Melihat dari Dekat Kemegahan Istana Amantubillah, Jejak Peninggalan Kejayaan Islam di Bumi Mempawah
Dalam perjalanannya istana ini pernah mengalami kebakaran di tahun 1880
Pada masa lampau, Provinsi Kalimantan Barat merupakan sebuah wilayah yang dibentuk dari banyak wilayah kerajaan. Salah satunya adalah Kerajaan Mempawah. Secara administrasi, wilayah kerajaan itu kini sudah tidak ada lagi. Tapi mereka masih punya raja sebagai pemimpin adat yang tetap diwariskan secara turun-temurun. Mereka juga punya istana yang megah sebagai tempat kediaman raja.
Namanya Istana Amantubillah. Istana itu berdiri megah di Desa Pulau Pedalaman, Kecamatan Mempawah Timur, Kalimantan Barat. Istana tersebut dibangun pada masa Pemerintahan Gusti Jamiril yang bergelar Panembahan Adi Wijaya Kesuma (1761-1787). Dia merupakan sultan ke-3 dari Kesultanan Mempawah.
-
Dimana Masjid Raya Imanuddin Berau terletak? Letaknya berada persis di Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana letak Masjid Agung Palembang? Secara geografis, masjid ini berdiri tepat di belakang Benteng Kuto Besak yang dekat dengan aliran Sungai Musi.
-
Dimana masjid kuno itu ditemukan? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Apa yang diwariskan Kesultanan Palembang pada Masjid Agung? Masjid Agung ini merupakan bagian dari peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I atau biasa dikenal dengan Jayo Wikramo.
-
Dimana letak Istana Maimun? Foto berikutnya gambaran Istana Maimun yang bikin pangling. Tahun 1969, Istana tersebut masih begitu sederhana dan tidak rapi. Tetapi, saat ini Istana tersebut berubah.
Berikut selengkapnya:
Sempat Mengalami Kebakaran
Dikutip dari Indonesiakaya.com, Istana Amantubillah sendiri memiliki arti “Aku Beriman Kepada Allah”. Dalam perjalanannya istana ini pernah mengalami kebakaran di tahun 1880, tepatnya saat tampuk kekuasaan dipegang oleh Gusti Ibrahim yang berkuasa antara tahun 1864 hingga 1892.
Istana ini memiliki warna dominan hijau muda. Begitu menginjakkan kaki di area istana, pengunjung akan disambut pintu gerbang istana yang bertuliskan “Mempawah Harus Maju, Malu Dengan Adat”. Begitu melewati gerbang, kita akan melihat halaman dengan rerumputan hijau dan beberapa meriam yang diletakkan di atas rumput.
Bagian Kompleks Istana
Kompleks Istana Amantubillah dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu bangunan utama, sayap kanan, dan sayap kiri. Dulunya bangunan utama di istana ini merupakan singgasana raja beserta permaisuri hingga para keluarga raja. Sementara itu bangunan sayap kanan dijadikan sebagai tempat untuk mempersiapkan jamuan makan bagi kalangan keluarga istana. Segala keperluan jamuan makan bagi para tamu istana disiapkan di bangunan tersebut.
Sementara itu bagian sayap kirinya dijadikan ruang pusat untuk mengurus administrasi pemerintahan kerajaan. Selain itu, bangunan di sayap kiri juga sering digunakan sebagai aula tempat pertemuan para raja dengan para abdi dalem.
Punya Potensi Wisata
Pada Kamis, 9 Februari 2023 kerabat keraton Mempawah kedatangan tamu Istimewa. Dia adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Pihak kerabat keraton menjamu Sandiaga di Istana Amantubillah. Dalam kunjungan itu, sang Menteri mengungkapkan kekagumannya akan istana tersebut. Istana itu memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata budaya dan bisa menjadi magnet wisatawan.
Sandiaga melanjutkan, apabila potensi wisata itu bisa dimaksimalkan, maka lapangan kerja baru akan terbuka. Ia pun berjanji untuk mendorong penguatan pengembangan wisata dan ekonomi kreatif berbasis komunitas di Mempawah.
“Mempawah memiliki potensi wisata berbasis adat, budaya, maupun kearifan lokal serta ekonomi kreatif kekinian,” pungkas Sandiaga seperti dikutip dari Indonesia.go.id.