Cerita SMPN 5 Bandung yang Berdiri Tahun 1920, Dulu Pernah Jadi Penjara bagi Orang Belanda
Sebelum menjadi sekolah seperti sekarang, SMPN 5 Bandung punya cerita sejarah kelam. Dulu pernah menjadi penjara bagi orang Belanda.
Sebelum menjadi sekolah seperti sekarang, SMPN 5 Bandung punya cerita sejarah kelam. Dulu pernah menjadi penjara bagi orang Belanda.
Cerita SMPN 5 Bandung yang Berdiri Tahun 1920, Dulu Pernah Jadi Penjara bagi Orang Belanda
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Kota Bandung menjadi salah satu saksi sejarah perkembangan pendidikan di kota kembang. Letaknya ada di Jalan Sumatera nomor 40, Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat.
Dari bentuknya, masih kental nuansa kolonial belanda lewat dindingnya yang menjulang tinggi. Terdapat beberapa pilar berbentuk bulat memanjang, khas bangunan Eropa tempo dulu. Fasad dan daun pintunya masih berbentuk lebar dan terbuat dari kayu serta besi.
-
Apa nama sekolah elit peninggalan Belanda di Bandung? Pada masanya, sekolah itu bernama Hogere Burger School (HBS).
-
Apa yang terjadi di penjara Belanda? Penjara-penjara yang kini kosong di negara ini telah dialihfungsikan menjadi hotel atau pusat budaya, menandakan adanya perubahan paradigma dalam penanganan kejahatan.
-
Kapan Suparna Sastra Diredja dipenjara oleh Belanda? Rupanya, tulisan-tulisan tersebut tercium oleh Belanda, dan Suparna dijatuhi hukuman penjara hingga 10 bulan.
-
Kenapa bangunan Susteran Gedangan difungsikan jadi kamp interniran? Pada masa pendudukan Jepang, Susteran Gedangan, dan juga banyak susteran lain di kawasan Semarang, menjadi kamp interniran. Jepang memang menyasar tempat-tempat yang sudah jadi untuk dijadikan kamp.
-
Apa nama awal dari Bandung? Dahulu Bandung bernama Tatar Ukur, dengan daerah administratif sampai Garut dan Sukabumi
-
Mengapa Belanda membangun pertahanan di Banten? Meriam tersebut turut menggambarkan adanya jejak pertahanan militer di wilayah perairan laut Jawa, di mana ketika itu Daendels membangun antisipasi militer di selat Sunda untuk menghalau pasukan Inggris.
Berdasarkan kisah sejarah, sekolah ini dulunya berstatus sebagai tempat belajar di jenjang dasar. Anak-anak pribumi terpilih, serta dari kalangan Belanda dan Tionghoa lah yang diperbolehkan sekolah di sini.
Selain sebagai tempat menimba ilmu, di sini juga dulunya pernah dijadikan penjara bagi orang-orang Belanda. Seperti apa kisah selengkapnya? Yuk, simak informasi tentang SMPN 5 Kota Bandung berikut ini
Dulunya Sekolah MULO bagi Anak-Anak Eropa dan Pribumi
Mengutip laman resmi SMPN5 Bandung, pasca pendiriaannya di tahun 1920, sekolah tersebut dulunya merupakan sekolah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).
MULO memiliki status setingkat sekolah jenjang dasar dengan ilmu luas.
Sesuai namanya, kurikulum yang diajarkan adalah seputar ilmu pendidikan dasar dengan tambahan sedikit materi untuk tingkat selanjutnya.
Walau untuk tingkat dasar, sayangnya sekolah ini tak bisa menerima siswa sembarangan. Hanya dari kalangan pribumi tertentu, serta kalangan Belanda dan elite Tionghoa yang menjadi prioritas siswa.
Gunakan Pengantar Bahasa Belanda
Karena pemerintahan dikuasai penuh oleh penjajah, maka bahasa yang digunakan di sekolah harus menyesuaikan. Bahasa Belanda jadi yang populer sebagai bahasa resmi kota atau kabupaten saat itu, karena para tenaga pengajar berasal dari Eropa.
Ini membuat para siswanya diajarkan dengan bahasa Belanda yang baik dan benar, sehingga bisa memahami materi serta informasi pengantar di sekolah tersebut.
Sebelumnya, ini merupakan tindak lanjut dari peraturan pendidikan yang terakhir direvisi pada 1892. Isi peraturan tersebut tertulis bahwa tingkat pendidikan dasar bagi masyarakat Hindia Belanda harus disempurnakan melalui pendirian MULO di setiap karesidenan (setingkat provinsi), kawedanan (di bawah kabupaten di atas kecamatan), kabupaten serta lokasi perdagangan.
Lama Belajar 5 Tahun
Dulunya, sekolah ini memiliki jenjang yang lebih panjang daripada sekolah-sekolah di masa sekarang.
Ini terkait peraturan MULO yang terbit di tahun 1914, dan mengharuskan siswanya lulus dalam tenggat lima tahun.
Dihadirkannya MULO di Indonesia, termasuk Bandung terkait politik balas budi Belanda dengan memberikan kebutuhan pendidikan bagi negara-negara jajahannya.
Dahulu, bagi masyarakat yang tidak bisa bersekolah di MUl Oakan diarahkan ke sekolah swasta resmi milik pemerintah, seperti Taman Siswa, Perguruan Rakyat, Sekolah Kristen dan Katolik juga jalur pesantren milik lembaga Islam.
Jadi Penjara Bagi Orang Belanda
Sekolah ini kemudian beralih fungsi setelah masuk kolonial Jepang. Tekanan yang kuat terhadap rakyat Indonesia dan penjajah Belanda, membuat bangsa Eropa kalah.
Mereka banyak dipersekusi oleh tentara Jepang, termasuk dipenjarakan. Bangunan SMPN 5 ini menjadi salah satu lokasi penjara bagi bangsa Eropa Belanda yang terjebak di Indonesia.
Pasca kemerdekaa, sekolah ini kemudian diresmikan pada tahun 1950-an. Fungsinya juga dikembalikan sebagai sekolah yang dikelola pemerintah. Sejalan, nama bangunan kemudian diresmikan menjadi SMPN 5 Kota Bandung.