Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM
Dulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.
Dulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.
Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM
Kuningan merupakan salah satu kabupaten tertua di Jawa Barat. Jejak kehidupan manusia di daerah ini sudah ada sejak 3500 sebelum masehi dengan berbagai bukti peninggalannya.
-
Kapan kota kuno itu didirikan? Kota kuno ini diperkirakan didirikan pada akhir abad ke-6 SM dan eksis hingga abad ke-6 Masehi.
-
Kapan kota kuno itu berdiri? Menurut laporan Greek Reporter, kota ini berdiri pada abad keenam SM dan eksis sampai abad keenam Masehi.
-
Kapan kota kuno ini dihuni? Kota ini berasal dari sekitar tahun 250 Masehi sampai 1000 Masehi dan diberi nama Ocumtun yang berarti “kolom batu“ dalam bahasa Maya.
-
Kapan kota kuno ini ditemukan? Proses penggalian dimulai pada 2020 di bulan September, di lokasi antara kuil Ramses III dan Amenhotep III.
-
Kapan sejarah kota tua dimulai? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kapan kota kuno ini dibangun? Lebih dari 400 pemukiman yang ada di sana, beberapa di antaranya berasal dari tahun 1.000 SM, terhubung dengan jalan raya kuno yang dijuluki sebagai 'sistem jalan bebas hambatan pertama di dunia.'
Kampung Cipari jadi salah satu tempat untuk menyaksikan kehidupan masyarakat Kuningan era zaman purba. Di sini terdapat berbagai peninggalan mulai dari peti kubur batu, dolmen, punden berundak, sampai kapak batu.
Kabupaten di lereng Gunung Ciremai ini juga menyimpan berbagai kekayaan budaya, mulai dari kesenian, kuliner sampai destinasi wisata yang beragam.
Kuningan juga menjadi salah satu daerah yang wajib dikunjungi jika mampir ke Jawa Barat.
Mulanya Permukiman Warga
Merujuk laman kuningankab.go.id, wilayah ini awalnya hanya permukiman yang ditinggali oleh beberapa warga.
Yang menarik, dari permukiman ini mereka sudah memiliki sistem politik yang mengarah ke sistem kerajaan yang bernama Kerajaan Kuningan, bahkan mampu memperluas jangkauannya sampai tanah melayu. Dalam naskah Carita Babad Parahyangan disebut bahwa sistem kerajaan ini mulai memperluas jaringannya pada 11 April 732 masehi.
Jejak Kerajaan Kuningan
Menurut sejarah, Kerajaan Kuningan memiliki sistem pemerintahan yang sudah terpola dengan baik ketika itu.
Gambar: Kuda Windu ikon Kuningan/Merdeka.com
Raja sendiri diikat dengan pedoman hidup bernama Dangiang Kuning yang berpegang kepada Sanghyang Darma dan Sanghyang Siksa.
Terdapat 10 peraturan hidup yang berlaku di masa Kerajaan Kuningan seperti dilarang membunuh makhluk hidup, tidak mencuri, tidak berzina, tidak berdusta, tidak mabuk, tidak makan bukan di waktunya, tidak menonton lalu menari dan bermain musik, tidak mewah dalam berbusana, tidak tidur di tempat empuk serta tidak menerima emas dan perak.
Dikuasai Kerajaan Galuh
Sayangnya Kerajaan Kuningan yang ketika itu dipimpin Seuweukarma dan bergelar Rahiangtang Kuku kemudian diserang oleh Kerajaan Galuh di bawah pimpinan Sanjaya. Alhasil Kerajaan Kuningan kemudian menjadi daerah Kerajaan Galuh.
Beberapa periode berjalan, terjadi penyatuan antara dua kerajaan Sunda yakni Galuh dan Pakuan Pajajaran, hingga Kerajaan Kuningan kemudian dikuasai oleh Rakean Darmasiksa putra ke-12 Rahiang Banga Pada tanggal 22 Juli 1175 Masehi.
Dari sini Kuningan masih diberi hak otonomi yang dijalankan oleh Pangeran Aria Kemuning.
Asal Usul penamaan Kuningan
Jika dilihat asal usulnya, terdapat beberapa informasi terkait pemberian nama Kuningan. Disimpulkan sejarawan Edi Suhardi Ekajati, kata Kuningan berasal dari nama logam campuran timah dan perak yang mengkilat seperti emas.
Ini juga terkait dengan penemuan perkakas dapur di Desa Sangkanherang yang setelah diteliti ternyata berasal dari zaman Megalitikum.
Ini juga dikaitkan dengan adanya cerita Raja Kerajaan Galuh yang menendang bokor yakni wadah air suci umat Hindu yang terbuat dari logam kuningan. Ketika itu raja menendang bokor karena marah hingga dikaitkan dengan asal usul nama kabupaten ini.
Kabupaten Kuningan kemudian menetapkan hari jadi wilayah pada 1 September setiap tahunnya.