Meresapi Makna Kelahiran hingga Kematian di Museum Samsara Bali, Bikin Hidup Semakin Bermakna
Meresapi Makna Kelahiran hingga Kematian di Museum Samsara Bali, Bikin Hidup Semakin Bermakna
Masyarakat Bali meyakini manusia lahir berulang kali menuju kesempurnaan
Meresapi Makna Kelahiran hingga Kematian di Museum Samsara Bali, Bikin Hidup Semakin Bermakna
Samsara Living Museum atau Museum Kehidupan Samsara merupakan salah satu pengejawantahan Museum Kehidupan Karangasem yang mengangkat tema tentang siklus hidup manusia Bali.
-
Kapan hidup kita menjadi bermakna? Hidup menjadi bermakna ketika kamu menjadi termotivasi, menetapkan tujuan, dan mengejarnya dengan cara yang tak terhentikan.
-
Apa isi dari Museum Kenangan Semeru? Museum ini berisi barang-barang kenangan, seperti foto dokumentasi, peralatan rumah tangga, tempat tidur, sofa, dan lain-lainnya.
-
Mengapa Museum Bahari di Jakarta Utara penting? Berbicara soal jejak kejayaan rempah, Museum Bahari di Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, menjadi tempat yang cocok untuk napak tilas masa silam.
-
Apa makna hidup yang sebenarnya? Hidup yang berarti datang ketika kita belajar untuk menghargai keunikan dan perbedaan setiap individu di sekitar kita.
-
Dimana kita dapat menemukan filosofi Jawa tentang kehidupan? Bahasa Jawa memiliki beragam kalimat yang mengandung filosofi tentang kehidupan.
-
Apa simbol hubungan manusia dan alam di Bali? Sebab, dalam filosofi warga Hindu di Bali, pohon kelapa kerap kali dianggap sebagai simbol hubungan timbal-balik antara manusia dan alam.
Profil
Mengutip situs Pemkab Karangasem, konsep Museum Kehidupan Samsara mengangkat tema tentang siklus hidup manusia Bali.
Dimulai dari berbagai nilai dan tradisi yang melekat sejak bayi berada di dalam kandungan, kemudian lahir ke dunia, hidup dan mati bahkan hingga menyatu dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa dan tercapainya kesempurnaan.
Semuanya dibingkai dalam ritual, sarana upakara.
Isi Museum
Ada 14 rentetan upacara Hindu yang disajikan dalam bentuk foto, beserta penjelasan dan alatnya di dalam museum.
Museum ini juga memperlihatkan aktivitas sehari-hari masyarakat setempat. Mulai pembuatan sarana tetabuhan (arak, brem), meulat-ulatan, mejejahitan, melukis wayang, hingga kegiatan kesenian khas seperti mecakepung/genjek, dan ngoncang.
Keseruan
Mengutip situs indonesia.go.id, saat wisatawan tiba di Museum Samsara, pertama mereka akan diberikan kain beserta selendang dan jamu sebagai minuman selamat datang.
Selanjutnya, wisatawan akan melihat proses ngoncang atau menumbuk padi secara tradisional yang dilakukan oleh ibu-ibu sekitar.
Selanjutnya, pemandu akan menjelaskan isi museum dan apa yang ada di sekitarnya.
Museum ini terbentang di areal seluas 80 hektare atau 8.000 meter persegi. Terdiri dari ruang hijau terbuka dan beberapa bangunan tradisional. Salah satunya gedung museum yang menjabarkan 14 tahapan upacara pada siklus hidup manusia Bali.
14 Upacara
Adapun 14 upacara Hindu yang biasa dilakukan masyarakat Bali dan diajarkan di Museum Samsara yakni sebagai berikut.
Museum Samsara BaliNgrujak
Ngrujak diberikan kepada wanita yang sedang hamil muda, dengan tujuan memperkuat kehamilan ibu dan mengurangi risiko keguguran. Beragam buah dicampurkan untuk dikonsumsi pada tahap ini, seperti pisang, delima, pepaya, mangga, belimbing, badung, kecubung, gula aren, dan madu.
Tahap kedua, Magedong-gedongan, yaitu upacara untuk wanita dengan usia kehamilan 3-6 bulan. Tujuannya memurnikan dan menjaga keselamatan janin dan ibu, agar nantinya sang anak lahir menjadi orang baik.
Ketiga, setelah bayi lahir dilakukan Nanem Ari-ari. Tujuannya memohon perlindungan, umur panjang, serta keselamatan bagi si bayi. Prosesnya, ari-ari dicuci sampai bersih, dibungkus dengan kain kasa, diisi rempah-rempah, dimasukkan ke dalam kelapa lalu dikuburkan.
Kelima, Mapag Rare, yaitu penyambutan bayi yang berusia 12 hari sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan.
Keenam, Ngeles Kekambuh, upacara yang dilakukan kepada bayi setelah berusia satu bulan tujuh hari atau 42 hari.
Pada saat bayi berusia tiga bulan atau 105 hari digelar upacara Nelu Bulanin, kemudian pada usia enam bulan digelar Ngenem Bulanin, di mana bayi diizinkan menginjak tanah untuk pertama kalinya.
Tahap kesembilan yaitu Mekutang Rambut, yaitu penanda bahwa bayi telah menjadi manusia sempurna. Pada tahap ini dilakukan upacara pemotongan rambut.
Pada tahap kesepuluh digelar Semayut Meketus lan Menek Kelih, yaitu upacara untuk anak yang kehilangan gigi pertamanya dan ketika anak menginjak remaja.
Setelah menginjak remaja, anak dapat melakukan upacara Metatah atau dikenal potong gigi.
Selanjutnya Pawiwahan atau menikah.
Ketika meninggal dunia, manusia Hindu Bali akan dibuatkan upacara Ngaben. Pada tahap terakhir dalam siklus hidup adalah Atma Wedana, yaitu upacara untuk menyatukan kembali kepada Sang Pencipta.