Sejarah Kabupaten Purwakarta, Dulu Tempat Perjuangan Kini Jadi Kota Pensiunan
Purwakarta telah berevolusi cukup lama hingga dikenal sebagai kota pensiunan. Kisahnya penuh perjuangan sejak masa pra sejarah.
Purwakarta telah berevolusi cukup lama hingga dikenal sebagai kota pensiunan. Kisahnya penuh perjuangan sejak masa pra sejarah.
Sejarah Kabupaten Purwakarta, Dulu Tempat Perjuangan Kini Jadi Kota Pensiunan
Kabupaten Purwakarta menjadi salah satu daerah dengan segudang cerita menarik.
Terletak di jantung Provinsi Jawa Barat, wilayah ini tidak hanya dikenal dengan keindahan budaya Sunda, tetapi juga peradaban masa lampau dan masa kininya.
Menurut catatan sejarah, Purwakarta sudah memiliki peran yang besar sejak sebelum Eropa datang. Di sana terdapat peradaban kuno yang meramaikan Sungai Citarum sebagai pusat perdagangan tradisional nusantara.
-
Apa yang istimewa dari wisata di Purwakarta? Purwakarta, sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Barat, Indonesia, adalah permata tersembunyi yang menawarkan berbagai keajaiban alam dan budaya yang memikat. Dari puncak gunung yang menantang hingga air terjun yang memesona, dari taman air mancur yang berwarna-warni hingga danau yang tenang, Purwakarta akan menyuguhkan banyak cerita dan pengalaman yang siap untuk dieksplor.
-
Batu apung Purwakarta itu apa? Wisatawan bisa mengasingkan diri sejenak dari hiruk pikuk kota yang menyita energi.
-
Dimana lokasi Batu apung Purwakarta? Destinasi ini cocok dikunjungi oleh para pecinta alam maupun Anda yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Wisatawan bisa mengasingkan diri sejenak dari hiruk pikuk kota yang menyita energi.
-
Menong Purwakarta adalah apa? Bentuknya yang unik dan penuh filosofis, membuat hasil kreasi lokal tersebut banyak diminati di pasaran. Yuk kenalan lebih dekat dengan sosok Menong, suvenir berwujud boneka perempuan khas Puwakarta.
-
Apa yang unik dari rumah di Purwakarta? Sebuah rumah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terbilang unik dan berbeda. Bangunan tempat tinggal itu berdiri di samping tempat pemakaman umum (TPU) Sirnaraga di wilayah tersebut.
-
Bagaimana sejarah kota tua terbentuk? Setelah berhasil direbut oleh Demak, pelabuhan ini diganti namanya menjadi Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa.
Menariknya, peradaban ini juga membuat bangsa penjajah menjatuhkan ekspansi kekuasaannya ke Purwakarta.
Di samping itu, wilayah ini juga dikenal sebagai salah satu pusat lumbung pangan terkenal dan lokasi penyebaran agama Islam di zaman kerajaan Mataram.
Sampai sekarang, Kabupaten Purwakarta masih dijadikan sebagai tujuan utama bagi masyarakat purna tugas hingga mendapat julukan sebagai kota pensiunan.
Berikut kisah-kisah menarik tentang Purwakarta yang mungkin belum banyak dikenal.
Foto: Pemandangan alam Jatiluhur Kabupaten Purwakarta/Wikipedia
Purwakarta di Era Pra Sejarah
Merujuk Youtube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, sejak masa pra sejarah, Purwakarta sudah menjadi tempat tujuan perdagangan nusantara.
Foto: Purwakarta masa lampau/disipusda.purwakartakab.go.id
Diungkapkan Arkeolog BRIN, Nanang Saptono, peradaban tersebut dihidupkan oleh mereka yang bermukim di sekitar Sungai Citarum, Cikao Bandung.
Dahulu, di tempat ini pernah berdiri sebuah pelabuhan sebagai salah satu pusat perdagangan rempah dan hasil bumi.
Kemudian, wilayah ini juga terkenal sebagai lokasi pembuatan perahu kayu yang terkenal sebagai transportasi utama masa itu.
“Saat Belanda masuk dan mulai menanam hasil bumi di Priangan, dibangunlah jalur-jalur kereta api. Lalu Daendels juga membangun jalur transportasi darat, sehingga transportasi air di Citarum Purwakarta ini tidak terpakai lagi dan mengalami kemunduran,” terang Nanang.
Purwakarta sebagai Tempat Perjuangan
Mengutip purwakartakab.go.id, kemunculan Purwakarta kemudian tidak terlepas dari sejarah perjuangan melawan pasukan VOC.
