Dulunya Jadi Saksi Kejayaan Perdagangan Rempah, Ini Sejarah 5 Pelabuhan Kuno di Pesisir Pantura Jawa Tengah yang Masih Eksis Hingga Kini
Pada masanya pelabuhan-pelabuhan itu ramai oleh aktivitas perdagangan. Sekarang beberapa di antaranya telah hilang karena proses alam.
Pada masanya pelabuhan-pelabuhan itu ramai oleh aktivitas perdagangan. Sekarang beberapa di antaranya telah hilang karena proses alam.
Dulunya Jadi Saksi Kejayaan Perdagangan Rempah, Ini Sejarah 5 Pelabuhan Kuno di Pesisir Pantura Jawa Tengah yang Masih Eksis hingga Kini
Pesisir utara Pulau Jawa merupakan kawasan strategis perdagangan baik di masa lalu maupun masa kini. Saat ini, banyak berdiri kawasan industri maupun kota-kota yang berkembang pesat seperti Jakarta, Semarang, hingga Surabaya.
Di masa lalu, kawasan yang dikenal nama Pantura itu menjadi saksi kejayaan perdagangan rempah. Di Jawa Tengah sendiri, ada lima pelabuhan kuno yang menjadi pusat perdagangan komoditas tersebut. Mana saja?
-
Dimana lokasi pelabuhan Cirebon tempo dulu? Gambar: bekas pelabuhan Muara Jati Cirebon yang dulu jadi salah satu pemasok rempah.
-
Apa peran Pelabuhan Muara di masa lampau? Pelabuhan Muara atau Muaro memiliki peran penting dan menjadi pelabuhan tertua di Kota Padang. Pelabuhan ini dibangun di sebuah kawasan yang secara tradisi telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk tempat bersandarna kapal-kapal lokal.
-
Bagaimana perdagangan rempah dilakukan di Palembang? Melalui Sungai Musi inilah perdagangan mulai terjalin, bahkan hingga terjadi percampuran budaya dengan masyarakat setempat.
-
Bagaimana Museum Bahari menggambarkan era kejayaan rempah? Museum ini benar-benar menggambarkan era kejayaan rempah di Indonesia masa penjajahan.
-
Di mana Pelabuhan Juwana berperan penting? Dalam catatan sejarah kuno, Pelabuhan Juwana termasuk dalam titik pantai utara Jawa yang berperan krusial sebagai titik dan pusat perekonomian di Pati.
-
Dimana sampan kuno itu ditemukan? Menurut Departemen Arkeologi Vaud, perahu sepanjang 13 meter ini ditemukan di kedalaman 3,5 meter, tersembunyi di gundukan pasir di tepi utara danau.
1. Pelabuhan Bergota Semarang
Saat ini, kawasan Bergota di Kota Semarang menjadi pemakaman umum bercampur permukiman warga. Padahal di masa lalu, tepatnya di era Kerajaan Mataram Kuno, Bergota merupakan bandar utama di pesisir utara Jawa.
“Pelabuhan Bergota mempunyai andil besar dalam perkembangan Mataram Kuno, dari sebuah kerajaan kecil menjadi besar, megah, dan berkuasa,” tulis Sejarawan Amen Budiman dalam buku “Sejarah Semarang” dikutip dari Babad.id
Namun saat ini pelabuhan itu lenyap diduga karena proses pendangkalan. Hal itulah yang menjadi faktor penting bagi kemunduran Mataram Kuno.
Foto: Babad.id
2. Pelabuhan Juwana
Pada masa lampau, Pelabuhan Juwana yang berada di Kabupaten Pati menjadi salah satu tempat yang penting dalam perdagangan rempah di Nusantara. Dikutip dari Kemdikbud.go.id, saat itu pelabuhan tersebut menjadi pusat pengiriman beras yang ditukar rempah dari wilayah Nusantara bagian timur.
Pada masanya pelabuhan ini juga dijadikan tempat transit untuk mengambil perbekalan beras. Selain menjadi pusat distribusi beras, Pelabuhan Juwana juga menjadi pintu gerbang perdagangan rempah yang berasal dari timur.
Bertemunya para pedagang dari pelabuhan lain di pelabuhan ini menciptakan interaksi sosial, budaya, pengetahuan, dan agama yang jejaknya masih bisa ditemui pada masyarakat Pati hari ini.
Sumber Foto: Kemdikbud.go.id
3. Pelabuhan Kudus
Letak Pelabuhan Kudus berada di Selat Muria yang dulunya memisahkan daerah utara Pulau Jawa dengan Gunung Muria. Dahulu selat ini ramai sebagai jalur transportasi dan perdagangan bagi masyarakat Jawa Kuno.
Dengan adanya pelabuhan ini, Kudus memasuki masa kejayaan sebagai kota pelabuhan sungai dan perdagangan pada masa Kerajaan Islam. Diduga komoditas perdagangan yang diperjual belikan berupa hasil pertanian dan ditukarkan dengan keramik yang berasal dari luar Kudus.
4. Pelabuhan Lasem
Dikutip dari Kebudayaanindonesia, Lasem merupakan daerah pesisir kabupaten Rembang yang memiliki pantai serta muara sungai yang berhulu di pedalaman.
Pada abad ke-7 Masehi, Lasem diduga sudah menjadi bandar yang ramai dan mempunyai hubungan yang erat dengan Kerajaan Holing yang pusat kerajaannya berada di wilayah pedalaman.
5. Pelabuhan Jepara
Pada masa lalu, Pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan yang amat ramai. Dilansir dari Merdeka.com, pada abad ke-16 Pelabuhan Jepara mampu mengekspor beras sebanyak 15.000 ton yang diangkut dengan 60 kapal jung ke Kepulauan Maluku dan Banda. Selain itu ada pula komoditas seperti lada, garam, sutra, porselen, dan beragam rempah-rempah yang diperdagangkan di sana.
Bahkan pada masa jayanya, seorang pengelana dunia, Tomi Pires, mencatat bahwa Jepara merupakan teluk dengan pelabuhan yang indah. Melalui bukunya berjudul “Suma Oriental”, ia memuji Pelabuhan Jepara sebagai tempat berlabuh terbaik dari sekian banyak pelabuhan yang pernah ia sambangi selama perjalanannya di abad ke-16.