Kisah Makam Keramat Marongge Sumedang, Diyakini Jadi Pelet yang Bisa Pikat Lawan Jenis hingga Manjur untuk Karier
Kabarnya, makam keramat ini bermula dari tiga prajurit perempuan asal kerajaan Mataram di masa silam.
Kabarnya, makam keramat ini bermula dari tiga prajurit perempuan asal kerajaan Mataram di masa silam.
Kisah Makam Keramat Marongge Sumedang, Diyakini Jadi Pelet yang Bisa Pikat Lawan Jenis hingga Manjur untuk Karier
Sebagai puseur budaya Sunda, Sumedang kaya akan kearifan lokal sejak turun temurun lamanya. Warisan nenek moyang ini tak sedikit yang diyakini memiliki karomah, salah satunya ajian pelet marongge.
Nama Marongge diketahui berasal dari sebuah desa yang ada di Kecamatan Tomo, atau 30 KM sebelah utara dari pusat Kabupaten Sumedang. Daerahnya masih dikelilingi oleh pegunungan, hutan dan jurang.
-
Di mana tradisi Marpege-pege dilakukan? Salah satunya terlihat di daerah Padangsidempuan, Tapanuli Selatan yang bernama Marpege-pege.
-
Dimana tradisi ini dilakukan di Sumedang? Kebiasaan ini masih dijalankan oleh masyarakat di beberapa desa seperti Kadu, Lebaksiuh, Cintajaya, dan Cipicung, Kecamatan Jatigede.
-
Apa makna tradisi Marpege-pege bagi masyarakat Batak Angkola? Marpege-pege merupakan salah satu bentuk dari rasa solidaritas, saling membantu dan toleransi antar anggota keluarga dan masyarakat khususnya dalam upacara perkawinan.
-
Siapa yang terlibat dalam tradisi Marpege-pege? Tradisi ini masih berkaitan erat dengan sikap rasa toleransi dan rasa saling berbagi antar sesama.
-
Apa itu Kupat Tahu Sumedang? Kupat tahu menjadi salah satu kuliner andalan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Penganan ini biasanya disantap sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Rasanya khas, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang menggugah selera. Kupat tahu wajib dicicipi saat mencari sarapan di kota tersebut.
-
Mengapa Hajat Uar dilakukan di Sumedang? Hajat Uar tak sekedar pelaksanaan upacara adat, melainkan sebuah renungan akan pentingnya harmonisasi manusia dengan alam setelah terjadinya sebuah bencana alam.
Asal usul ajian pelet marongge datang dari sebuah makam leluhur yang dikeramatkan oleh warga.
Kabarnya, makam ini membawa keberuntungan untuk memikat lawan jenis, termasuk manjur dalam memajukan karier.
Saat waktu-waktu tertentu banyak peziarah yang datang ke sana untuk berdoa dan berziarah, dengan harapan dipermudah urusannya.
Berawal dari Tiga Prajurit Perempuan dari Kerajaan Mataram
Mengutip laman Pemkab Sumedang, makam keramat ini bermula dari tiga prajurit perempuan asal kerajaan Mataram yang singgah di Sumedang.
Ketika itu mereka mengemban misi untuk menaklukan kerajaan Panjalu.
Namun, misi tersebut gagal sehingga ketiganya memilih untuk tidak kembali karena ancaman hukuman mati.
Para prajurit tersebut yakni Mbah Gabug, Mbah Setayu, Mbah Naibah dan Mbah Naidah, yang masih saudara kandung.
Mbah Gabug Menghilang
Setelah tinggal di sana, Mbah Gabug justru tidak Nampak. Setelah tiga tahun empat puluh satu hari, mbah Gabug ditemukan dalam keadaan sedang bertafakur dan hampir meninggal.
Karena kondisi yang mengkhawatirkan, akhirnya ketiga saudara Mbah Gabug diminta bisikan gaib untuk mencari obat berupa kilaja susu munding. Dalam bahasa Indonesia, susu munding artinya susu kerbau.
Beberapa waktu, Mbah Gabug sembuh dan menyuruh ketiga sudaranya menggali tanah di area bekas dirinya ditemukan terbaring. Kemudian, lubang ditutup dengan rengge (ranting bambu), dan ketiganya pulang.
Gambar: Youtube Pelosok Sumedang
Muncul Cahaya dan Mbah Gabug Menghilang
Saat tengah malam, rupanya mereka kembali dan mengintip dari balik pepohonan. Namun tiba-tiba muncul “merong” cahaya yang memancar dari lubang yang telah diberi rengge atau ranting bambu tersebut.
Setelah ditelusuri, Mbah Gabug justru menghilang dan tidak pernah ditemukan. Kata merong atau cahaya serta rengge yakni bambu, diyakini menginspirasi nama desa tersebut yakni Desa Merongge.
Sejak saat itu, lokasi pelan-pelan mulai didatangi warga desa yang penasaran karena Mbah Gabug yang hilang. Beratus-ratus tahun kemudian, mitos ini masih dipegang oleh masyarakat sekitar.
Dipercaya Mampu Pikat Lawan Jenis
Sementara itu, ajian pemikat lawan jenis muncul berdasarkan keterangan juru kunci setempat. Saat muda, Mbah Gabug, Mbah Setayu, Mbah Naibah dan Mbah Naidah memiliki paras yang cantik.
Bahkan setelah tua, kecantikannya tidak pudar dan memiliki daya pikat yang kuat. Itulah sebabnya, kekuatan mereka dipercaya masih ada hingga saat ini dan dianggap mujarab.
Dari sana, tak sedikit warga yang meminta untuk memikat jodoh, bahkan meminta agar hasil pertanian dan usahanya bisa terus berkembang. Lalu, tak sedikit juga orang-orang yang memiliki jabatan datang ke makam untuk berziarah dan meminta karirnya lancar.
Ramai saat Malam Jumat Kliwon
Adapun makam tersebut akan ramai didatangi para peziarah saat malam Jumat khususnya Kliwon dalam penanggalan Jawa.
Para peziarah datang dari berbagai kota dan kabupaten di wilayah Jawa Barat, bahkan ada yang dari luar daerah.