Diduga Sebuah Candi, Ini Fakta Menarik Situs Patapan di Serang
Selain terpusat di tengah, bebatuan juga terlihat menyebar di sekitar lokasi dari struktur mirip punden berundak tersebut.
Selain terpusat di tengah, bebatuan juga terlihat menyebar di sekitar lokasi dari struktur mirip punden berundak tersebut.
Diduga Sebuah Candi, Ini Fakta Menarik Situs Patapan di Serang
Desa Nagara yang terletak di Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang memiliki bukti peninggalan sejarah yang menyerupai tumpukan batu. Lokasinya berada di dataran tanah, dekat jalan utama desa tersebut.
Terdapat beberapa versi terkait asal muasal Situs Patapan ini, mulai dari seperti peninggalan dari masa megalitik, petilasan di masa Kesultanan Banten, hingga sisa kejayaan era Hindu di Serang.
-
Apa yang ditemukan di Candi Pataan? Tak jauh dari Prasasti Sumbersari, terdapat Candi Pataan. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Airlangga yang terdiri dari satu candi induk dan dua candi pengapit.
-
Apa yang menarik dari Situ Patenggang? Situ patenggang merupakan sebuah danau yang terletak di ketinggian 1685 MDPL. Obyek wisata ini menawarkan keindahan alam serta birunya danau yang menawan.
-
Apa yang paling menarik dari wisata Serang? Serang sendiri adalah salah satu kawasan di Banten yang memiliki begitu banyak destinasi wisata.
-
Dimana letak Candi Penataran? Candi yang terletak di Desa Penataran, Kabupaten Blitar ini dikenal sebagai candi termegah dan terluas di Jawa Timur.
-
Apa tempat wisata di Pasuruan yang dikenal dengan sejarah? Candi ini merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Singasari yang dibangun pada abad ke-13.
-
Mengapa Setu Patok cocok untuk wisata sejarah? Karena keberadaannya yang terintegrasi dengan danau Setu Patok, maka gua Jepang ini memiliki potensi wisata alam dan sejarah yang besar di Cirebon.
Namun di luar itu, situs ini jadi salah satu spot yang menarik untuk mengetahui sejarah Banten di masa silam.
Dari tempat ini dapat diketahui bahwa peradaban Banten di masa telah beragam sejak dulu. Berikut informasi tentang Situs Patapan yang ditemukan di Serang.
Memiliki Bentuk Serupa Punden Berundak
Dalam laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, disebutkan jika bentuk tumpukan bebatuan ini bentuknya menyerupai punden berundak.
Kemudian, bagian tengah tumpukan juga semakin meninggi, khas tempat pemujaan kepada nenek moyang.
Dalam tradisi masa lampau, punden berundak merupakan area pemujaan warga kepada roh para leluhur.
Sampai dengan masa setelahnya, bangunan ini masih digunakan oleh masyarakat termasuk untuk mencari ilmu supranatural.
Batu Menyebar Tak Beraturan
Selain terpusat di tengah, bebatuan juga terlihat menyebar di sekitar lokasi dari struktur mirip punden berundak tersebut. Sebarannya tak beraturan, dan berada tak jauh dari lokasi.
Situs ini diperkirakan ditemukan paska kemerdekaan, atau di rentang tahun 1950 sampai 1960-an. Ini didasarkan pada buku inventaris kepurbakalaan yang ditulis N.J. Krom pada 1914 bahwa di Serang tidak ditemukan adanya situs Patapan.
Setelah penemuan itu, Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Serang melakukan upaya perlindungan dengan cara pemagaran situs Patapan sekitar tahun 1991-1992 dan 1992-1993. Kemudian di tahun 1996 penelitian lebih lanjut dilakukan terhadap peninggalan tersebut hingga tahun 2003.
Nama Patapan Hadir di Zaman Kesultanan Banten
Dalam kepercayaan rakyat turun temurun Situs Patapan pernah difungsikan pada masa pemerintahan Kesultanan Banten.
Dahulu, warga di masa kesultanan Banten banyak menggunakannya sebagai tempat bertapa atau bersemedi. Kemudian tempat ini bergeser fungsinya sebagai lokasi pertemuan dari kalangan ulama dan santri.
Jika ditilik dari sini, lokasi situs juga dimungkinkan pernah menjadi salah satu tempat penyebaran agama Islam. Dan istilah Patapaan juga berasal dari bahasa Sunda bertapa, yakni patapaan.
Diduga Kuat sebagai Candi
Namun, menurut penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Bandung pada tahun 1996 dan 1997-1998, serta studi teknis yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang pada tahun 2003, secara arsitektural dan teknologi, situs Patapan kemungkinan besar adalah sebuah bangunan candi.
Bangunan situs Patapan membentuk sebuah struktur berbentuk batur bujursangkar dengan ukuran 10 x 10 m (meskipun Balai Arkeologi Bandung menyebut ukurannya 15 x 15 m).
Batur ini dibuat dari batu pasir putih pada bagian luarnya, sementara bagian dalamnya terdiri dari pengerasan tanah yang dicampur dengan tatal-tatal batu pasir. Di tengah batur terdapat altar untuk upacara pemujaan.
Kemudian di tengah bangunan Situs Patapan terdapat sebuah struktur batu yang diidentifikasi sebagai altar berbentuk persegi dengan profil yoni. Saat ini, altar tersebut terletak di bawah pohon dalam posisi terbalik. Dalam kegiatan agama Hindu, profil yoni biasa digunakan untuk peribadatan.
Jika dilihat dari temuan itu, bisa dikatakan jika Situs Patapaan merupakan desain dari candi yang tidak utuh dari zaman Hindu – Buddha. Ini dikuatkan dengan catatan Tom Pires di tahun 1513 silam saat mendatangi Banten, menyebut bahwa kawasan Cheguide (diduga menyebut Cikande) sebagai pusat perdagangan era Hindu di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran.
Papan informasi tentang Situs Patapan di Serang.