Awalnya Berupa Semak Belukar, Ini Kisah Penemuan Candi Mendut saat Zaman Penjajahan Belanda
Diperkirakan usia Candi Mendut lebih tua atau paling tidak sezaman dengan Candi Borobudur.
Diperkirakan usia Candi Mendut lebih tua atau paling tidak sezaman dengan Candi Borobudur.
Awalnya Berupa Semak Belukar, Ini Kisah Penemuan Candi Mendut saat Zaman Penjajahan Belanda
Pada saat pertama kali ditemukan pada tahun 1836, Candi Mendut hanya berupa gundukan tanah yang ditumbuhi semak belukar. Sejak saat itu lingkungan candi mulai dibersihkan. Seluruh bangunan candi ditemukan, kecuali bagian atapnya.
(Foto: YouTube Asisi Channel)
-
Kapan Candi Gebang ditemukan? Candi ini pertama kali ditemukan oleh penduduk lokal pada bulan November 1936.
-
Apa peninggalan Belanda di Tapanuli Selatan? Salah satu jejak peninggalan kolonial Belanda ada di Tapanuli Selatan berupa kolam renang.
-
Bagaimana Situs Candi Balekambang ditemukan? Dilansir dari Batangkab.go.id, situs itu pertama kali ditemukan saat PT Perkebunan Nusantara 9 melakukan pembersihan lahan untuk KIT Batang.
-
Bagaimana Candi Bogang ditemukan? Pada tahun 1982, saat para pekerja bangunan hendak menggali pondasi bangunan di Wonosobo, mereka menemukan sebuah arca kepala Buddha berukuran raksasa.
-
Siapa yang menemukan Candi Gebang? Candi ini pertama kali ditemukan oleh penduduk lokal pada bulan November 1936.
-
Kapan orang Belanda mulai berlibur di Situ Bagendit? Namun siapa sangka, keindahan danau alami itu rupanya sudah mencuri perhatian orang Belanda sejak awal 1900-an. Ketika itu, banyak kalangan menir dan noni menjadikan lokasi sebagai tempat berlibur.
Survei yang lengkap terhadap Candi Mendut beserta lingkungannya dilakukan pertama kali pada akhir abad ke-19 oleh B. Kersjes dan C. de Hamer.
Survei itu dimaksudkan untuk menentukan tindakan yang harus diambil guna melestarikan candi di masa mendatang.
Pada tahun 1897-1904, dilakukan usaha penggalian, pemugaran, dan perbaikan perdana oleh Belanda. Pemugaran tersebut berhasil membangun bagian tubuh dan kaki candi.
Pada tahun 1908, T. van Erp melanjutkan perbaikan Candi Mendut bersama dengan perbaikan Candi Borobudur. Akan tetapi perbaikan itu belum selesai karena atapnya belum dipasang. Perbaikan selanjutnya dilakukan pada tahun 1925 yang menghasilkan beberapa stupa kecil yang dipasangkan kembali pada atap candi.
Berdasarkan temuan inskripsi yang berasal dari bagian atas pintu masuk, diperkirakan usia Candi Mendut lebih tua atau paling tidak sezaman dengan Candi Borobudur.
Dari segi paleografis, tulisan tersebut ada persamaan dengan tulisan-tulisan pendek yang tertera pada bagian atas panel relief Karmawibhangga Candi Borobudur.
Setelah kurang lebih satu abad, bangunan tersebut menjadi tempat ziarah para penganut Buddha. Candi tersebut kemudian terabaikan bersamaan dengan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.
Batu-batunya banyak yang hilang karena digunakan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan pribadi.
Candi Buddha Rasa Hindu Siwa
Di sisi belakang Candi Mendut, terdapat relief Padmapani. Dalam ajaran Hindu Siwa, Padmapani merupakan manifestasi dari Ganesha. Selain itu, sisi selatan Candi Mendut, ada relief Manjusri, yang merupakan pengajar ilmu kebijaksanaan. Bila dimanifestasikan dalam ajaran Hindu Siwa, sosok Manjusri ini sama dengan Agastya, reksi yang juga mengajarkan tentang ilmu kebijaksanaan.
Mengutip YouTube Asisi Channel, Candi Mendut segaris lurus dengan Candi Pawon dan Candi Borobudur. Karena itulah muncul dugaan kalau Candi Mendut adalah bagian dari Candi Borobudur.
Namun hal itu bisa diperdebatkan lagi karena baik Candi Mendut maupun Candi Pawon sebenarnya tidak menghadap Candi Borobudur.
Namun fakta mengejutkannya adalah sisi Candi Mendut yang dipahati relief Dewi Tara ternyata menghadap tepat ke Candi Kalasan yang berada di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti diketahui, Candi Kalasan merupakan bangunan pemujaan bagi Dewi Tara.