Mengunjungi Bangunan Sekolah Tua Peninggalan Belanda di Kota Bandung, Masih Digunakan hingga Kini
Ada sebuah jendela di bangunan tua itu yang harus tetap dibiarkan terbuka
Ada sebuah jendela di bangunan tua itu yang harus tetap dibiarkan terbuka.
Mengunjungi Bangunan Sekolah Tua Peninggalan Belanda di Kota Bandung, Masih Digunakan hingga Kini
Bandung merupakan sebuah kota besar yang sudah berkembang sejak era penjajahan Belanda. Di kota itu, terdapat sebuah bangunan sekolah tua yang masih berfungsi hingga kini.
Pada masanya, sekolah itu bernama Hogere Burger School (HBS). Sekolah itu didirikan pada tanggal 1 Juli 1915.
Sebelumnya pemerintah Hindia Belanda lebih dulu mendirikan tiga sekolah yaitu Koning Willem III Batavia pada tahun 1860, HBS Surabaya pada 1875, dan HBS Semarang pada tahun 1877.
-
Mengapa bangunan SD Negeri Butuh masih kokoh? Walaupun telah termakan usia, saat ini gedung SD Negeri Butuh masih kokoh berdiri dan masih digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
-
Dimana bangunan tua itu berada? Keberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Dimana bisa lihat rumah Belanda asli di Indonesia? Selain desain interior dan sisi ruangan yang menawarkan kesan unik, di Indonesia sendiri, banyak sekali ditemukan rumah peninggalan kolonialisme yang masih terjaga keasliannya. Walaupun sudah berkali-kali mengalami renovasi, rumah tersebut bahkan tidak bisa lepas dari arsitektur awalnya.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Dimana Museum Benteng Heritage berada? Terdapat banyak jejak masa silam komunitas masyarakat Cina Benteng yang dipelihara, salah satunya adalah produk kecap tertua di Indonesia.
Pada saat pembukaan HBS Bandung, banyak pejabat yang hadir. Pada saat pertama kali dibuka pada tahun ajaran 1916/1917, siswa yang mendaftar sebanyak 146 siswa.
Setiap tahunnya jumlah siswa yang masuk semakin bertambah. Yang pasti pada tahun 1925, jumlah siswa yang bersekolah di sana mencapai 650 siswa.
Dilansir dari kanal YouTube Jejak Siborik, kurikulum yang diajarkan di HBS Bandung cukup susah. Bahasa yang diajarkan antara lain Bahasa Prancis, Inggris, Jerman, dan Belanda. Bahasa pengantar sehari-harinya menggunakan Bahasa Belanda.
Biaya pendaftarannya lumayan mahal yaitu 5 gulden, atau bisa dibanding dengan saat ini setara Rp45,5 juta. Mahalnya biaya itu membuat tak banyak siswa dari kalangan pribumi maupun Tionghoa yang bisa bersekolah di sana.
Saat ini bangunan itu masih difungsikan untuk operasional SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5 Bandung. Walaupun tak dilengkapi pendingin udara, suasana di dalam ruangan bangunan itu terasa sejuk.
Setelah melewati bangunan utama, penelusuran dilanjutkan menuju koridor sekolah yang dulu dilewati para siswa yang berjalan kaki setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Kini di kanan kiri koridor itu telah dibangun gedung SMA. Sebelumnya, di sekeliling koridor itu merupakan taman terbuka.
Beberapa bangunan tua peninggalan HBS Bandung hingga kini masih difungsikan sebagai ruang kelas.
Peninggalan lain yang ada di sekolah itu adalah kolam ikan yang berada di taman terbuka. Dulunya di pinggir kolam ikan itu tumbuh pohon Sakura.
Bangunan HBS Bandung terdiri dari dua lantai. Di lantai dua sekolah itu, terdapat sebuah jendela peninggalan Belanda yang harus tetap dibiarkan terbuka.
Konon ada seorang noni Belanda yang jatuh cinta kepada pemuda pribumi. Namun percintaannya tidak direstui oleh kedua orang tuanya. Akhirnya noni Belanda bernama Nancy itu bunuh diri dengan melompat dari jendela HBS Bandung.
Hingga kini, jendela tempat noni Belanda itu loncat masih dibiarkan terbuka. Mitosnya apabila mengelilingi gedung SMA Negeri 5 Bandung hingga tiga kali, pengunjung akan melihat sosok noni Belanda muncul dari jendela yang terbuka itu dengan muka yang mengerikan.