Menguak Fakta Makam Kuno Misterius di Sukoharjo, Diduga Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Demak
banyak dari makam di kompleks makam kuno itu yang berasal dari tahun 1400-an akhir hingga 1500-an awal.

banyak dari makam di kompleks makam kuno itu yang berasal dari tahun 1400-an akhir hingga 1500-an awal.

Menguak Fakta Makam Kuno Misterius di Sukoharjo, Diduga Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Demak
Di Desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, terdapat sebuah makam kuno. Lokasinya dinaungi rimbunnya pohon sehingga selalu terlindung dari sinar matahari. Makam-makam di sana memiliki berbagai corak, mulai dari gaya Demak hingga Hanyakrakusuman.
Menurut penuturan masyarakat sekitar, tokoh utama yang dimakamkan di makam kuno itu adalah Kyai Jatikusumo.
Dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia, bentuk nisan makam Kyai Jatikusumo merujuk era akhir 1400-an hingga 1500-an pertengahan. Makamnya berbentuk bangun persegi dengan bahu yang tinggi hingga mendekati mustaka atau kepala nisan.
Kijing makamnya terbuat dari susunan bata merah dengan dimensi 2,5 meter x 1,5 meter x 0,75 meter. Peneliti makam-makam tua, M. Yaser Arafat, mengatakan bahwa banyak makam-makam di sana yang tidak diketahui identitasnya.

Padahal menurut penelitiannya, banyak makam-makam di kompleks makam kuno itu yang berasal dari tahun 1400-an akhir hingga 1500-an awal.
“Makam-makam itu ditemukan di baris paling utara. Semakin ke selatan, makam-makamnya berasal dari tahun 1600-1700. Sementara makam yang berada di sisi timur dan barat merupakan makam-makam baru,” kata Yaser dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Yaser mengatakan, makam-makam tua di sana menjadi sebuah pertanda bahwa dulunya tempat itu merupakan pusat peradaban, tepatnya pada tahun 1500 hingga 1600.
“Kita letakkan saja, kalau makam paling tua di sini adalah makam tahun 1500, berarti orang-orang yang dimakamkan sudah membangun peradaban di sini sejak tahun 1400,” kata Yaser.
Jika ditilik dari folklore yang terdapat di Desa Triyagan di mana dijumpai sebanyak tujuh yoni, dapat disimpulkan bahwa peradaban di Desa Triyagan sudah semarak sejak era Hindu-Budha.
Uniknya, masyarakat menyebut daerah di sekitar makam kuno itu sebagai daerah Kauman. Padahal Kauman sendiri merujuk pada tempat khusus yang dikembangkan untuk syiar agama Islam.
Dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia, toponim “Kauman” pada tempat itu menunjukkan memori kolektif masyarakat bahwa pada masa lalu daerah tersebut digunakan sebagai daerah penyebaran agama Islam.
