Ternyata Bandung Dulunya Bernama Tatar Ukur, Berubah Setelah Belanda Datang
Dahulu Bandung bernama Tatar Ukur, dengan daerah administratif sampai Garut dan Sukabumi
Dahulu Bandung bernama Tatar Ukur, dengan daerah administratif sampai Garut dan Sukabumi
Ternyata Bandung Dulunya Bernama Tatar Ukur, Berubah Setelah Belanda Datang
Ada fakta unik tentang wilayah Bandung, Jawa Barat. Sebelum bangsa kolonial datang, wilayah ini kabarnya bernama Tatar Ukur.
Disebutkan bahwa wilayahnya sangat luas, meliputi sebagian Garut sampai Sukabumi. Ketika itu pengelolaan wilayahnya masih berupa kerajaan, dengan pusat pemerintahan di wilayah Tegalluar (sekarang Kabupaten Bandung).
-
Bagaimana Bandung berubah dari lautan menjadi daratan? Perubahan daratan kemudian terjadi pada masa Miosen Tengah, berkisar 25 juta tahun silam. Ketika itu, bumi mengalami aktivitas geologi seperti bergeser, menekuk hingga terangkat menjadi sebuah daratan.
-
Mengapa Bandung Barat dulunya lautan? Dahulu, ikan-ikan, moluska sampai kerang berenang bebas di kawasan tersebut.
-
Apa kuliner yang terkenal di Bandung zaman Belanda? 'Pasar Baru yang terletak di pusat kota, tidak jauh dari Stasion, di zaman baheula (dulu), jadi pangkalan ‘manusia kalong’ yang suka begadang malam. Segala jenis makanan mentah dan matang, ada di situ,' Pasar Baru saat itu rapi dan bersih.
-
Kapan Bandung disebut Kota Kembang? Dari para jutawan gula inilah muncul sebutan De Bloem der Indische Bergsteden alias Bunganya Kota Pegunungan di Hindia Belanda.
-
Siapa yang pertama kali sebut Bandung Kota Kembang? Dari para jutawan gula inilah muncul sebutan De Bloem der Indische Bergsteden alias Bunganya Kota Pegunungan di Hindia Belanda.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
Lambat laun, kondisi ini berubah seiring runtuhnya Kerajaan Sunda Pajajaran sebagai penguasa utama pemerintahan di Jawa Barat termasuk di antaranya Tatar Ukur. Wilayah itu kemudian mendapat dominasi kekuasaan Kerajaan Mataram, sebagai benteng pertahanan paling selatan dan barat pulau Jawa.
Namun di abad ke-17 saat bangsa kolonial datang, daerah ini kemudian dilirik sebagai penunjang ekonomi dan diubah statusnya menjadi kabupaten melalui monopoli Gubernur Jenderal Daendels. Nama Bandung kemudian lahir dari istilah bendung, karena wilayah ini banyak memiliki sungai besar.
Yuk simak selengkapnya tentang sejarah Tatar Ukur yang merupakan cikal bakal Bandung.
Gambar Suasana Bandung abad ke-19/Tropen Museum Belanda
Dahulu Berdiri Kerajaan Timbanganten
Tak banyak sumber terperinci tentang Kerajaan Timbanganten. Namun salah satu sumber yang jelas yakni buku Wawacan Babad Timbanganten yang diarsipkan di Perpustakaan Nasional mengatakan bahwa kerajaan ini menjadi cikal bakal paling awal kehidupan politik dan sosial di wilayah Bandung.
Menurut buku dalam laman Kementerian Pendidikan dikatakan bahwa kerajaan ini berdiri di tanah yang saat ini bernama Bandung.
Ketika itu rajanya adalah seorang perempuan bernama Ratu Pasehan. Ia mendapat arahan pemerintahan dari Kerajaan Pajajaran di tanah pakuan, sekarang Bogor, Jawa Barat.
Tahun berdirinya tidak diketahui, dan diperkirakan masa pemerintahannya jauh sebelum Belanda datang ke Indonesia sekitar tahun 1300 sampai 1400 an masehi. Wilayah ini, jadi daratan yang subur, dengan pemerintahan Ratu Pasehan yang benar-benar mengabdi kepada rakyat demi kemajuan wilayahnya.
