Gedung Tua di Semarang Ini Dulunya Jadi Saksi Eksploitasi Kayu Jati di Pulau Jawa, Kini Terbengkalai
Gedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Gedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Gedung Tua di Semarang Ini Dulunya Jadi Saksi Eksploitasi Kayu Jati di Pulau Jawa, Kini Terbengkalai
Salah satu potensi kekayaan alam di Pulau Jawa adalah kayu jatinya. Hal inilah yang membuat Belanda menduduki dan membangun pusat pemerintahan di pulau ini.
Sejak saat itulah kayu jati yang berada di daerah pelosok Jawa itu dieksploitasi habis-habisan.
-
Siapa pemilik bangunan tua di Semarang? Seperti diketahui dari postingan itu, rumah besar tersebut dulunya adalah milik pengusaha sandal merek 'Orie' berdarah Tionghoa, Ong Ing Yip.
-
Apa yang tersisa dari bangunan tua Semarang? Yang tersisa saat ini hanyalah paviliun pelengkap bangunan utama.
-
Apa saja bangunan tua yang ada di Kampung Melayu Semarang? Bangunan-bangunan tuanya, seperti Masjid Menara, gedung tua tak bernama, dan Menara Syahbandar, menyimpan cerita menarik dari masa lampau.
-
Bagaimana ornament bangunan tua Semarang? Ada pula konsul dan angin-angin berbahan besi tebal, serta keramik kotak kecil-kecil yang warnanya sudah tak lagi sama antara satu sama lain karena saking uzurnya.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Dimana letak Kota Lama Semarang? Lokasinya tak lain berada di pusat kota.
Bukti kebesaran perusahaan kayu jati milik Belanda di Pulau Jawa itu salah satunya bisa ditemui di kawasan Kota Lama Semarang. Di sana ada bangunan tua yang kondisinya terbengkalai.
Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, bangunan itu dibangun pada tahun 1911 oleh perusahaan penimbun kayu jati Belanda, de Javasche Bosch Exploitatie Maatschappij.
Perusahaan itu kemudian berubah nama menjadi NV Vereenigde Javasche Houthandel Maatschappij.
Perusahaan yang dulunya memproduksi kayu gelondongan itu kemudian mengubah hasil produksinya menjadi kayu yang siap olah. Pada masanya, perusahaan itu melakukan produksi dengan alat-alat modern berbasis mesin.
Selain memenuhi pasar lokal, perusahaan tersebut juga mengekspor kayu jati ke mancanegara seperti Eropa sehingga kayu jati Jawa banyak dikenal di luar negeri.
Mengutip Semarangkota.go.id, bangunan itu penting karena menjadi petanda industrialisasi Kota Semarang sekaligus transisi kota tersebut menjadi kota modern.
NV Vereenigde Javasche Houthandel Maatschappij mendapat izin dan hak untuk mengeksploitasi hutan jati di daerah Blora dan sekitarnya. Eksploitasi tersebut memicu protes besar dari warga Blora yang kemudian membentuk sebuah gerakan bernama “Samin” yang dipimpin oleh Samin Surosentiko pada tahun 1889.
Bentuk protes warga masyarakat ditunjukkan dengan tidak membayar pajak, tidak mau bekerja di pihak pemerintah Hindia Belanda, dan tidak mau bertugas jaga malam. Gerakan ini direspons oleh banyak warga yang tinggal di seputar Kota Blora. Pemerintah kolonial Belanda pun segera bertindak.
Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, gedung tersebut memiliki arsitektur Indische Tropis dengan dua fasad kembar dan jendela yang tinggi. Saat ini, gedung tersebut digunakan sebagai gedung inventaris perusahaan daerah Jawa Tengah dan dikosongkan karena daerah sekitarnya sering terjadi banjir.
Gedung itu juga pernah dimanfaatkan sebagai gedung konsultat Swedia. Gedung tersebut dinasionalisasi pada tahun 1955 dan terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.