Bertahan Puluhan Tahun, Ini Sisi Menarik Kue Gipang dari Banten yang Rasanya Manis
Beras umumnya diolah menjadi penganan asin gurih seperti arem-arem atau rengginang. Namun di tanah Jawara Banten, beras justru dijadikan camilan manis gipang.
Beras umumnya diolah menjadi penganan asin gurih seperti arem-arem atau rengginang. Namun di tanah Jawara Banten, beras justru dijadikan camilan manis gipang.
Bertahan Puluhan Tahun, Ini Sisi Menarik Kue Gipang dari Banten yang Rasanya Manis
Renyah di bagian tengah dan lembut di sisi atas menjadi ciri khas kue gipang. Kudapan khas Banten ini jadi sajian khas di rumah-rumah warga saat hari raya Idulfitri dan Iduladha. Keunikan gipang sendiri terdapat di bahan pembuatannya yakni beras.
Beras umumnya diolah menjadi penganan asin gurih seperti arem-arem ataupun rengginang. Namun di tanah Jawara Banten, beras justru dikreasikan sebagai camilan manis gipang ini. Tak hanya lezat disantap sebagai camilan tunggal, kue ini rupanya nikmat dijadikan teman menyesap kopi ataupun teh tawar hangat.
-
Apa itu kue Jipang? Olahan makanan yang terbuat dari beras yang dipanaskan itu dinamakan kue jipang.
-
Kenapa warga Dusun Sigandul suka kue Jipang? 'Enak, manis, dan krenyes,' ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro saat mencicipi kue itu.
-
Apa itu Kue Mipan? Kue Mipan saat ini terbilang langka. Rasanya unik, dari campuran gula merah dan bawang putih goreng. Mipan menjadi salah satu kudapan legendaris yang terdapat di wilayah Glodok, Jakarta Barat. Penganan ini memiliki tekstur lembut dan kenyal dengan rasa yang unik.
-
Kenapa Kue Basung populer di Padang? Jajanan tradisional milik masyarakat Padang ini cukup populer.
-
Apa itu Kipang Kacang? Kudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.
-
Mengapa Kipang Kacang menjadi makanan favorit? Dengan cita rasanya yang gurih dan manis, seiring berjalannya waktu kudapan ini sudah menjadi pilihan favorit bagi masyarakat Pariaman maupun para pelancong untuk dijadikan oleh-oleh atau buah tangan.
Keunikan gipang telah bertahan sejak dahulu kala, hingga saat ini masih menjadi camilan favorit warga Banten untuk dinikmati di kala bersantai.
Gambar: salah satu UMKM gipang, Youtube Gonggo Minong
Si Manis yang Ngangenin
Kue gipang sebenarnya sudah ada sejak dekade 1900-an, dan menjadi camilan favorit masyarakat Banten.
Gambar: Youtube Achmad Bahri
Makanan ini sejak dulu selalu eksis di pedesaan, sehingga banyak diburu oleh warga kota saat bertandang ke provinsi paling barat di pulau Jawa itu.
Camilan ini memiliki bentuk persegi, dengan panjang sekitar 5 senti meter. Rasanya manis gurih, dengan tambahan selai sesuai pesanan.
Renyahnya gipang konon membuat panganan ini selalu ludes di penjual-penjual oleh-oleh setempat, saat musim liburan. Kerenyahan gipang berpadu komplet dengan selai dan lelehan gula yang menjadi bahan utamanya.
Memakai Beras dan Gula Pasir
Mengutip kanal Youtube Mang Dhepi, kue ini sangat mudah dibuat. Pertama, beras harus dicuci terlebih dahulu. Setelahnya beras wajib dimatangkan menggunakan seeng atau pengukus khusus sampai teksturnya menyerupai nasi.
Setelah matang, nasi kemudian dijemur sampai menjadi sekul aking atau nasi aking yang mengering karena paparan sinar matahari. Pembuat biasanya akan memastikan tekstur nasi dengan cara mengepalnya.
Setelah dua hari, nasi langsung mengering dan tidak menyatu hingga selanjutnya akan digoreng. Setelah pas untuk pembuatan gipang, nasi tersebut akan langsung ditaruh di papan dan disiram dengan air gula panas hingga lengket.
Diberi Selai Kacang Tradisional
Gipang yang sudah mulai mengeras dan padat lantas diberi tambahan selai kacang di bagian atasnya.
Selai ini dibuat dari kacang asli yang sudah dihaluskan, lalu diberi tambahan rasa manis sedikit. Ini yang menjadi kunci kelezatan gipang, karena di samping manis, pemberian selai kacang juga akan menambah sedikit rasa gurih.
Walau sudah dipadatkan dengan gula, penganan ini tetap mudah untuk dimakan alias tidak mengeras.
Tidak Monoton
Jika kebanyakan jajanan atau kue tradisional monoton dengan hanya satu rasa saja, hal yang berbeda justru ada pada gipang.
Mengutip budaya-indonesia.org, saat ini, sejumlah pembuatnya sudah mulai berinovasi dengan membuat beberapa rasa tambahan. Tiga yang menjadi favorit pembeli selama ini adalah selai kacang, gula Jawa dan selai pandan.
Setelah diberi tambahan rasa, penikmatnya pun bertambah. Tak sekedar dari kalangan orang tua, melainkan juga anak-anak muda.
Harganya Ramah di Kantong
Selain enak, kudapan tradisional khas warga Banten ini juga ramah di kantong dengan harga yang murah. Untuk satu toplesnya, penjual biasa menjajakannya mulai dari harga Rp10 ribu sampai Rp12 ribu, tergantung ukuran dan berat yang dijual.
Sayangnya, gipang saat ini termasuk salah satu kuliner yang langka. Keberadaannya hanya bisa ditemui di sejumlah pasar tradisional, salah satunya Pasar Badak, Kabupaten Pandeglang.
Saat ini produksinya juga masih dilakukan secara terbatas di rumah-rumah warga kawasan perkampungan seperti Magelaran, Kecamatan Kasemen, Kota Serang hingga Ciceri, Serang Timur, dekat Pasar Lama.