Menilik Sejarah Bekasi, dulu Pusat Kerajaan Tarumanegara kini Ditemukan Sumber Minyak Baru
Bekasi sudah dikenal sebagai kota industri sejak zaman kerajaan. Kini di sana juga ditemukan sumber minyak baru.
Bekasi sudah dikenal sebagai kota industri sejak zaman kerajaan. Kini di sana juga ditemukan sumber minyak baru.
Menilik Sejarah Bekasi, dulu Pusat Kerajaan Tarumanegara kini Ditemukan Sumber Minyak Baru
Jika mendengar tentang Bekasi, hal pertama yang terpikir adalah sebuah daerah industri dengan berbagai macam pabrik. Wilayah ini punya daya tarik kuat sebagai tujuan para perantau dari berbagai daerah.
-
Apa nama perusahaan minyak pertama di Surabaya? Mengutip repository.upnjatim.ac.id, Andrian Stoop mengadakan penelitian minyak bumi di Jawa dan mendirikan DPM (Dutsche Petroleum Maatschappij) padatahun 1887.
-
Dimana Pertamina menemukan cadangan baru? Di tahun 2022, Pertamina berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru di Blok Mahakam puluhan miliar kaki kubik gas dan jutaan barel minyak.
-
Dimana kilang minyak pertama di Surabaya? Pada tahun 1888 DPM membuat kilang minyak kecil di Desa Medang (sekarang Kendangsari,Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya), lokasinya di pinggir jalan besar.
-
Dimana minyak bumi berasal? Ketika ganggang dan plankton ini mati puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu, mereka tenggelam ke dasar laut.
-
Apa asal usul minyak bumi? Minyak sebenarnya berasal dari triliunan alga (ganggang) kecil dan plankton.
-
Dimana sumur minyak pertama di Indonesia ditemukan? Bukan di Pulau Jawa, Ternyata Ini Lokasi Sumur Minyak Mentah Pertama di Indonesia Tidak banyak orang tahu bahwa penemuan lokasi sumur minyak pertama di Indonesia berada di sebuah desa bernama Telaga Said, Kabupaten Langkat.
Merujuk laman bekasikota.go.id, wilayah Bekasi sebenarnya terbagi menjadi dua administratif, yakni sebagai kota dan sebagai kabupaten.
Keduanya juga sama-sama berstatus sebagai penyangga ibu kota, yang artinya sebagian besar perputaran ekonomi di Bekasi untuk menyokong pembangunan negara.
Bahkan baru-baru ini, ditemukan sumber minyak baru di Bekasi sehingga makin memperkaya potensi daerah tersebut.
Namun siapa sangka jika hingar bingar kota ini sudah terjadi sejak ribuan tahun silam. Bekasi rupanya sudah bergeliat sejak menjadi pusat Kerajaan Tarumanegara yang merupakan salah satu pemerintahan awal di Jawa Barat.
Dahulu, Bekasi menjadi pusat dari wilayah Tatar Sunda, dan jadi salah satu wilayah yang paling disegani. Berikut selengkapnya.
Dulunya jadi Ibu Kota Tarumanegara
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua kedua di nusantara setelah kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Kerajaan ini memulai kekuasaannya pada tahun 358 masehi.
Raja yang paling terkenal dari Tarumanegara adalah Purnawarman, yang membawa pengaruh Hindu yang cukup kuat. Kerajaan ini membentang di sepanjang Sungai Citarum, yang sebagian besar wilayahnya masuk Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Di masa itu, kawasan Bekasi yang menjadi Ibu Kota Kerajaan Tarumanegara bernama Dayeuh Sundasembawa, dengan kemajuan yang cukup signifikat lewat pembangunan candi dan pusat pemerintahan.
Kejayaan Tarumanegara Bekasi
Di masa itu Raja Purnawarman menjadi pemimpin yang paling disegani. Alasannya ia mampu mengakomodir segala macam pembangunan dan menemukan sejumlah teknologi konstruksi.
Yang paling terkenal adalah penemuan komposisi beton pertama di nusantara yakni beton stuko, yang merupakan campuran dari pasir, kapur tumbuk serta air.
Penemuan ini dilaporkan tim ahli terjadi pada abad ke-8 masehi. Fungsi lapisan beton pada saat itu adalah untuk meninggikan kompleks Candi Blandongan.
Selain itu, Kerajaan Tarumanegara memiliki kekuatan maritim terbaik di masanya, dan hal ini membuatnya bisa menjalin kerja sama dagang dengan kerajaan-kerajaan lain di nusantara seperti Kalingga, Sriwijaya, Kutai, hingga Bali.
Tak kalah penting bahwa Kerajaan Tarumanegara juga berhasil membangun saluran irigasi Candrabaga dan saluran Gomati di Gangga, India.
Bekasi sudah strategis sejak dulu
Di masa-masa berikutnya, Bekasi nyaris tak pernah absen dijadikan sebagai daerah kekuasaan.
Pasca Kerajaan Tarumanegara tumbang, wilayah itu lanjut dikuasai oleh Kerajaan Galuh di wilayah Ciamis, Jawa Barat.
Kemudian, Bekasi juga dikuasai oleh Kerajaan Pajajaran di abad ke-14 sebagai wilayah penghubung.
