Mengenal Lebih Dekat Gula Kawung, si Manis Khas Sunda yang Serba Guna
Sampai saat ini gula kawung jadi andalan orang Sunda sebagai pengganti gula pasir.
Sampai saat ini gula kawung jadi andalan orang Sunda sebagai pengganti gula pasir.
Mengenal Lebih Dekat Gula Kawung, si Manis Khas Sunda yang Serba Guna
Gula kawung jadi salah satu bahan makanan yang dibuat secara tradisional oleh warga Jawa Barat. Bentuknya pun beragam, mulai dari bundar, pipih, hingga tebal.
Gambar: Kemdikbud
-
Apa perbedaan utama gula aren dan gula merah? Salah satu perbedaan mendasar antara gula aren dan gula merah terletak pada bahan bakunya. Gula aren diperoleh dari nira pohon aren, sementara gula merah dihasilkan dari nira pohon kelapa atau palem.
-
Kenapa penting untuk mengetahui nama lain gula? Mengetahui nama-nama ini sangat penting agar kita tidak terkecoh oleh kadar gula yang masuk ke dalam tubuh kita.
-
Dimana gula aren biasa digunakan? Gula aren juga sering digunakan dalam minuman tradisional seperti bandrek.
-
Dimana nama lain gula bisa ditemukan? Namun, ada begitu banyak nama lain yang digunakan untuk menggambarkan gula pada label makanan dan minuman.
-
Apa nama lain untuk gula? Gula, zat manis alami yang menjadi bagian tak terpisahkan dari banyak makanan dan minuman kita sehari-hari. Namun, ada begitu banyak nama lain yang digunakan untuk menggambarkan gula pada label makanan dan minuman. Mengetahui nama-nama ini sangat penting agar kita tidak terkecoh oleh kadar gula yang masuk ke dalam tubuh kita.
-
Bagaimana cara membuat gula aren? Gula aren umumnya dicetak menggunakan batok kelapa menjadi bentuk pipih dan bundar. Proses ini mungkin melibatkan penambahan bahan lain, seperti gula pasir.
Secara tampilan, gula kawung memiliki warna cokelat kekuningan, dengan tekstur yang padat dan sedikit keras. Ukurannya pun berbeda-beda, tergantung cetakan dari pembuatnya.
Biasanya gula kawung didapatkan di rumah-rumah produksi milik warga, maupun pasar-pasar tumpah wilayah Jawa Barat selatan. Beberapa daerah penghasil gula kawung di antaranya Kabupaten Sumedang, Garut, Ciamis, Tasik, sampai Pangandaran.
Sampai saat ini gula kawung jadi andalan orang Sunda sebagai pengganti gula pasir. Yuk kenalan lebih dekat dengan gula kawung yang khas.
Dibuat dari Pohon Aren
Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Rabu (11/10), gula kawung dibuat dari air nira pohon aren, bukan dari air kelapa.
Petani akan menggunakan lodong atau batang bambu besar sebagai penampung air nira dari atas pohon. Batang bambu itu akan disimpan di bagian atas batang mulai pagi sampai sore hari hingga terisi penuh.
Agar airnya keluar maksimal dari pohon nira, petani diharuskan menyayat permukaan tandan tertentu lalu menggosoknya menggunakan telapak tangan. Ini akan membantu membuka jalur air di masing-masing titik tandan.
Tak Boleh Sembarangan Memanjat
Demi menghasilkan gula kawung dengan kualitas baik, petani pun tidak bisa sembarangan memanjat atau memilih pohon nira.
Gambar: YouTube Desa Wisata Banyuasih.
Para penyadap ini diharuskan memiliki pengetahuan tentang karakteristik tandan sampai bagian mana saja yang bisa diambil air nira.
Mereka juga harus menjaga agar air nira yang masuk ke dalam lodong bisa terjaga kualitasnya, tanpa terkontaminasi apapun termasuk air hujan saat ditinggal di atas pohon.
Murninya air nira yang diambil, akan turut memengaruhi rasa dari gula kawung yang diproduksi.
Proses Memasak Nira Menjadi Gula Kawung
Setelah air nira terkumpul, para petani akan membawa lodong dari atas pohon ke rumah produksi.
Prosesnya juga masih sangat tradisional, yakni dengan cara memanaskannya menggunakan wajan besar berbahan bakar kayu dan daun aren kering. Ini disebut akan memperkuat aroma dari gula kawung.
Proses memasak air nira sampai mengental dilakukan selama 4 sampai 5 jam, dengan proses pengadukan yang tidak boleh berhenti.
Setelah tidak encer lagi, adonan bisa langsung dituang ke cetakan berbahan batok kelapa maupun bambu.
Perbedaan dengan Gula Merah Lainnya
Sebenarnya, gula kawung merupakan jenis gula merah yang banyak beredar. Namun terdapat perbedaan dari segi warna dan rasa.
Gambar: YouTube Desa Wisata Banyuasih.
Untuk warna, gula kawung cenderung lebih cerah kekuningan saat matang, dibanding gula merah lainnya yang berbahan kelapa.
Kemudian dari rasa, gula kawung lebih manis dengan sedikit rasa pahit di ujung lidah.
Namun demikian, gula kawung ini jauh lebih sehat karena menggunakan bahan alami dan prosesnya yang masih tradisional.
Si Manis yang Serba Guna
Mengutip arengaindonesia.com, gula kawung sendiri telah jadi pemanis serba guna andalah masyarakat Jawa Barat.
Sejumlah kuliner dan minuman tradisional khas Sunda banyak menggunakan bahan baku gula kawung seperti dodol Garut, rangginang, ali agrem, jojorong, kue mangkok, kue lumpur, bajigur dan bandrek.
Gula kawung juga biasa dijadikan sesajian di acara ritual tertentu, juga jadi penambah tenaga jika dikonsumsi secara langsung.
Gula kawung bisa jadi alternatif oleh-oleh saat bertandang ke tanah pasundan.
Saat ini di pasaran harganya bervariasi, mulai dari Rp10 ribu untuk gula kawung noncetak, Rp13ribu–Rp15 ribu untuk yang versi cetak dan puluhan ribu untuk satu ikat daun.
Gambar: Merdeka.com