Sejarah 23 Juli 1942: Operasi Edelweiss Disahkan Hitler untuk Merebut Ladang Minyak
Tujuan utama dari Operasi Edelweiss yang dijalankan oleh Jerman Nazi pada tahun 1942 adalah untuk merebut dan mengamankan ladang minyak di wilayah Kaukasus.
Operasi Edelweiss adalah sebuah kampanye militer yang dilancarkan oleh Jerman Nazi pada musim panas tahun 1942 selama Perang Dunia II.
Sejarah 23 Juli 1942: Operasi Edelweiss Disahkan Hitler untuk Merebut Ladang Minyak
Operasi Edelweiss (Bahasa Jerman: Edelweiß), dinamai berdasarkan bunga gunung, adalah rencana Jerman untuk menguasai Kaukasus dan merebut ladang minyak Baku selama Perang Soviet-Jerman. Operasi tersebut disahkan oleh Hitler pada tanggal 23 Juli 1942.
Pasukan utama termasuk Grup Angkatan Darat A yang dipimpin oleh Wilhelm List, Tentara Panzer ke-1 (Ewald von Kleist), Tentara Panzer ke-4 (Kolonel Jenderal Hermann Hoth), Angkatan Darat ke-17 (Kolonel Jenderal Richard Ruoff), bagian dari Luftflotte 4 (Generalfeldmarschall Wolfram Freiherr von Richthofen) dan Angkatan Darat Rumania ke-3 (Jenderal Petre Dumitrescu).
-
Kenapa Jerman luncurkan Operasi Bodenplatte? Tujuan operasi ini adalah untuk mendapatkan superioritas udara selama tahap stagnan Pertempuran Bulge sehingga pasukan Jerman bisa melanjutkan serangan mereka.
-
Kapan Operasi Bodenplatte diluncurkan? Operasi Bodenplatte adalah serangan udara besar-besaran yang dilancarkan oleh Jerman pada tanggal 1 Januari 1945, selama Perang Dunia II.
-
Apa tujuan Operasi Bodenplatte? Tujuan operasi ini adalah untuk mendapatkan superioritas udara selama tahap stagnan Pertempuran Bulge sehingga pasukan Jerman bisa melanjutkan serangan mereka.
-
Apa peran utama kilang minyak Plaju saat Perang Dunia II? Pasokan minyak yang digunakan untuk kendaraan militer Belanda mulai bermasalah ketika Perang Dunia II bergulir. Kehadiran kilang Plaju dan Sungai Gerong tadi menjadi sangat berharga di mata mereka.Alih-alih berperang, tentara sekutu sempat memanfaatkan kilang ini untuk menggerakkan alat tempur mereka melawan Jepang.
-
Bagaimana pasukan Jerman membantu perjuangan Indonesia? Seperti orang-orang Jepang, beberapa eks serdadu Jepang ini pun diketahui pernah menjadi pelatih militer untuk para pejuang Indonesia selama perang kemerdekaan.
-
Bagaimana Operasi Bodenplatte dilakukan? Operasi Bodenplatte adalah serangan udara besar-besaran yang dilancarkan oleh Jerman pada tanggal 1 Januari 1945, selama Perang Dunia II.
Grup Angkatan Darat A didukung di timur oleh Grup Angkatan Darat B yang dipimpin oleh Fedor von Bock dan sisa pesawat Armada Udara ke-4 (seluruhnya 1.000 pesawat).
Angkatan darat, didampingi oleh 15.000 pekerja industri minyak, termasuk 167.000 tentara, 4.540 senjata dan 1.130 tank.
Tujuan Operasi Edelweiss
Tujuan utama dari Operasi Edelweiss yang dijalankan oleh Jerman Nazi pada tahun 1942 adalah untuk merebut dan mengamankan ladang minyak di wilayah Kaukasus. Ladang-ladang minyak ini, termasuk yang berada di Baku, Grozny, dan Maykop, sangat penting bagi upaya perang Jerman karena mereka sangat bergantung pada pasokan minyak untuk menjalankan mesin perang mereka. Berikut adalah beberapa tujuan spesifik dari operasi ini:
- Mengamankan Sumber Daya Minyak: Dengan menguasai ladang minyak di Kaukasus, Jerman berusaha memastikan pasokan minyak yang stabil dan besar untuk mendukung operasional militer mereka. Ini sangat penting karena minyak merupakan sumber daya vital untuk kendaraan, pesawat, dan mesin perang lainnya.
- Memotong Pasokan Minyak Soviet: Dengan merebut ladang minyak tersebut, Jerman juga berusaha untuk memotong pasokan minyak bagi Uni Soviet, yang akan melemahkan kemampuan perang Soviet dan mengurangi daya tahan mereka dalam konflik.
- Memperluas Wilayah Kekuasaan: Selain keuntungan ekonomis dan strategis, menguasai wilayah Kaukasus juga akan memperluas wilayah kekuasaan Jerman dan memberikan mereka keuntungan geografis dalam peperangan.
- Membuka Jalur ke Timur Tengah: Penguasaan wilayah Kaukasus dapat membuka jalan bagi Jerman untuk melanjutkan kampanye mereka ke wilayah Timur Tengah, yang kaya akan sumber daya alam lainnya dan memiliki nilai strategis tinggi.