Alasan Bekasi selalu jadi daerah kekuasaan lantaran posisinya yang strategis, dengan adanya Muara Gembong yang langsung terhubung ke laut Jawa.
Belum lagi Bekasi juga dekat dengan Pelabuhan Sunda Kelapa yang sudah sejak lama jadi pusat perdagangan di nusantara. Bekasi menjadi semacam kota transit rempah-rempah sebelum dibawa ke luar Indonesia.
Jadi kota district di zaman Belanda
Di zaman Belanda, perubahan Bekasi cukup signifikan. Wilayah itu perlahan bertransformasi menjadi kota modern dengan mulai didirikannya rumah-rumah warga Eropa, pusat pecinan sampai industri dan perkebunan berskala kecil.
Menurut laman Instagram Arsip Indonesia, ketika itu Bekasi masih wilayah hutan belantara, dan perlahan dibabat untuk dijadikan permukiman dan kota yang lebih berkembang. Warga juga masih menggunakan transportasi perahu getek untuk melintasi sungai-sungai di sana dan mengangkut hasil bumi.
Di masa itu, warga lokal belum banyak berkontribusi secara signifikan, karena fokus untuk membebaskan diri dari ikatan penjajah. Ini yang membuat banyaknya kawasan tersebut dikuasai oleh tuan tanah asal China dan Eropa.
Bekasi pernah di-“Japanisasi”
Ada hal unik yang terjadi di masa penjajahan Jepang. Menurut sejarawan Ali Anwar, Bekasi dulunya masih ikut dengan Batavia dan beribukota Jatinegara. Di masa penjajahan Jepang, terjadi “Japanisasi” di Bekasi.
Japanisasi sendiri merupakan upaya menerapkan budaya Jepang, di setiap lini pemerintahan hingga tata kota Bekasi. Alhasil banyak nama daerah yang diselipkan unsur Jepang seperti KEN Jatinegara, dengan wilayah bawahan yakni Gun Cikarang. Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.
Kondisi ini terus berlanjut sampai pasca kemerdekaan Indonesia, dan pemerintah pusat melakukan nasionalisasi di semua lini masyarakat dan sosial.
Terjadi pemberontakan rakyat
Setelah kemerdekaan, hasrat Belanda untuk menguasai Indonesia masih ada. Momen kosongnya pemerintahan di masa vacuum of power setelah lepas dari Jepang dimanfaatkan kembali oleh Belanda untuk menyerbu Indonesia yang menginginkan pendirian negara mandiri.
Jepang kemudian menyerang pusat-pusat pemerintahan, salah satunya Jatinegara di Bekasi yang saat itu menjadi pusat pemerintahan. Dari sini Belanda melakukan pembersihan terhadap rakyat dan TNI yang memberontak dan melawan Belanda. Dari sana kemudian muncul pemberontakan rakyat Rawagede.
Ini karena warga Bekasi menolak wilayahnya berada di kekuasaan Belanda, dan ingin masuk ke Republik Indonesia Serikat. Kondisi kemudian berangsur membaik hingga terbentuk Kabupaten Bekasi pada 15 Agustus 1950.
Bekasi jadi kawasan industri
Dilansir dari laman ugm.ac.id, setelah kemerdekaan Indonesia, dan Bekasi resmi menjadi pemerintahan di Jawa Barat, wilayah ini mulai merintis sebagai daerah industri. Ini sebagai upaya penyokongan ekonomi sebagai daerah penyangga Ibu Kota Jakarta.
Hal ini juga sebagai upaya pemerintah pusat melakukan pemerataan pembangunan untuk mempersiapkan lonjakan penduduk yang mulai terasa pada kurun waktu 1970-an sampai akhir 1990.
Di tahun-tahun itu mulai banyak developer dan pemilik modal untuk menanamkan saham di Bekasi. Mereka kemudian mendirikan banyak perumahan, unit bisnis dan pabrik-pabrik yang terus bertambah sampai hari ini. Bekasi kemudian menjadi sebuah kota industri dan menjadi tujuan utama para perantau dari berbagai daerah di Indonesia dan menjadi metropolitan.
Ditemukan cadangan minyak
Saat ini wilayah Bekasi tengah ramai menjadi perbincangan lantaran ditemukannya potensi sumber minyak baru di sana.
Gambar: dream.co.id
Mengutip dream.co.id, pihak yang menemukan cadangan minyak tersebut adalah PT Pertamina, yang merupakan perusahaan milik negara. Pertamina kemudian menetapkan sumur tersebut di wilayah Pondok Aren dengan nama “East Pondok Aren (EPN-001)” dengan jumlah minyak mentah mencapai 92,79 juta barel.
Menurut Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi, Muharram Jaya, penemuan ini berdasarkan eksplorasi yang dilakukan oleh pihaknya pada 6 Desember 2023 lalu. Letaknya ada di 20 kilometer sebelah timur Kota Bekasi.
Pengeboran sudah dilakukanmulai 18 Agustus lalu, dengan mengalirkan minyak dari kedalaman 2.590 Mmd.
Selain di Bekasi, Pertamina juga menemukan sumur lainnya di wilayah kerja Jatibarang, Kabupaten Indramayu, dengan penamaan sumur East Akasia Cinta (EAC-001).