Deretan Aset Bersejarah di Museum Nasional Indonesia, Ada Titipan Kemenkeu
Museum Nasional mengalami kebakaran kemarin malam.
Museum Nasional mengalami kebakaran kemarin malam.
Deretan Aset Bersejarah di Museum Nasional Indonesia, Ada Titipan Kemenkeu
Museum Nasional Indonesia, atau yang sering disebut dengan Museum Gajah, adalah sebuah museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang terletak di Jakarta Pusat dan persisnya di Jalan Merdeka Barat 12.
Sayangnya, museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara ini mengalami kebakaran kemarin malam, Sabtu (16/9).
Museum ini banyak mengoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara.
Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan barang-barang kerajinan.
Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, buku langka dan benda berharga.
Catatan di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa koleksi telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal sebagai yang terlengkap di Indonesia.
Pada tahun 2006 jumlah koleksi museum sudah melebihi 140.000 buah, meskipun hanya sepertiganya yang dapat diperlihatkan kepada khalayak.
Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba didirikan, koleksi Museum Gajah juga meliputi naskah-naskah manuskrip kuno.
Naskah-naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Gajah lainnya kini disimpan di Perpustakaan Nasional.
Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini cukup lengkap.
Koleksi yang menarik adalah patung Bhairawa. Patung yang tertinggi di Museum Nasional ini (414 cm) merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan Boddhisatwa (pancaran Buddha) di Bumi.
Patung ini berupa laki-laki berdiri di atas mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir terbuat dari tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab di tangan kanannya. Diperkirakan, patung yang ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat ini berasal dari abad ke 13-14.
Selain itu, Museum Nasional juga pernah menerima aset dari Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi Kementerian Keuangan, berupa uang logam khusus yang terbuat dengan bahan emas 23 karat (95,833%).
Uang logam tersebut diterbitkan oleh Bank Indonesia dalam rangka Peringatan Emas 50 Tahun Republik Indonesia Merdeka, terdiri dari 2 (dua) seri, yaitu Seri Presiden dan Seri Demokrasi.
Penyerahan ini dalam rangka memberikan kepastian status hukum Aset Inventaris Eks Bank Dalam Likuidasi (BDL) berupa koin emas.
Aset inventaris eks BDL yang dimohonkan untuk ditetapkan sebagai Barang Milik Negara pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut berupa 10 (sepuluh) keping koin emas milik PT Bank Anrico, Dalam Likuidasi (DL).
PT Bank Anrico (DL) telah dicabut izin usahanya berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 526/KMK.017/1997 tanggal 1 November 1997 yang dilanjutkan dengan proses likuidasi.Pemerintah telah memberikan dana talangan untuk pembayaran kewajiban PT Bank Anrico (DL) kepada nasabah penyimpan dana dan/atau kreditur.
Karena Pemerintah merupakan lembaga yang dalam kedudukannya telah membayar terlebih dahulu sebagian atau seluruh hak nasabah penyimpan dana, maka kedudukan Pemerintah menggantikan kedudukan nasabah penyimpan dana.
Proses likuidasi seharusnya selesai dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan 180 (seratus delapan puluh) hari terhitung sejak tanggal dibentuknya Tim Likuidasi, tetapi karena adanya berbagai kendala yang dihadapi Tim Likuidasi PT Bank Anrico (DL), masih terdapat aset PT Bank Anrico (DL) yang belum dapat dicairkan dan kewajiban PT Bank Anrico (DL) kepada Pemerintah belum dapat dilunasi.
Oleh karena itu, dalam rangka penyelesaian proses likuidasi PT Bank Anrico (DL), maka pada tanggal 7 Juni 2007 dilakukan serah terima aset dari Tim Likuidasi PT Bank Anrico (DL) kepada Pemerintah c.q. Kementerian Keuangan.
Salah satu aset yang diserahterimakan adalah aset inventaris berupa koin emas yang dimohonkan untuk ditetapkan sebagai BMN pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.