Menyusuri Kompleks Candi Bumiayu, Jejak Peninggalan Hindu di Sumatra Selatan
Candi Bumiayu salah satu kompleks candi bercorak Hindu yang berhasil ditemukan di Sumatra Selatan.
Candi Bumiayu salah satu kompleks candi bercorak Hindu yang berhasil ditemukan di Sumatra Selatan.
Menyusuri Kompleks Candi Bumiayu, Jejak Peninggalan Hindu di Sumatra Selatan
Sebuah kompleks candi bercorak Hindu juga berhasil ditemukan jejaknya di tepian Sungai Lematang, Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatra Selatan. Candi tersebut juga tak kalah menarik untuk dikulik lebih dalam.
Kompleks candi tersebut bernama Candi Bumiayu yang ditemukan oleh E.P. Tombrink pada tahun 1864 dalam Hindoe Monumenten in de Bovenlanden van Palembang.
-
Dimana letak Candi Batujaya? Salah Satu Peninggalan Tarumanagara Adalah Percandian Batujaya di Karawang.
-
Dimana Candi Mendut berada? Mengutip YouTube Asisi Channel, Candi Mendut segaris lurus dengan Candi Pawon dan Candi Borobudur.
-
Dimana lokasi situs bersejarah Candi Borobudur? Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah candi Buddha terbesar di dunia dan dibangun pada abad ke-9 selama masa dinasti Syailendra.
-
Candi Jabung, apa itu? Candi Jabung, atau yang dikenal dengan nama Bajrajinaparamitapura, terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
-
Dimana letak Candi Sumur? Lokasi Candi ini berlokasi di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
-
Dimana Situs Candi Balekambang ditemukan? Setelah diteliti lebih lanjut oleh Tim Arkeolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), diperkirakan situs candi itu merupakan salah satu dari peninggalan Kerajaan Kalingga di abad ke-7 Masehi.
Kompleks candi bercorak Hindu rupanya tak hanya bertebaran di Pulau Jawa saja, melainkan telah tersebar hingga ke Pulau Sumatra. Pastinya, peninggalan-peninggalan tersebut juga tak kalah bagusnya dengan candi yang ada di Pulau Jawa.
Simak penelusuran kompleks Candi Bumiayu di Sumatra Selatan yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Ditemukan Peneliti Belanda
Penemuan-penemuan ini pertama kali dilaporkan oleh E.P. Tombrink, ia berhasil menemukan arca dari trasit berjumlah puluhan buah, salah satunya adalah arca Nandi. Kemudian, A.J. Knaap menemukan reruntuhan setinggi 1,75 meter di wilayah Lematang.
Kemudian para peneliti Belanda ini juga menemukan sudut bangunan dengan hiasan mahluk Gana dari Terrakota, kemuncak bangunan, Arca Brahma, Lingga, dan Arca tanpa Kepala.Tahun 1973, Pusat Penelitian Nasional bersama Museum Universitas Pennsylvania dari Amerika mengadakan penelitian di situs Bumiayu. Pada penelitian tersebut berhasil ditemukan runtuhan bangunan dari batu bata.
Dari Temuan Arca sampai Candi
Terdapat empat buah bangunan di kompleks Candi Bumiayu. Beberapa di antaranya terdapat sebuah karya seni yang sudah begitu maju ketika candi ini dibentuk.
Mengutip situs Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, mulai dari runtuhan candi 1 ada lima buah Arca, dua buah tokoh tanpa atribut kedewaan, dan Arca Nandi.
Kemudian di candi 3 ada sebuah candi induk serta tiga buah candi perwara yang masing-masing berada di sisi Utara, Timur, dan Selatan. Uniknya candi 3 ini memiliki bentuk bangunan seperti bujursangkar. Candi 3 ditemukan kepala Arca berwajah raksasa, Arca wanita berbentuk torso yang memakai kalung, Arca perempuan memegang ular dan beberapa motif Arca lainnya.
Dari penemuan-penemuan ini, telah dibuktikan bahwa Candi Bumiayu dulunya ada sekelompok orang yang sudah mampu menghasilkan mahakarya yang indah. Bahkan, arca-arca itu di antaranya masih terkait dengan seni pahat yang tinggi.
Penganut Ajaran Hindu
Bukti bahwa Candi Bumiayu bercorak Hindu terlihat dari penemuan Arca-arca dewa Hindu seperti Arca Siwa dan Arca Agasatya. Menurut para peneliti, Arca tersebut telah diciptakan sekitar abad 9-10.
Berkembangnya ajaran Hindu di sekitar Candi Bumiayu, lambat laun masuklah ajaran-ajaran lain yang mengarah ke pemujaan bernama Tantra. Bukti ini terpampang di sebuah prasasti yang bergaya Tantra yang ditemukan di tepi Sungai Lematang.
Ajaran tersebut mulai berkembang sejak abad ke-13. Lalu pada rentang waktu tersebut terciptalah Arca Camundi dan Arca Singa sebagai masuknya pemujaan Tantrisme dari Orissa atau India dan Singhasari.