Melancong ke Paser, Yuk Wisata Sejarah ke Museum Sadurengas
Museum Sadurengas terletak di Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, yang merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir.
Museum Sadurengas terletak di Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, yang merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir (Aji Tenggara) pada tahun 1844-1873, kemudian dijadikan istana Kesultanan oleh Sultan Ibrahim Khaliluddin pada abad ke 19.
Bangunan ini terbagi 2 bagian yaitu bagian yang pertama (bagian tengah bangunan sd bagian belakang yang merupakan tempat tinggal Aji Tenggara), dan bagian yang kedua (penambahan bangunan bagian depan) yang dilakukan oleh Sultan Ibrahim Khaliluddin. Bangunan inilah yang selanjutnya di jadikan Museum hingga sekarang.
Di samping bangunan museum, terdapat juga bangunan Masjid Nurul Ibadah yang merupakan satu kesatuan dengan museum sadurengas, yang dibangun pada masa pemerintahan Aji Tenggara, Dengan satu kesatuan inilah, maka pada Tahun 1999 dikeluarkan SK Mendikbud tanggal 12 Januari, bahwa Museum Sadurengas dan masjid Nurul Ibadah sebagai Benda Cagar Budaya Nasional.
Museum Sadurengas, Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser merupakan salah satu museum local yang ada di Kalimantan timur, yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan, merawat benda-benda hasil karya budaya manusia pada jaman dahulu, dengan berbagai macam koleksi benda yang terdapat di dalam museum tersebut.
Dalam perkembangannya, museum dan masjid menjadi salaah satu obyek wisata favorit dikalangan wisataawan domestik hingga menjadi agenda tetap tahunan kunjungan wisata pada hari besar Islam hingga saat ini.
Namun pada awal abad ke-19 tempat ini kemudian diperuntukkan sebagai istana Sultan Ibrahim Khaliludin. Bangunannya menyerupai panggung yang dalam bahasa Paser "Kuta Imam Duyu Kina Lenja" artinya "Rumah Kediaman Pemimpin yang Bertingkat".
Museum Sadurengas yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang telah memperoleh SK Mendikbud sebagai salah satu banguna bersejarah dengan ciri khas tersendiri yang mewakili gaya dan kharisma pemerintahan pada masa itu.
Bangunan yang terbuat dari kayu, dengan tanah persegi panjang dan berbentuk panggung. Pada bagian depan yaitu tangga dan teras dengan ukuran 3,45 × 5,68 meter. Terdapat 3 pintu dengan ukuran 2,93 × 186 meter dengan dua pintu double (hagian atas dan bawah pintu dapat dibuka).
Kemudian, terdapat pembagian arena ruang pada bagian dalam ruangan Museum Sadurengas. Yaitu ruangan bagian pertama berukuran 15,4 kanan dan kiri ruangan pertama Ruangan pertama ini adalah ruangan x 13,89 meter dengan 8 jendela di tambahan yang dibangun setelah dibangunnya Museum Sadurengas.
Ruangan kedua terdapat dua kamar yang berukuran dua jendela, Kamar ini merupakan 4,70 × 5,45 meter dengan kamar Sultan dan Putra Mahkota. Ruangan ketiga terdapat kamar Putri dan dayang-dayang dengan ukuran 4,70 × 5,45 Meter.
Terdapat dua ruangan sebelum masuk ke dapur. Ruangan berukuran 2,15 x 4,70 meter. Ini ruangan bagian belakang adalah dapur. Ruangan ini berukuran 17 × 15,4 meter pada bagian ruangan dapur ini terbagi atas 4 bagian, yaitu 3 ruangan memasak dan gudang makanan, dan satu ruang mandi. Dibagian belakang ruangan ini digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan dan tempat tinggal prajurit keraton.
Pada 2008 Museum Sadurengas dan Masjid Nurul Ibadah dilaksanakan Rehab total karna terjadi bencana alam banjir yang menggenangi bangunan. Anggaran tersebut di peroleh dari bantuan dana bencana alam pusat. Hingga selesainya pada tahun 2009 atau 2010.
Kemudian 2018 baru dilakukan rehab kembali dari anggaran daerah berupa pengecatan bagian luar bangunan dan penambahan teras pada bagian belakang berfungsi sebagai museum daerah Kabupaten Paser dengan kondisi bangunan masih tetap terjaga.