Pada awal abad ke-17 Purwakarta dikenal sebagai daerah perjuangan yang ditandai dengan Sultan Mataram saat mengirimkan pasukan pimpinan Bupati Surabaya ke Jawa Barat untuk menundukkan Sultan Banten.
Namun, dalam perjalanannya, mereka bentrok dengan pasukan VOC sehingga terpaksa mengundurkan diri.
Tidak lama kemudian, Sultan Mataram mengirimkan ekspedisi kedua yang dipimpin oleh Dipati Ukur.
Sayangnya, mereka juga mengalami nasib yang sama, terpaksa mundur setelah bentrok dengan pasukan VOC.
Upaya untuk menghambat kekuasaan kompeni terus berlanjut dengan pengiriman Penembahan Galuh (Ciamis) bernama R.A.A. Wirasuta, untuk menduduki Rangkas Sumedang (Karawang) di sebelah Timur Citarum.
Langkah ini juga diambil sebagai upaya memperkuat pertahanan dan mencegah perluasan kekuasaan VOC.
Pernah Jadi Bagian Kabupaten Karawang
Cerita menarik selanjutnya adalah kabupaten ini rupanya pernah menjadi bagian dari Kabupaten Karawang.
Seperti disebutkan sebelumnya, saat Karawang masih menjadi Rangkas Sumedang, Purwakarta belum memisahkan diri dan justru menjadi penopang ekonomi Kerajaan Mataram.
Saat itu, Purwakarta dijadikan sebagai salah satu lumbung beras dan teh yang kesohor.
Kondisi ini, kemudian dimanfaatkan oleh Kerajaan Mataram sebagai lumbung pangan saat melakukan penyerangan terhadap VOC di Batavia pada abad ke-18.
Setelah Pemerintahan Belanda melepaskan diri dari Pemerintahan Inggris pada 1819-1826, Gubernur Jendral Hindia Belanda Van der Capellen kemudian menyepakati pengembalian kewenangan wilayah di kalangan Bupati hingga akhirnya Purwakarta memisahkan diri dari Rangkas Sumedang dan menjadi kabupaten sendiri
Tempat Penyebaran Agama Islam
Kira-kira di era yang tak jauh berbeda, Kabupaten Purwakarta juga pernah menjadi pusat penyebaran Agama Islam.
Salah satu buktinya adalah penamaan kabupaten ini yang sebelumnya dikenal sebagai Sindangkasih karena warganya penuh dengan ramah tamah dan kasih sayang.
Lalu, Purwakarta juga memiliki masjid agung yang saat ini dikenal sebagai Masjid Agung Baing Yusuf. Dahulu, ulama yang terkenal adalah RH Moch Yusuf yang memiliki pengaruh sangat kuat di tahun 1800-an.
Sebagai salah satu tokoh, makam RH Moch Yusuf saat ini banyak dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah di Indonesia.
Kota dengan Corak Budaya Sunda yang Kental
Berbicara budaya Sunda, Kabupaten Purwakarta juga memiliki lokasi pelestariannya.
Salah satu yang kini menjadi ikon di sana adalah Taman Sribaduga. Di sini, terdapat patung raja kerajaan Pajajaran yakni Prabu Siliwangi.
Penempatan patung Prabu Siliwangi bukan tanpa alasan, karena pemerintahan sebelumnya yakni Dedi Mulyadi ingin mengenalkan kebudayaan Sunda kepada unsur masyarakat Purwakarta.
Saat itu, Dedi menyebut jika raja Prabu Siliwangi membawa semangat orang Sunda dalam menjalankan kehidupan dan menjaga kebudayaan khas Jawa Barat. Selain itu, wisata budaya juga bisa ditemukan di Bale Indung Rahayu hingga Galeri Wayang.
Purwakarta sebagai Kota Pensiunan
Belakangan, Kabupaten Purwakarta juga memiliki julukan lain di luar wisata budaya yakni adalah kota pensiunan. Mengutip laman Humas Jabar, Purwakarta sudah dikenal sebagai kota dari masyarakat yang purna tugas sejak tahun 1980-an silam.
Ini terkait tata kotanya yang nyaman, serta jauh dari hiruk pikuk. Selain itu, wilayah Purwakarta juga masih teduh dan banyak ditanami pepohonan dan berada di kawasan dataran tinggi yang membawa suasana tenang.
Belum lagi posisinya yang berada di antara Bandung dan Jakarta yang membuatnya banyak disinggahi oleh orang-orang dari kedua daerah tersebut, karena daya tariknya yang jauh dari hiruk pikuk.
Hingga sekarang, kesan itu masih melekat dan menjadi pilihan masyarakat kota besar untuk menghabiskan hari tua.