Potret Daerah Terluar Kerajaan Majapahit, Ada Situs Parwati yang Mengalirkan Air Suci
Daerah-daerah terluar kerajaan ini punya ciri khusus yang unik

Daerah-daerah terluar kerajaan ini punya ciri khusus yang unik

Potret Daerah Terluar Kerajaan Majapahit, Ada Situs Parwati yang Mengalirkan Air Suci

Daerah-daerah terluar dari ibu kota Kerajaan Majapahit ditandai dengan keberadaan beberapa yoni, salah satunya Yoni Gambar di Desa Japanan, Kecamatan Sedah, Kabupaten Jombang. Situs Yoni Gambar ini berada di tengah areal persawahan.
Mbah Gambar
Warga setempat menyebut situs Yoni Gambar sebagai Mbah Gambar. Situs bersejarah ini terbuat dari batu andesit dengan orientasi menghadap barat. Yoni Gambar berbentuk segi delapan dengan bagian atas terdapat lubang berbentuk persegi.
Konsep Hindu mengenal yoni sebagai lambang Parwati/Dewi Uma, pasangan Dewa Siwa. Adapun, Dewa Siwa dilambangkan dengan lingga.Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang di bagian tengah. Lubang ini berfungsi untuk meletakkan lingga yang dihubungkan dengan cerat melalui saluran sempit. Cerat yang terdapat pada salah satu sisi yoni berfungsi sebagai pancuran. Air mengucur pada lingga yoni kemudian mengalir pada cerat ini. Air tersebut diyakini sebagai air suci yang dapat digunakan untuk ritual agama.

Titik Terluar Majapahit
Mengutip Instagram @bpk_wilayah_11, selain sebagai lambang dari Dewi Uma, Yoni juga menjadi salah satu penanda pola keruangan tertentu.

Menurut Nurhadi Rangkuti (2014), titik-titik terluar dari kawasan ibu kota Majapahit ditandai dengan keberadaan Yoni Gambar, Yoni Lebakjabung, dan Situs Bhre Kahuripan.
Yoni Lebak Jabung
Situs Umpak Batu dan Yoni Lebak Jabung terletak di Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Situs ini berupa batu umpak yang berjajar memanjang dari utara ke selatan.

Umpak Batu ini diduga semacam pondasi sebuah pendopo. Pada bagian pusatnya, terdapat sebuah yoni yang diduga tanda batas ibu kota Majapahit sebelah Selatan Timur. Saat ini, yoni tersebut
disimpan di Museum Trowulan.

Situs Bhre Kahuripan
Situs ini berupa candi yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh, hanya tersisa bagian batur dengan ukuran 14 x 14 meter dengan yoni di tengahnya.
Mengutip lib.ui.ac.id, situs Bhre Kahuripan diperkirakan merupakan jenis samkirna dikarenakan bahan pembuatannya lebih dari dua bahan. Baturnya dari susunan batu andesit, sumurannya campuran antara bata dan andesit, di atas batu-batu umpak diduga berdiri tiang kayu penopang atap dari bahan yang mudah rusak. Candi Bhre Kahuripan termasuk dalam jenis candi batur dan memiliki latar belakang agama Hindu Saiwa. Berdasarkan peninggalan yang ada, candi ini berfungsi sebagai tempat pendharmaan sekaligus peribadatan.