Mengunjungi Museum Negeri Lampung, Menyimpan Ribuan Koleksi Benda Bersejarah
Museum ini menjadi yang pertama dan terbesar se-Provinsi Lampung.
Museum ini menjadi yang pertama dan terbesar se-Provinsi Lampung.
Mengunjungi Museum Negeri Lampung, Menyimpan Ribuan Koleksi Benda Bersejarah
Provinsi Lampung memiliki banyak peninggalan sejarah yang tidak ternilai harganya. Demi menjaga benda sejarah agar tidak rusak bahkan hilang, maka diperlukannya sebuah bangunan penunjang yaitu Museum Negeri Lampung.
Museum ini menjadi yang pertama dan terbesar se-Provinsi Lampung yang beralamatkan di Jalan ZA Pagar Alam, No.64, Bandar Lampung. Letaknya sendiri cukup strategis hanya sekitar 30 menit perjalanan dari pusat kota. (Foto: Instagram/museumlampung_ruwajurai)
-
Apa yang bisa dinikmati di Museum Negeri Lampung? Di sini, banyak sekali koleksi benda-benda hasil seni, keramik dari negeri Siam dan negeri Cina dari zaman Dinasti Ming, stempel dan mata uang kuno berasal dari masa penjajahan Belanda.
-
Kapan Museum Lampung buka? Museum ini buka setiap hari kecuali hari Senin, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
-
Apa yang ada di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama? Koleksi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama sebagian besar berasal dari penelitian yang dilakukan di kawasan Banten Lama.
-
Apa isi dari Museum Kenangan Semeru? Museum ini berisi barang-barang kenangan, seperti foto dokumentasi, peralatan rumah tangga, tempat tidur, sofa, dan lain-lainnya.
-
Dimana Museum Nasional berada? Museum Nasional yang terletak di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat itu saat ini dijaga ketat TNI, Polri, dan pasukan pengamanan museum usai bagian gedung A dilalap si jago merah.
-
Museum Balaputera Dewa menyimpan apa saja? Museum yang berdiri di lahan seluas 23.565 meter persegi tersebut mengoleksi benda-benda peninggalan dari zaman pra-sejarah sampai zaman Kerajaan Palembang bahkan hingga zaman Kolonialisme Belanda.
Museum Negeri Lampung ini sudah menyimpan berbagai macam koleksi benda-benda sejarah dari berbagai suku dan etnis dari masa ke masa. Namun, koleksi paling ditonjolkan adalah warisan dari kelompok adat Lampung yaitu Saibatin dan Pepadun.
Ingin tahu lebih lanjut tentang museum ini? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun merdeka.com (10/6) dari berbagai sumber berikut.
Museum "Ruwa Jurai"
Museum Negeri Lampung sudah dibangun sejak tahun 1975 yang diusung oleh Kepala Kantor Pembinaan Permuseuman Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Lampung di Tanjung Karang.
Peletakan batu pertama pada museum ini baru dilakukan pada tahun 1978 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hassan pada tanggal 24 September 1988. Saat itu juga bertepatan dengan peringatan Hari Aksara Internasional.
Melansir dari beberapa sumber, museum ini telah diabadikan sebuah nama yaitu "Ruwa Jurai" yang diambil dari tulisan "Sai Bumi Ruwa Jurai" yang ada dalam logo Provinsi Lampung dan resmi digunakan pada museum ini mulai tahun 1990.
Ribuan Koleksi
Dihimpun dari berbagai sumber, Museum Negeri Lampung sudah mengoleksi ribuan benda bersejarah yang terbagi dalam beberapa jenis koleksi, seperti geologika, biologika, etnografika, historika, dan lain sebagainya.
Koleksi yang paling diperlihatkan di museum ini adalah dari kelompok adat yang terkenal di Lampung yaitu Saibatin dan Pepadun. Kedua suku ini memiliki ciri sendiri dalam berbagai hal terutama tentang upacara adat dan kearifan lokal.
Di museum ini akan diperlihatkan secara detail dan runtut terkait ritual-ritual yang dilakukan oleh dua kelompok adat tersebut. Selain itu, masih ada peninggalannya dari masa kolonial, masa kedatangan Islam hingga sejarah kemerdekaan. (Foto: museum.kemdikbud.go.id)
Meriam Kuno yang Ikonik
Selain benda-benda kebudayaan dari dua kelompok suku di Lampung, masih ada peninggalan kolonial Belanda salah satunya meriam kuno yang begitu ikonik. Benda ini menjadi salah satu yang paling berharga dalam koleksi museum tersebut.
Kemudian ada replika rumah tradisional Lampung yang ada di bagian halaman museum. Rumah ini berbentuk panggung karena untuk menghindari dari sergapan binatang buas.
Bola besi ini identik dengan identitas Lampung sebagai daerah tujuan transmigrasi pada tahun 1953-1956. Bola besi ini digunakan untuk membuka lahan transmigrasi di wilayah Kabupaten Lampung Timur, khususnya Raman Utara, Lampung Timur.