Persiapan Operasi
Beberapa perusahaan minyak seperti "German Oil on Caucasus", "Ost-Öl" dan "Karpaten-Öl" telah didirikan di Jerman. Mereka diberikan sewa eksklusif selama 99 tahun untuk mengeksploitasi ladang minyak Kaukasia. Untuk mencapai tujuan ini, sejumlah besar pipa—yang kemudian terbukti berguna bagi pekerja industri minyak Soviet—dikirimkan.
Untuk mempertahankan mereka dari serangan unit Soviet di bawah komando Nikolai Baibakov dan Semyon Budyonny, resimen penjaga SS dan resimen Cossack dibentuk. Kepala Abwehr mengembangkan Operasi Schamil, yang menyerukan pendaratan di wilayah Grozny, Malgobek dan Maikop.
Dimulainya Operasi
Setelah menetralisir serangan balik Soviet di arah Izyum-Barvenkovsk, Grup A Angkatan Darat Jerman dengan cepat menyerang ke arah Kaukasus.
Ketika Rostov-on-Don, yang dijuluki "Gerbang Kaukasus", jatuh pada tanggal 23 Juli 1942, unit tank Ewald von Kleist bergerak melintasi Pegunungan Kaukasia. Komandan divisi "Edelweiss", Hubert Lanz, memutuskan untuk maju melalui ngarai sungai di lembah Sungai Kuban dan dengan menyeberangi Jalur Marukhskiy (Sungai Maly Zelenchuk), Teberda, Uchkulan mencapai Jalur Klukhorskiy, dan secara bersamaan melalui Jalur Khotyu-tau untuk memblokir hulu Sungai Baksan dan jalur Donguz-Orun dan Becho.
Bersamaan dengan manuver yang mengepung, Pegunungan Kaukasia hanya bisa dilintasi melalui jalur seperti Sancharo, Klukhorskiy dan Marukhskiy untuk mencapai Kutaisi, Zugdidi, Sukhumi dan Tbilisi.
Unit Divisi Gunung Jerman ke-4, yang diawaki oleh pasukan Tyrolean, aktif dalam serangan ini. Mereka berhasil maju sejauh 30 km menuju Sukhumi. Untuk menyerang dari wilayah Kuban, merebut jalan masuk menuju Elbrus, dan menutupi sisi "Edelweiss", sebuah detasemen barisan depan yang terdiri dari 150 orang yang dipimpin oleh Kapten (Hauptmann) Heinz Groth.
Titik awal operasi di jalur Krasnodar-Pyatigorsk-Maikop dicapai pada 10 Agustus 1942. Pada 16 Agustus batalion yang dikomandoi oleh von Hirschfeld melakukan tipuan dan mencapai Ngarai Kadar. Pada tanggal 21 Agustus, bendera Sosialis Nasional dipasang di Gunung Elbrus, titik tertinggi Kaukasus.
Kegagalan Operasi
Operasi Edelweiss, yang dilancarkan oleh Jerman Nazi pada tahun 1942, memiliki beberapa hasil yang signifikan, meskipun pada akhirnya dianggap sebagai kegagalan strategis. Berikut adalah hasil utama dari operasi ini:
- Keberhasilan Awal: Pada tahap awal, pasukan Jerman mencapai beberapa keberhasilan dengan cepat merebut kota-kota seperti Rostov, Maykop, dan bagian lain dari wilayah Kaukasus. Mereka juga berhasil menduduki beberapa ladang minyak penting, meskipun kerusakan yang dilakukan oleh pasukan Soviet yang mundur membuat ladang-ladang minyak tersebut kurang produktif.
- Kesulitan Logistik dan Medan Berat: Setelah keberhasilan awal, pasukan Jerman menghadapi kesulitan besar dalam mendaki dan mengoperasikan di medan pegunungan yang berat di Kaukasus. Medan yang sulit, cuaca buruk, dan kurangnya infrastruktur logistik memperlambat kemajuan mereka dan menyulitkan untuk mempertahankan pasokan yang stabil.
- Perlawanan Sengit dari Soviet: Pasukan Soviet memberikan perlawanan sengit dan terorganisir dengan baik. Mereka menggunakan taktik perang gerilya dan memanfaatkan pengetahuan lokal mereka tentang medan untuk menghambat kemajuan Jerman. Pertahanan Soviet di beberapa titik kunci juga memperlambat dan akhirnya menghentikan kemajuan Jerman.
- Alih Fokus ke Stalingrad: Salah satu faktor kunci yang mempengaruhi hasil Operasi Edelweiss adalah kebutuhan mendesak untuk mengalihkan pasukan dan sumber daya ke pertempuran di Stalingrad. Pertempuran di Stalingrad menjadi prioritas utama bagi Jerman, dan ini mengakibatkan pengurangan dukungan dan pasokan untuk pasukan yang beroperasi di Kaukasus.
- Kegagalan Mencapai Tujuan Utama: Akhirnya, Jerman gagal mencapai tujuan utama mereka untuk menguasai ladang minyak di Baku dan Grozny. Pasukan Jerman terpaksa mundur dari banyak wilayah yang telah mereka capai sebelumnya, dan pada awal tahun 1943, mereka menarik diri sepenuhnya dari Kaukasus.