Muncul Makam dengan Bendera Merah Putih di Tengah Waduk Jatigede yang Surut, Ternyata Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Saking berpengaruhnya di masa lalu, makam-makam ini sering diziarahi walau kondisi tidak surut.
Saking berpengaruhnya di masa lalu, makam-makam ini sering diziarahi walau kondisi tidak surut.
Muncul Makam dengan Bendera Merah Putih di Tengah Waduk Jatigede yang Surut, Ternyata Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Musim kemarau menyebabkan sejumlah dam penampungan air surut, tak terkecuali Waduk Jatigede Sumedang.
-
Apa yang muncul di Waduk Jatigede? Terdapat bangunan berupa puing masjid, tempat tinggal sampai pemakaman yang kembali muncul.
-
Apa yang muncul di Waduk Jatigede saat surut? Tampak Waduk Jatigede dalam keadaan surut sejak empat bulan terakhir. Kondisi ini membuat kampung-kampung yang sebelumnya ditenggelamkan kembali bermunculan. SDN Cipaku jadi salah satunya. Masih terlihat puing-puingnya
-
Apa yang muncul kembali di Waduk Jatigede? Namun belakangan perkampungan tersebut justru kembali muncul di permukaan lantaran kondisi waduk yang surut. Salah satu yang terlihat kembali adalah bangunan bekas SMP Sukamenak.
-
Siapa yang mengunjungi Waduk Jatigede? Warga menyaksikan bekas tempat tinggal mereka dari tengah waduk.
-
Dimana Waduk Jatigede berada? Waduk Jatigede yang berlokasi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tengah surut akibat kemarau panjang.
-
Kenapa Waduk Jatigede surut? Namun di musim kemarau ini sejak Juni lalu, bangunan-bangunan rumah, puskesmas sampai sekolah kembali muncul di permukaan.
Akibat kondisi ini, sejumlah perkampungan yang ditenggelamkan muncul kembali. Bahkan, tempat pemakaman umum masyarakat juga terlihat di sejumlah titik wilayah Kecamatan Darmaraja.
Terdapat salah satu makam yang mencuri perhatian di sana. Sekelilingnya dipasangi pagar bambu rapat dan bendera merah putih panjang.
Setelah ditelusuri, makam itu ternyata merupakan tokoh yang disegani dan bukan orang sembarangan. Berikut kisah selengkapnya.
Kemunculan makam
Mengutip YouTube Krisna Euy, Selasa (3/10), terlihat air bendungan terbesar kedua di Indonesia itu benar-benar surut di sebagian besar areanya.
Genangan hanya tampak di bagian tengah maupun daerah yang memiliki cekungan. Hal ini membuat puing-puing bangunan permukiman dan pemakaman terlihat jelas.
Makam-makam tersebut di antaranya Mbah Dalem Prabu Lembu Agung, Prabu Aji Putih dan makam Ratu Ratna Inten Nawang Wulan.
Sosok Mbah Dalem Prabu Lembu Agung
Menurut informasi di laman sisemar.sumedangkab.go.id, Mbah Dalem Prabu Lembu Agung merupakan penguasa Sumedang dari Kerajaan Sumedang Larang.
Mbah Dalem Prabu Lembu Agung menjadi raja ketiga di Sumedang Larang dan berkuasa di rentang waktu 778 - 893 masehi.
Dia sebelumnya sempat tidak ingin menjadi raja dan ingin menjadi resi atau sosok suci dalam agama Hindu. Namun karena gagal menjalankan ujian dari sang ayah, maka Prabu Lembu Agung harus menjalankan pemerintahan sebagai raja Sumedang Larang bersama wakilnya sang adik, yang bernama Prabu Gajah Agung.
Prabu Aji Putih
Sementara itu, makam Prabu Aji Putih juga mulai muncul ke permukaan setelah Waduk Jatigede surut.
Mengutip buku Rintisan Masa Silam Sejarah Jawa Barat yang ditulis Tjetjep Permana. Prabu Aji Putih merupakan raja pertama yang memimpin Sumedang. Dahulu, muncul sebuah kerajaan paling awal bernama Tembong Agung yang merupakan cikal bakal kerajaan Sumedang Larang.
Prabu Aji Putih bertakhta di kisaran tahun 678 M yang berpusat di wilayah Citembong Girang, Kecamatan Ganeas. Tak berapa lama, Ia memindahkan pusat pemerintahannya ke kampung Muhara, Desa Leuwi Hideung, Kecamatan Darmaraja yang saat ini digenang Waduk Jatigede.
Ratu Ratna Inten Nawang Wulan seorang pahlawan perempuan Sumedang
Terkait makam keramat lainnya yang mulai muncul di Waduk Jatigede adalah makam dari tokoh Ratu Ratna Inten Nawang Wulan atau Nyimas Nawang Wulan yang merupakan seorang pahlawan wanita yang disegani pada masanya.
(Foto: Makam Ratu Nawang Wulan)
Diketahui, Nyimas Nawang Wulan merupakan istri dari raja pertama Tembong Agung, Prabu Aji Putih.
Menurut cerita yang berkembang di sana, perempuan tersebut memiliki paras yang ayu dan lemah lembut. Dia juga mampu menghipnotis para musuh kerajaan Tembong Agung termasuk penjajah Belanda hingga bertekuk lutut.
Sering diziarahi masyarakat
Walau posisinya berada di tengah waduk, ketiga makam ini konon selalu diziarahi oleh warga, baik setempat maupun luar kota.
Rata-rata mereka ingin napak tilas kejayaan kerajaan Tembong Agung dan Sumedang Larang di masa silam. Saat kondisi waduk surut, peziarah pun semakin banyak.
“Jadi sudah tiga bulan ini surut, sekarang ini banyak yang ziarah, baik surut maupun tergenang. Cuma kalau surut ada peningkatan,” kata juru kunci makam Mbah Dalem Prabu Lembu Agung.
Adapun sosok ketiganya bukan orang sembarangan, karena mampu menjaga Sumedang agar tidak jatuh ke tangan lawan dan penjajah Eropa.