Sejarah 14 Agustus 1914: Pecahnya Pertempuran Lorraine pada Perang Dunia 1
Prancis yang tidak terima karena wilayahnya direbut berusaha untuk melancarkan serangan. Pihak Jerman pun bersiap, hingga akhirnya pertempuran pun pecah.
Perang ini didasarkan pada kekecewaan Prancis karena harus kehilangan wilayahnya yang direbut oleh Prusia.
Sejarah 14 Agustus 1914: Pecahnya Pertempuran Lorraine pada Perang Dunia 1
Pertempuran Lorraine atau Invasi Lorraine adalah tujuan utama strategi Prancis selama perang melawan Jerman. Invasi dan perebutan kembali Lorraine dimulai sejak Perang Prancis-Prusia, ketika Prancis kehilangan Alsace dan Lorraine yang direbut Prusia. Rencana untuk menyerang dan merebut Lorraine didasarkan pada strategi ofensif Prancis yang disebut Rencana XVII. Kebencian yang dipendam terhadap Jerman dari Prancis karena kekalahan ini diperhatikan oleh Jerman dan diperhitungkan dalam Rencana Schlieffen. Jerman tahu bahwa Prancis tidak akan membuang waktu untuk merebut kembali tanahnya yang hilang.
-
Apa Pertempuran Marne Pertama? Pertempuran ini menjadi salah satu pertempuran yang paling menentukan di dunia. Pada tanggal 6 September 1914, sekitar 30 mil timur laut Paris, Angkatan Darat ke-6 Prancis di bawah komando Jenderal Michel-Joseph Manoury menyerang sayap kanan Angkatan Darat ke-1 Jerman, sehingga memulai Pertempuran Marne Pertama yang menentukan di akhir bulan pertama Perang Dunia I.
-
Kapan Pertempuran Lyon terjadi? Senjata ini diduga bekas Pertempuran Lyon pada 19 Februari 197 atau 1826 tahun lalu, yang dianggap sebagai pertempuran paling sengit antara dua pasukan tentara Romawi.
-
Mengapa Pertempuran Marne terjadi? Setelah menginvasi Belgia dan maju ke timur laut Prancis pada akhir Agustus 1914, pasukan Jerman mendekati Paris, didorong oleh kemenangan besar yang memaksa lima pasukan tentara Prancis mundur setelah Pertempuran Perbatasan di Lorraine, Ardennes, Charleroi dan Mons.
-
Kapan Pertempuran Marne Pertama dimulai? Pada tanggal 6 September 1914, sekitar 30 mil timur laut Paris, Angkatan Darat ke-6 Prancis di bawah komando Jenderal Michel-Joseph Manoury menyerang sayap kanan Angkatan Darat ke-1 Jerman, sehingga memulai Pertempuran Marne Pertama yang menentukan di akhir bulan pertama Perang Dunia I.
-
Dimana Pertempuran Marne terjadi? Pada tanggal 6 September 1914, sekitar 30 mil timur laut Paris, Angkatan Darat ke-6 Prancis di bawah komando Jenderal Michel-Joseph Manoury menyerang sayap kanan Angkatan Darat ke-1 Jerman, sehingga memulai Pertempuran Marne Pertama yang menentukan di akhir bulan pertama Perang Dunia I.
-
Kenapa pertempuran Lyon terjadi? Pertempuran Lyon, juga dikenal sebagai Pertempuran Lugdunum, terjadi antara tentara kaisar Romawi Septimius Severus dan tentara Clodius Albinus yang merebut kekuasaan dari Severus.
Latar Belakang
Invasi Lorraine adalah bagian dari Pertempuran Perbatasan dan terjadi setelah kegagalan yang terjadi di Pertempuran Mulhouse. Pada 14 Agustus 1914, (dua hari setelah Pertempuran Haelen), Prancis memasuki kota Lorraine dengan Tentara Pertama dan Kedua mereka. Komandan Prancis Jenderal Auguste Dubail memimpin Angkatan Darat Pertama Prancis dan berencana merebut kota yang bernama Sarrebourg.
Tentara Kedua Jenderal Noel de Castelnau memiliki tugas untuk merebut Morhange yang merupakan kota lain. Putra Mahkota Rupprecht dari Bavaria akan mempersiapkan pertahanannya untuk menahan Prancis. Di bawah komandonya adalah Tentara Keenam dan Tentara Ketujuh Jerman.
Pecahnya Pertempuran
Si Putra Mahkota merencanakan strategi unik yang mirip dengan apa yang dilakukan Daniel Morgan di Pertempuran Cowpens. Dia berencana untuk menggunakan agresi Prancis melawan mereka dengan mundur hingga puncak serangan Prancis untuk memancing tentara Prancis mengikuti mereka ke posisi yang telah dipersiapkan dengan baik. Begitu Prancis terpancing ke posisi ini, dia akan melancarkan serangan balik yang akan memberi kerugian bagi Prancis.
Strateginya berhasil dan Prancis menyerang dengan agresif. Mereka mengikuti Rupprecht ke pertahanan yang telah disiapkan dengan baik di mana mereka berada di bawah tembakan senapan mesin dan artileri berat yang intens. Begitu dia tahu Prancis berada dalam situasi genting, Rupprecht meminta agar Kepala Staf Helmuth con Moltke untuk mengizinkan serangan balik yang akan mendorong Prancis kembali ke Nancy. Moltke setuju. Serangan balik Jerman pada 20 Agustus 1914 memaksa tentara Prancis bertempur terpisah, yang berujung pada kekalahan dan kekacauan.
Pengejaran Jerman berjalan lambat dan Jenderal Prancis Noel de Castelnau mampu menduduki posisi di timur Nancy dan memperluas sayap kanan ke arah selatan, untuk mendapatkan kembali kontak dengan Angkatan Darat Pertama. Pada 22 Agustus, sayap kanan diserang dan dipukul mundur sejauh 16 mil dari posisi awal serangan pada 14 Agustus. Angkatan Darat Pertama mundur tetapi berhasil mempertahankan kontak dengan Angkatan Darat Kedua.
Komandan Korps XX Prancis Ferdinand Foch melakukannya dengan baik selama retret. Dia melindungi Prancis yang mundur dan kemudian melancarkan serangan balik yang mencegah Jerman menyeberangi Sungai Meurthe. Prancis gagal merebut kembali wilayah mereka yang hilang dari Perang Prancis-Prusia.
Panglima Tertinggi Prancis Joseph Joffre memperhatikan bahwa ada celah yang muncul di antara tentara Prancis. Alih-alih mengalami kekalahan telak lainnya, dia menarik Tentara Alsace. Pada 22 Agustus, Pasukan Pertama dan Kedua telah kembali ke wilayah Prancis. Jerman mulai mempersiapkan serangan lain melalui Trouee des Charmes, tetapi penggunaan pesawat yang baik membantu Prancis melihat rencana pasukan Jerman dan merencanakan pertahanan mereka sesuai dengan apa yang mereka lihat.Ketika Jerman menyerang pada 24 Agustus, Prancis sudah siap. Putra Mahkota Jerman juga gagal menyusun rencana sehingga ia menyia-nyiakan anak buahnya. Jumlah korban dalam pertempuran ini sekitar 66.500.