Sejarah Jalur Rempah di Bumi Sumatra, Punya Kualitas Terbaik hingga Jadi Perburuan Pedagang Eropa
Tak hanya wilayah Timur saja yang kaya akan rempah-rempah. Pulau Sumatra juga tidak kalah kaya dengan hasil rempah yang juga menjadi incaran pedagang Eropa.
Tak hanya wilayah Timur saja yang kaya akan rempah-rempah. Pulau Sumatra juga tidak kalah kaya dengan hasil rempah yang kerap menjadi incaran pedagang Eropa.
Sejarah Jalur Rempah di Bumi Sumatra, Punya Kualitas Terbaik hingga Jadi Perburuan Pedagang Eropa
Pulau Sumatra memiliki indikasi besar dalam peran dan keterlibatannya terhadap jalur rempah-rempah di Nusantara. Mungkin, banyak orang mengira jika rempah-rempah hanya ada di bagian Timur, namun nyatanya para pedagang Eropa juga menaruh perhatian di Pulau Sumatra yang berada di bagian Barat.
Sumatra menjadi wilayah kaya dengan hasil buminya yang pada saat itu sangat dicari oleh pedagang dari belahan dunia. Hal ini dikarenakan mereka cukup kesulitan mendapat rempah di daerahnya sendiri karena pengaruh iklim yang tidak cocok.
-
Dimana VOC membangun loji perdagangan di Sumatera Barat? Pulau Sumatera merupakan salah satu wilayah yang menjadi basis besar perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Tak heran jika Belanda serta Portugis banyak mendirikan sebuah loji yang difungsikan sebagai pendukung perdagangan rempah serta emas.
-
Apa komoditas utama Cirebon di jalur rempah? Lada menjadi rempah yang paling banyak diburu dari Cirebon, dan kota tersebut memiliki kebun lada yang cukup luas di wilayah Sukapura (saat ini Kejaksan).
-
Kapan VOC mulai berdagang di Pariaman? Memasuki abad ke-17, seluruh wilayah Pariaman berada di bawah kedaulatan Kesultanan Aceh. Sampai akhirnya pada tahun 1663 kongsi dagang Belanda yaitu VOC tiba dan mendirikan kantor di Kota Padang.
-
Kenapa Pulau Selayar penting dalam perdagangan rempah? Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara, Pulau Selayar menjadi salah satu wilayah yang menjadi titik penting perdagangan rempah-rempah di wilayah Timur.
-
Kenapa Pati menjadi titik perdagangan rempah? Dilansir dari Kemdikbud.go.id, faktor lain yang membuat Pati menjadi titik perdagangan rempah pada masa lalu adalah wilayah pegunungannya yang menjadi tempat rempah-rempah dibudidayakan.
-
Produk apa yang paling dicari di Sumatera dan Jawa? Dimulai dari ujung Barat Indonesia, berbagai produk Fashion seperti Celana Perempuan, dan Batik menjadi ragam produk lokal yang paling banyak dibeli masyarakat seiring pesatnya perkembangan tren fashion di dua pulau ini.
Mengutip situs jalurrempah.kemdikbud.go.id, salah satu daerah dengan potensi besar penghasil rempah-rempah yaitu Palembang. Hal ini disebabkan letaknya yang sangat strategis sekaligus tempat bandar dan kaya akan hasil buminya.
Selain Palembang, wilayah Sumatra Barat juga menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal dagang milik VOC. Bahkan, sebelum datangnya VOC sudah lebih dulu pedagang asal India sudah tercatat memasuki wilayah Padang dan Pariaman pada abad ke-9.
Peran Penting Perairan
Jalur perairan menjadi satu-satunya akses dalam dunia perdagangan rempah-rempah di bumi Sumatra, tak terkecuali aliran sungai. Di Palembang, terdapat Sungai Musi yang mengalir dari hulu di sekitar Bengkulu hingga bermuara di Selat Bangka.
Selain jalurnya yang panjang sejauh lebih dari 600 kilometer, Sungai Musi menjadi sungai induk dengan lebar yang cukup untuk dilalui kapal-kapal dagang berkapasitas besar. Melalui Sungai Musi inilah perdagangan mulai terjalin, bahkan hingga terjadi percampuran budaya dengan masyarakat setempat.
Mengutip disbud.sumbarprov.go.id, di Sumatra Barat juga demikian pentingnya perairan. Teluk Bayur merupakan pelabuhan yang penting dalam perdagangan rempah antara warga pribumi dengan bangsa asing.
Pelabuhan ini juga diberi nama Emmahaven yang dibangun oleh Belanda pada rentang tahun 1888 sampai 1893. Pelabuhan Teluk Bayur menjadi yang terbesar sebagai kota dagang di Sumatra.
Komoditas Lada yang Berharga
Salah satu komoditas unggulan yang begitu dicari oleh pedagang asing adalah lada. Pulau Sumatra sangat potensial dalam menghasilkan lada dengan kualitas yang baik. Selain lada, ada juga rempah lain yang cukup tumbuh baik di pulau ini, seperti kayu manis, gaharu, dan gambir.
Di Palembang terdapat komoditas lada yang sangat menjajikan bagaikan emas dalam harta karun. Bahkan, VOC sampai bernafsu untuk bisa mendapatkan kontrak dagang lada dengan Kesultanan Palembang dan Jambi karena di Eropa harga lada sangat tinggi dan langka.
Nama rempah-rempah itu adalah lada hitam. Tumbuhan ini cukup tumbuh subur dan produksinya terbilang tinggi di wilayah pedalaman Palembang tepatnya di wilayah Uluan. Lada hitam cukup mudah ditanam dan tidak perlu suhu yang konsisten, ketinggian, dan curah hujan. Namun, butuh waktu agak lama untuk memanen tanaman lada hitam ini.
Sementara di Sumatra Barat, terdapat Perjanjian Painan antara pedagang perantara Minang dan VOC untuk mencapai kata sepakat dalam memonopoli lada dan emas sebagai imbalan atas perlindungan Belanda untuk mereka terhadap Aceh. Selain itu, Sumbar juga terkenal dengan penghasil gambir dengan kualitas terbaik.
Bukti Jalur Perairan Penting
Dengan melihat seluruh proses terjadi perdagangan rempah di Bumi Sumatra ini tak lepas dari aliran air baik itu laut dan sungai yang berperan sangat penting. Selain membawa kemakmuran, rempah-rempah di Sumatra menjadi primadona bagi pedagang asing.
Selain itu, letaknya yang sangat strategis dengan jalur perdagangan menjadi faktor lain terjadi berkembangnya aktivitas jual beli rempah bahkan emas sekalipun.