Fakta Menarik Monumen Lingga di Sumedang, Dibuat untuk Mengenang Jasa Bupati Suria Atmaja
Monumen Lingga menggambarkan kebesaran hati dan kepemimpinan Pangeran Suria Atmaja
Monumen Lingga ini menggambarkan kebesaran hati dan kepemimpinan Pangeran Suria Atmaja
Fakta Menarik Monumen Lingga di Sumedang, Dibuat untuk Mengenang Jasa Bupati Suria Atmaja
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memiliki monumen Lingga sebagai ikon kota. Letaknya persis di tengah alun-alun, dan bisa diakses oleh semua orang.
-
Siapa yang dijuluki 'Pangeran Sumenep'? Hingga saat ini, Irwan tetap aktif di panggung-panggung musik dangdut di daerah asalnya. Dikenal sebagai 'Pangeran Sumenep' dan kini telah menikah, ia berkomitmen untuk senantiasa memanjakan para penggemarnya.
-
Siapa yang membuat tahu Sumedang? Tahu Sumedang yang dikenal gurih di lidah dan empuk dalam gigitan yang selama ini kita rasakan, merupakan buatan seorang imigran Tionghoa bernama Ong Ki No.
-
Kenapa Amir Sutarga disebut Bapak Permuseuman Indonesia? Tanda kehormatan itu diperoleh sebagai kontribusinya dalam mengawal perkembangan museum di tanah air.
-
Siapa pendiri Masjid Agung Sumenep? Pantangan Mengutip situs repositori.kemdikbud.go.id, Panembahan Sumala atau PanembahanNatakusuma, sang pendiri masjid mewakafkanmasjid ini kepada umat Islam secaraluas untuk digunakan beribadah, bukanhanya untuk warga kerajaan saja.
-
Kenapa Ngagotong Lisung di Sukabumi penting? 'Ngagotong Lisung itu ada tiga kekuatan, yang pertama pada lubang di tengah merupakan kekuatan dari sang Hyang, atau yang maha pencipta, Allah SWT. Lalu ada lubang di bagian depan, yang bermakna kekuatan dari pemimpin, sedangkan yg di belakang adalah lubang dari kekuatan rakyat,' kata dia di YouTube tersebut.
-
Apa yang terkenal dari Sumenep? Kini Kabupaten Sumenep dikenal sebagai daerah dengan pelabuhan terbanyak di Jawa Timur.
Jika dilihat, bangunan monumen memiliki bentuk bujur sangkar yang memanjang ke atas dan memiliki kubah di puncaknya. Di empat sisinya, lingga ini juga memiliki tangga kecil yang sudah ada sejak dulu.
Seperti apa kisah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa Bupati Sumedang ke-29, Pangeran Soeria Atmadja (Suria Atmaja) ini? Berikut informasi selengkapnya.
Dibangun pada 1922
Mengutip laman sisemar.sumedangkab.go.id, bangunan Lingga ini pertama dibangun pada awal 1922, atau satu tahun pasca meninggalnya Bupati Sumedang Pangeran Suria Atmaja.
Di salah satu sisinya terdapat tulisan berbahasa Sunda berbunyi “Urang sadaya sami tunggal kaulaning Allah, saasal satekad keneh. Upami dikapalaan ku anu pangsampurnana wening galih sareng linuhung ajem tengtrem sadajana”.
Tulisan tersebut memiliki arti “kita semua sama-sama menghadap ke sosok tunggal yakni Allah, ketika memiliki tekad yang sama. Karena dikepalai oleh yang maha paling sempurna, bening, lembut, tak terbatas, tentram dan semuanya”
Untuk menghargai jasa bupati
Monumen Lingga merepresentasikan sosok bupati semasa hidup yang memiliki banyak program untuk mensejahterakan rakyat.
Karena pengabdiannya yang besar, Suria Atmaja dianugerahi sejumlah gelar mulai dari De Groote Goulden Star (21 Agustus 1891), Ridder der Orde van den Nederlandschen Leeuw (17 September 1918), Songsong Kuning (payung kuning) (26 Agustus 1905) dan Officer van de Orde van Oranje Nassau (27 Agustus 1903).
Suria Atmaja dikenal memiliki program penting, mulai dari bidang pertanian, sosial, kemasyarakatan sampai pendidikan.
Dikenal sosok yang suka blusukan
Sementara itu, sosok bupati ini dikenal dekat dengan rakyat. Ia tak segan untuk blusukan agar mengetahui kondisi sebenarnya warga yang ia pimpin dari sana Suria Atmaja memiliki sejumlah program unggulan.
Di bidang ekonomi, ia membangun bank bernama Bank Prijaji (priyayi) dan bank desa agar warga miskin tidak terjerat lintah darat.
Kemudian ia juga memperhatikan keamanan warganya, dengan dibangunnya pos-pos keamanan lingkungan. Dalam bidang infrastruktur, dia berhasil membuat tembusan menuju Bandung dan daerah priangan timur lainnya bernama Cadas Pangeran.
Ketika wabah cacar muncul, Suria Atmaja memimpin langsung vaksinasi ke pelosok desa, dan meminta warganya menanam tanaman obat.
Terakhir, dia juga membantu peternak miskin, dengan memberikan hewan sapi gratis yang didatangkan dari pulau Madura, Jawa Timur.
Meramalkan Kesuksesan Tahu Sumedang
Sisi menarik lain dari sosok bupati Sumedang, Suria Atmaja adalah ketika dirinya meramalkan kesuksesan tahu Sumedang.
Momen ini bermula saat ia hendak melakukan kunjungan kerja ke wilayah Situraja, dan mencium aroma lezat dari tahu yang digoreng oleh pendatang asal Tiongkok. Ia lantas menghentikan keretanya dan mencicipi tahu tersebut.
Setelah dimakan, dirinya meminta agar tahu tersebut dipasarkan seluas-luasnya dan dijamin akan sangat laku.
Ini terbukti setelah sang pemilik menjualnya secara luas, tahu ini banyak yang mencari.
Dikenal sebagai Pangeran Mekkah
Penghargaan yang diperoleh Suria merupakan hasil kerjanya yang dianggap sempurna oleh pemerintah Hindia Belanda. Ini karena sosoknya yang berjiwa sosial besar.
Pangeran Suria Atmaja diketahui pertama menjabat pada 1882 dan berakhir pada 1919. Ia mengabdi selama 32 tahun, sebelum akhirnya meminta pensiun lantaran sudah tua. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh sang adik.
Setelah pensiun Suria Atmaja sempat pergi haji ke Mekkah.
Namun karena kondisinya sudah tua, dan kesehatannya menurun Pangeran Suria Atmaja kemudian meninggal di kota suci itu. Ini yang kemudian membuatnya dikenal sebagai Pangeran Mekkah.