Kekuasaan Dipegang Dipati Ukur
Selama berdirinya Kerajaan Timbanganten banyak peristiwa politik yang terjadi. Akhirnya, wilayah ini dipegang kekuasaannya oleh satu keturunan yakni Prabu Pandaan Ukur, Dipati Agung, dan Dipati Ukur.
Seiring berjalannya waktu terjadi penyerangan terhadap Kerajaan Pakuan Pajajaran di Bogor oleh Kesultanan Banten dan Kerajaan Cirebon. Penyerangan ini sebagai sanksi karena kerajaan Sunda melakukan kerja sama dengan penjajah untuk menguasai perdagangan kala itu.
Ini juga sebagai upaya untuk menyebarkan agama Islam, hingga kerajaan Pajajaran runtuh pada 1579, dan pemerintahannya diambil oleh Kerajaan Sumedang Larang. Wilayah tersebut kemudian berubah nama menjadi Tatar Ukur karena rajanya yang merupakan keturunan Pandaan Ukur.
Wilayah Kekuasaan Menyebar di Jawa Barat
Wilayah yang masuk Tatar Ukur menyebar di hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Menurut laman resmi Kabupaten Bandung, wilayah Tatar Ukur terdiri seluruh wilayah Jawa Barat di luar Kabupaten Sumedang, Parakanmuncang, Sukapura dan Galuh (Ciamis).
Daerahnya meliputi Garut, Gandasoli, Adiarsa, Cabangbungin, Banjaran, Cipeujeuh, Majalaya, Cisondari, Rongga, Kopo, Ujungberung dan lain-lain, termasuk daerah Kuripan, Tanahmedang dan Sagaraherang (Sukabumi).
Wilayah ini kemudian dijadikan satu daerah administratif, yakni Ukur Sasanga dengan sembilan wilayah utama dari Timbanganten. Setelah membawa mahkota Binokasih dari Kerajaan Pajajaran, maka seluruh wilayah Jawa Barat berada di bawah kendali Sumedang Larang, beserta Banten dan Mataram.
Tatar Ukur Jadi Benteng Pertahanan Kerajaan Mataram
Mimpi Sultan Agung yang menjadi raja Mataram adalah membawa budaya mereka ke hampir seluruh daratan di pulau Jawa. Paling barat, tanah Tatar Ukur menjadi salah satu kekuasaannya. Namun, karena letaknya yang jauh sistem kekuasaan hanya dijalan melalui perwakilan dari raja yang berkuasa di daerah itu.
Saat itu, Mataram melihat ancaman dari bangsa kolonialisme. Sultan Agung kemudian memerintahkan Adipati Agung untuk menguasai Sampang. Sedangkan Dipati Ukur diminta untuk merebut VOC. Ribuan pasukan dikerahkan.
Namun sayang karena keduanya gagal, hingga mereka mendapat sanksi politik. Ini karena persenjataan Belanda lebih modern dibanding Kerajaan Mataram. Dipati Agung kemudian diberi sanksi, termasuk Dipati Ukur. Namun, Dipati Ukur yang merasa terancam akhirnya melarikan diri ke wilayah dataran tinggi dan dianggap sebagai bentuk pemberontakan.
Berubah Menjadi Bandung
Berjalannya waktu, Belanda kemudian melakukan perundingan dan penguasaan politik serta sosial dan ekonomi di wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram. Ini berarti, Tatar Ukur menjadi wilayah kekuasaan dengan sistem pemerintahan yang diubah menjadi Bupati.
Ini karena lokasi yang jauh dari Mataram, sehingga wilayah ini tidak terpantau dengan baik. Akhirnya Belanda masuk, dan menjadikan kawasan Tatar Ukur menjadi Kabupaten Bandung. Saat itu, para bupatinya dilantik dengan menuruti sistem pemerintahan yang dibuat Belanda dan Kabupaten Bandung resmi berdiri tahun 1641.
Setelah beberapa waktu, Herman Willem Daendels kemudian menaruh konsentrasi ekonomi di Bandung. Ia melihat potensi, sehingga daerah ini masuk rute proyek besarnya yakni jalur Anyer – Panarukan.
Namun sebelum itu terlaksana, ia ingin wilayah ini memiliki pusat kota maka saat itu ia memerintahkan para bupatinya memindahkan ibu kota dari yang sebelumnya di Tegalluar, kini menjadi di titik yang kini menjadi Alun-alun Kota Bandung.