Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda
Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda
Kudapan khas Minang begitu beragam dengan cita rasa yang tak kalah unik dan lezat. Salah satunya Kipang Kacang yang identik dengan bahan dasar kacang-kacangan yang dicampur dengan gula aren.
Secara kasat mata, Kipang Kacang tak jauh berbeda dengan kudapan khas Jawa, Ampyang atau Noga. Kudapan ini memiliki cita rasa yang renyah dipadukan dengan rasa manis dari gula aren atau gula merah.
Meski makanan ini hanya terkesan biasa saja, namun ketika digigit menghadirkan cita rasa yang berbeda dan tentu bikin siapapun ketagihan.
Kudapan Ikonik Pariaman
Dengan cita rasanya yang gurih dan manis, seiring berjalannya waktu kudapan ini sudah menjadi pilihan favorit bagi masyarakat Pariaman maupun para pelancong untuk dijadikan oleh-oleh atau buah tangan.
Selain itu, Kipang Kacang juga kerap menjadi pilihan masyarakat Pariaman dan sekitarnya untuk dibawa ke tanah rantau sebagai oleh-oleh.
Diwariskan Turun-temurun
Selain menjadi buah tangan, Kipang Kacang juga menjadi salah satu kudapan yang biasa dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Biasanya, makanan khas Pariaman ini tidak hanya tersaji saat momen hari-hari besar saja.
Tidak diketahui pasti sejak kapan dan siapa sosok yang pertama pembuat Kipang Kacang. Namun, melansir dari beberapa sumber, kudapan ini sudah diwariskan secara turun-temurun sehingga eksistensinya tetap terjaga dan tak punah ditelan zaman.
Setiap hari, masyarakat menyantap Kipang Kacang saat bersantai di rumah bersama keluarga. Kudapan khas ini biasanya cocok disajikan bersama secangkir teh atau kopi.
Masuk Daftar WBTB Indonesia
Sebagai salah satu makanan daerah, Kipang Kacang terdaftar dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB) sejak tahun 2011 silam.
Untuk proses pembuatannya sangatlah mudah, cukup menyiapkan bahan dasar berupa kacang tanah dan gula aren. Lalu, kedua bahan dipanaskan dan dilarutkan dengan air.
Kemudian aduk merata kacang dan gula aren, masukkan dalam loyang dan tunggu sampai dingin. Terakhir, dipotong sesuai selera.
berita untuk kamu.
- Adrian Juliano
Wilayah pesisir Kota Pariaman begitu kaya dengan sajian olahan kuliner berbagan dasar hasil laut.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan oleh warga yang ingin memancing di dekat Pulau Pari.
Baca SelengkapnyaPelaku diringkus di daerah Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Kamis (18/4) kemarin.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tulak Bala, tradisi menolak bala dari bencana maupun wabah khas masyarakat pesisir Pantai Barat Aceh.
Baca SelengkapnyaNida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca SelengkapnyaPerkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok.
Baca SelengkapnyaKelezatan kue ka hadir berbarengan dengan dalamnya makna yang dipercaya oleh masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaApi dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.
Baca Selengkapnya