Menguak Bandar Susoh, Bukti Jejak Keberadaan Jajahan Inggris di Pesisir Barat Selatan Aceh
Salah satu daerah yang berada di paling barat Indonesia ini dulunya pernah disambangi oleh bangsa-bangsa Eropa.
Salah satu daerah yang berada di paling barat Indonesia ini dulunya pernah disambangi oleh bangsa-bangsa Eropa.
Menguak Bandar Susoh, Bukti Jejak Keberadaan Jajahan Inggris di Pesisir Barat Selatan Aceh
Nusantara begitu kaya akan potensi rempah-rempahnya yang begitu beragam. Sejak dulu, komoditas ini menjadi incaran serta "harta karun" bagi sebagian negara yang membutuhkannya.
Soal rempah-rempah, bangsa Eropa yang paling terdepan. Mereka rela melakukan ekpedisi ke wilayah Timur dengan menempuh jarak ribuan kilometer hanya untuk sekarung pala, lada, kayu manis, dan sebagainya.
-
Dimana VOC membangun loji perdagangan di Sumatera Barat? Pulau Sumatera merupakan salah satu wilayah yang menjadi basis besar perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Tak heran jika Belanda serta Portugis banyak mendirikan sebuah loji yang difungsikan sebagai pendukung perdagangan rempah serta emas.
-
Di mana penjajah Inggris pertama kali bermukim? Para peneliti dari Universitas Iowa menemukan, enam ekor anjing dari Virginia Company Period di Jamestown—pemukiman Inggris permanen pertama di Amerika Utara—milik penduduk suku asli Amerika dan dimakan oleh para pemukim Inggris.
-
Bagaimana perdagangan rempah dilakukan di Palembang? Melalui Sungai Musi inilah perdagangan mulai terjalin, bahkan hingga terjadi percampuran budaya dengan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pulau Selayar penting dalam perdagangan rempah? Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara, Pulau Selayar menjadi salah satu wilayah yang menjadi titik penting perdagangan rempah-rempah di wilayah Timur.
-
Dimana perdagangan kapur barus berlangsung? Perdagangan kapur barus di Tapanuli, Sumatera Utara sudah berlangsung sejak abad ke-2 Masehi dan menjadi salah satu komoditi penting atau 'emas'.
-
Rempah apa yang paling dicari pedagang asing di Sumatra? Salah satu komoditas unggulan yang begitu dicari oleh pedagang asing adalah lada.
Dari sekian banyak wilayah yang disambangi oleh pedagang-pedagang Eropa, terdapat wilayah terkenal dan menjadi tempat singgah, yaitu Bandar Susoh. Letaknya berada di pesisir Pantai Barat Aceh.
Wilayah tersebut menjadi salah satu jejak keberadaan jajahan Inggris. Bahkan beberapa warga lokal sudah melakukan sebuah perjanjian dengan mereka soal komoditas lada.
Sejak Abad 17
Mengutip beberapa sumber, Bandar Susoh sudah menjadi lirikan bangsa-bangsa Eropa khususnya Inggris sudah sejak abad ke-17. Wilayah ini begitu kaya akan rempah-rempahnya, sehingga menjadi tempat singgah bagi pedagang Eropa.
Dengan kedatangan bangsa Eropa, Bandar Susoh semakin berkembang dan sudah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah. Tak sedikit warga lokal terlibat dengan pedagang Inggris untuk membeli sekarung harta karun tersebut.Hubungan dagang antara warga Bandar Susoh dengan Inggris pun semakin hari semakin baik. Mengutip situs acehprov.go.id, pada tahun 1787 Syahbandar Susoh bernama Leube Dapa mengadakan perjanjian dengan Inggris untuk menyediakan lada.
Memiliki Lima Bandar Besar
Mengutip ANTARA, Bandar Susoh memiliki beberapa sebutan, seperti Susu atau Susum dalam tulisan Portugis, Soesoe, Soeesoh, Sosoeh dalam tulisan Belanda, dan Soosoo dalam tulisan Inggris.
Sementara itu, wilayah Barat Selatan Aceh atau disingkat Barsela, setidaknya memiliki lima bandar besar, yaitu Bandar Meulaboh, Bandar Susoh, Bandar Meukek, Bandar Trumon, dan Bandar Singkil.
Disinggahi Orang Melayu
Selain keberadaan jejak Inggris, Bandar Susoh ternyata juga disambangi oleh pedagan dari pesisir Coromandel atau orang-orang Melayu yang dijuluki dengan "Orang Kleng".
Pedagang Kleng ini menjual berbagai macam jenis ikan, kapal mereka ketika pulang sudah dipenuhi lada seberat 150 hingga 200 ton. Kapal-kapal mereka ini datang dari Porto Novo atau Afrika Barat dan Coringa (India) setiap tahunnya.
Perdagangan Rahasia
Setelah ada perjanjian dagang dengan Inggris, Tuanku Raja Udahna Lela atau menantu Leube Dapa secara diam-diam bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam perdagangan lada. Hal ini demi meraih keuntungan yang jauh lebih besar.
Kemudian, kasus ini pun segera diketahui oleh pihak Inggris. Kemudian mereka memberikan bantuan untuk mengembalikan kerugian yang dialamu Kesultanan Aceh dengan imbalan harus ada perjanjian dagang yang adil.
Selain itu, pedagang Inggris juga harus diberi jaminan dan mengakhiri perdagangan rahasia dengan Amerika. Inggris pun sangat rugi besar dengan adanya praktik tersebut, baik di Eropa dan India.