun 1800-an, dan menjadi salah satu lokasi penyebaran agama Islam di ujung selatan pulau Sumatera.
Tak hanya sebagai tempat beribadah, karena lokasi ini pernah dijadikan sebagai basis perjuangan rakyat dan para ulama. Kabarnya, masjid ini sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Di mana Masjid Langgar Tinggi berada? Balkon kayu kuno dan pilar beton lawas menghiasi sisi samping Masjid Langgar Tinggi di Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat. Gaya keseluruhan bangunan khas tradisional era kolonial, dengan perpaduan berbagai negara.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan di Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Dimana letak Museum Negeri Lampung? Museum ini menjadi yang pertama dan terbesar se-Provinsi Lampung yang beralamatkan di Jalan ZA Pagar Alam, No.64, Bandar Lampung.
-
Siapa pahlawan nasional yang berjuang di Masjid Tuo Ampang Gadang? Masjid ini sudah menjadi saksi bisu masuknya peradaban Islam di Sumatera Barat hingga perjuangan pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol.
-
Kapan Masjid Langgar Tinggi dibangun? Agar mempermudah proses penyampaian informasi seputar ke-Islaman, mereka sepakat membangun sebuah musala pada 1829. Bentuknya sederhana. Hanya bermaterialkan kayu dan tembok sehingga menjadi sebuah tempat ibadah yang layak.
Walau berusia lebih dari 200 tahun, kesan kuno masih dipertahankan di masjid ini sehingga menambah kesan unik di tampilannya.
Secara administrasi, Masjid Jami Al Yaqin terletak persis di Jalan Raden Intan Nomor 125, Kelurahan Pelita, Kecamatan Enggal.
Yuk kenalan dengan kisah menarik Masjid Jami Al Yaqin di Kota Bandar Lampung.
Dibangun oleh Warga Keturunan Bengkulu
Mengutip duniamasjid.islamic-center.or.id, mulanya, masjid dibangun oleh pendatang dari Bengkulu berbentuk sederhana.
Foto: Facebook Masjid Jami Al Yaqin
Ketika itu, strukturnya masih kecil dan hanya berbentuk surau dan belum memiliki nama. Penggunaannya pun sebatas keperluan pribadi dengan atap yang masih menggunakan rumbia.
Karena banyak disinggahi orang, surau kemudian diperbesar hingga bentuknya menyerupai musala pada 1882.
Sebelumnya, musala ini berada di Pasar Bawah, dan dipindahkan ke lokasi saat ini pada tahun 1912 dengan cara digotong beramai-ramai.
Direnovasi Besar Pada 1923
Setelah menempati lahan saat ini dengan luas 1.110 meter persegi, musala direnovasi kembali dan dipugar. Hasilnya, bangunan menjadi semi masjid dengan dinding yang mulai diperkeras dengan tumpukan batu bata.
Agar makin kuat, dinding diberi lapisan semen dan kapur sehingga lebih kokoh dan tahan lama. Masjid juga diberi akesoris kubah dan mampu menampung jemaah lebih banyak.
Sebelum diberi nama Al Yaqin, masjid ini dinamai Enggal Perdana dan banyak disinggahi oleh pendatang asal Bengkulu.
Jadi Pusat Syiar Agama Islam
Di tahun 1923 sampai 1950-an, masjid ini menjadi pusat penyebaran Agama Islam khususnya di wilayah Kota Bandar Lampung.
Banyak yang datang untuk beribadah di sini, termasuk mengikuti pengajian yang banyak digelar.
Karena lebih luas, tak sekedar pendatang asal Bengkulu yang beribadah namun juga banyak dari daerah lain yang salat di sana, sekaligus singgah untuk beristirahat.
Ketika itu, masjid ini menjadi semakin ramai dengan berbagai aktivitas keagamaan. Namun, lama kelamaan, pasukan kolonial Belanda mengendus aktivitas tersembunyi, yakni menyusun rencana perlawanan.
Melawan Belanda dengan Pengajian
Umat yang semakin banyak, membuat kegiatan masjid pun tidak pernah berhenti. Salah satu yang sering dilaksanakan adalah pengajian, dengan ulama-ulama yang berpengaruh dan terkenal pada saat itu seperti KH Ali Tasim yang merupakan panglima Hizbullah.
Mengutip ANTARA, Semangat KH Ali Tasim yang menggebu-gebu untuk melawan Belanda kemudian rutin mengadakan kajian. Salah satu pesan yang disuarakan adalah semangat perjuangan dan perlawanan yang selalu disampaikan dalam pengajiannya.
Dari pengajian ini, umat Islam kemudian terkumpul dan bersatu serta melakukan perlawanan baik secara langsung maupun menggunakan strategi gerilya. Dari sana, Belanda kewalahan sehingga masjid ini juga dikenal sebagai basis perjuangan rakyat.
Jadi Masjid Terbersih dan Ekonomi Kerakyatan
Di tahun 1963, masjid ini kemudian diresmikan dengan nama Al Yaqin.
Foto: duniamasjid.islamic-center.or.id
Pemugaran dilakukan besar-besaran, mulai dari pengerasan dinding, penggantian kubah, perluasan bangunan sampai pengecatan dan penambahan ornament kaligrafi oleh santri asal Jawa Barat.
Kemudian, masjid ini berulang kali menjadi contoh dan memenangkan kejuaraan sebagai masjid terbersih dan menginspirasi di wilayah Bandar Lampung. Masjid juga kerap didatangi ulama dari pulau Jawa untuk mengisi ceramah.
Masjid juga berperan sebagai pelopor ekonomi kerakyatan melalui pendirian Koperasi Serba Usaha (KSU) yang dananya berasal dari kas masjid. KSU ini bergerak di bidang simpan pinjam, dan saat ini telah memiliki 40 anggota. Setiap anggota dapat meminjam antara Rp50.000 hingga Rp100.000 tanpa bunga.