Sekolah Dasar di Kulon Progo Ini Ternyata Usianya Sudah Ratusan Tahun, Jadi Saksi Perjuangan Bangsa
Pada masa Perang Kemerdekaan, sekolah ini digunakan sebagai markas para pemuda pejuang.
Pada masa Perang Kemerdekaan, sekolah ini digunakan sebagai markas para pemuda pejuang.
Sekolah Dasar di Kulon Progo Ini Ternyata Usianya Sudah Ratusan Tahun, Jadi Saksi Perjuangan Bangsa
Bangunan gedung sekolah yang berada di pinggir jalan Sentolo-Brosot, tepatnya di Pedukuhan Butuh, Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, sepintas seperti bangunan biasa saja, tak ada beda dengan bangunan-bangunan di sekitarnya.
-
Kapan sekolah dalang Mangkunegaran didirikan? Sekolah dalang Keraton Mangkunegaran didirikan pada 17 Januari 1950.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Apa nama sekolah dasar tempat Soekarno belajar? Bung Karno dulu menempuh pendidikan SD di Sekolah Ongko Loro (kini SDN Purwotengah) dan SMP di Europesche Lagere School (ELS) yang kini SMPN 2 Kota Mojokerto.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Apa nama sekolah elit peninggalan Belanda di Bandung? Pada masanya, sekolah itu bernama Hogere Burger School (HBS).
-
Kapan Soto Podjok Kediri berdiri? Terdapat tempat nyoto legendaris di Kota Kediri, Jawa Timur. Kabarnya, warung ini sudah eksis sejak 1926 silam.
Bangunan itu terlihat tua namun arsitekturnya terlihat sederhana. Saat ini, bangunan menjadi bagian dari SD Negeri Butuh. Mengunjungi sekolah itu seakan kita dibawa kembali ke masa lalu, tepatnya pada era Hindia Belanda awal abad ke-20.
Pada masa itulah bangunan ini didirikan. Sejak dari dulu hingga sekarang, bangunan ini digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Mengutip Kemdikbud.go.id, SD Negeri Butuh terletak di Dusun Pereng, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo.
Sekolah ini merupakan salah satu sekolah Kasultanan yang didirikan di Kulon Progo pada masa 1916 Masehi. Bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Jawa.
Guru-gurunya pada waktu itu adalah guru lokal atau orang bumi putera yang berkedudukan sebagai pegawai pemerintah atau negeri. Murid-muridnya berasal dari desa setempat, desa-desa lain di sekitarnya, serta dari Wates.
Murid-murid yang bersekolah di SD Negeri Butuh tidak dibatasi usianya. Orang-orang usia dewasa pun diperbolehkan untuk bersekolah di sini.
Pada masa pendudukan Jepang, SD Negeri Butuh yang dahulu hanya sampai kelas V kemudian berkembang menjadi pendidikan sampai kelas VI. Pada masa Perang Kemerdekaan, SD Negeri Butuh digunakan sebagai markas para pemuda di sekitar Desa Bumirejo.
Mengutip Kemdikbud.go.id, SD Negeri Butuh dibangun menggunakan model bangunan limasan dengan penutup atap dari genteng vlaam. Dindingnya terbuat dari bambu.
Pada tahun 1967, dinding bambu diganti dengan tembok. Untuk sekat antar kelas sampai sekarang masih menggunakan dinding dari bambu.
(Sumber: Kemdikbud.go.id)
Pada tahun 1980-an, dinding bagian atas yang menggunakan strimin diganti dengan teralis dari kayu. Di sisi timur dan barat bangunan terdapat selasar. Pada selasar tersebut terdapat tiang-tiang kayu yang berfungsi sebagai perkuatan bangunan. Lantainya terbuat dari tegel abu-abu berukuran 20x20 cm. Pagar bagian luar dibangun permanen untuk menggantikan pagar yang hanya terbuat dari tanaman.
Walaupun telah termakan usia, saat ini gedung SD Negeri Butuh masih kokoh berdiri dan masih digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Di sekolah ini pula para siswanya diajarkan berbagai kesenian budaya tradisional seperti karawitan, pedalangan, dan macapat.