Kisah SMP N 16 Cirebon yang Bangunannya Bergaya Kerajaan Belanda, Dulu Jadi Sekolah Perempuan Pertama di Kota Udang
Bangunan SMP N 16 Kota Cirebon saat ini sudah berusia 108 tahun.
Bangunan SMP N 16 Kota Cirebon saat ini sudah berusia 108 tahun.
Kisah SMP N 16 Cirebon yang Bangunannya Bergaya Kerajaan Belanda, Dulu Jadi Sekolah Perempuan Pertama di Kota Udang
Pada 1 April 1906, Pemerintah Hindia Belanda meresmikan Kota Cirebon sebagai gemeente, atau wilayah administratif selevel kotamadya. Sebelumnya kedudukan Kota Cirebon hanya sebagai wilayah biasa.
Di masa itu, pengembangan sejumlah fasilitas digencarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, salah satunya pendidikan.
-
Apa bentuk khas Gedung Balai Kota Cirebon? Bangunan yang mirip anjungan kapal ini memiliki nilai sejarah yang kuat.
-
Kapan Gedung Balai Kota Cirebon dibangun? Mengutip laman Kemdikbud, peletakan pertama pondasi bangunan ini dilakukan pada 1926.
-
Apa saja bangunan tua yang ada di Kampung Melayu Semarang? Bangunan-bangunan tuanya, seperti Masjid Menara, gedung tua tak bernama, dan Menara Syahbandar, menyimpan cerita menarik dari masa lampau.
-
Dimana Gedung Balai Kota Cirebon berada? Keberadaan Balai Kota Cirebon di kawasan Jalan Siliwangi Nomor 84, Kecamatan Kejaksan begitu menarik perhatian.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Apa itu Gedung BAT Cirebon? Salah satu bangunan bersejarah tersebut adalah sebuah gedung bekas pabrik rokok bernama British American Tobacco atau BAT. Nuansanya yang artdeco membuat gedung ini selalu jadi incara para penggemar fotografi. Tak hanya memotret suasana, namun calon pengantin juga banyak menjadikannya sebagai tempat untuk pre-wedding.
Banyak sekolah yang dibangun, salah satunya sekolah di Jalan Kebumen, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk.
Sekolah ini menjadi salah satu yang pertama dibangun di Cirebon dengan gaya bangunan khas abad pertengahan Eropa.
Berdasarkan sejarahnya, bangunan ini dulunya pernah difungsikan sebagai sekolah perempuan pertama di Cirebon. Mereka yang bersekolah di sini memiliki prestasi akademik yang gemilang.
Sekolah yang kini menjadi bangunan SMP N 16 jadi bangunan yang memiliki nilai sejarah di Kota Cirebon.
Berusia 108 tahun
Mengutip kanal Youtube Dutch Studies Universitas Indonesia berjudul Nederlandse Sporen in Cirebon – Schoolgebouwen, bangunan SMP N 16 Kota Cirebon saat ini sudah berusia 108 tahun.
Mulanya, bangunan didirikan pada 31 Januari 1916, dan difungsikan bagi pendidikan dasar, khususnya kaum perempuan.
Di sana anak-anak perempuan diajarkan kemampuan sehari-hari, sebagai bekal menjalani kehidupan.
Jadi Sekolah Kepandaian Putri
Sekolah tua itu kemudian menjadi sekolah Kartini, dengan fokus pendidikan di kalangan perempuan agar bisa mandiri dan sejajar dengan kaum laki-laki. Berjalan beberapa waktu, sekolah kartini dialihfungsikan menjadi Sekolah Kepandaian Putri atau SKP dengan lingkup pendidikan yang lebih luas.
Rata-rata, perempuan lulusan ini memiliki prestasi gemilang, sehingga bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Punya Bentuk Bangunan Khas Kolonial
Mengutip Jurnal Arsitektur Terracotta yang ditulis oleh Fahrul Rozi dan Iwan Purnama berjudul Fasade Bangunan Gedung SMP N 16 Kota Cirebon, bentuk bangunan sekolah tersebut tidak banyak diubah, dan masih mempertahankan bentuk aslinya. Ini terlihat dari desain jendela dan pintu yang berbentuk setengah kubah.
Desainnya pun dibuat tinggi, agar sesuai dengan postur orang-orang Belanda di zaman dulu dan menggambarkan kesan megah.
Menurut jurnal itu, sekolah ini sudah dilakukan beberapa kali renovasi dengan menambah ruang belajar, termasuk memperkokoh desain lama agar aman dan nyaman digunakan sebagai tempat menimba ilmu.
Bergaya Kerajaan Belanda
Sebenarnya, konsep awal desain bangunan SMP N 16 adalah Indische Empire style, dengan adanya pilar-pilar besar seperti pada bangunan megah di era Yunani kuno.
Sumber: itenas.ac.id
Namun dalam eksekusinya, dilakukan penyesuaian dengan budaya lokal, yakni kolom besar dengan gaya Yunani diganti dengan kolom yang lebih kecil, dan terbuat dari material kayu. Kemudian denah yang seharusnya besar, dibuat bentuk simetris antara sisi kiri dengan sisi kanan yang lebih aplikatif.
Penggunaan pilar juga dimaksudkan untuk penambahan atap di depan atas bangunan, sebagai langkah menahan terpaan air hujan dan sinar matahari yang berlebih.
Atapnya berbentu perisai
Gaya kerajaan Belanda itu juga terlihat dari desain atap yang dibuat mirip perisai dengan kemiringan yang tinggi.
Ini selain mengukuhkan gaya Eropa, juga sebagai penyesuaian terhadap iklim tropis di mana wilayah Indonesia, termasuk Cirebon memiliki curah hujan yang tinggi.
Kini bentuk atapnya diperkuat dengan konstruksi dua umpak (bertumpuk), karena atap aslinya sudah termakan usia sehingga dilakukan perbaikan dan renovasi.