Gula dan 56 Nama Lainnya di Label Makanan yang Perlu Kita Ketahui
Pada label makanan, gula kerap kali bisa kita temukan dari sejumlah nama berbeda pada makanan.
Gula tambahan telah menjadi perhatian utama dalam pola makan modern, terutama karena dampaknya terhadap kesehatan. Tidak sedikit orang yang mengonsumsi gula tambahan tanpa sadar, tersembunyi di dalam berbagai produk olahan yang kita temui setiap hari. Rata-rata, seseorang bisa mengonsumsi sekitar 17 sendok teh gula tambahan setiap hari, jauh lebih tinggi dari yang direkomendasikan.
Masalahnya, gula tidak selalu disebut dengan nama "gula" di label makanan. Sebaliknya, ia memiliki lebih dari 56 nama berbeda yang seringkali sulit dikenali. Padahal, konsumsi gula berlebih telah dikaitkan dengan berbagai penyakit serius, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, resistensi insulin, dan sindrom metabolik.
-
Kenapa penting untuk mengetahui nama lain gula? Mengetahui nama-nama ini sangat penting agar kita tidak terkecoh oleh kadar gula yang masuk ke dalam tubuh kita.
-
Apa nama lain untuk gula? Gula, zat manis alami yang menjadi bagian tak terpisahkan dari banyak makanan dan minuman kita sehari-hari. Namun, ada begitu banyak nama lain yang digunakan untuk menggambarkan gula pada label makanan dan minuman. Mengetahui nama-nama ini sangat penting agar kita tidak terkecoh oleh kadar gula yang masuk ke dalam tubuh kita.
-
Dimana nama lain gula bisa ditemukan? Namun, ada begitu banyak nama lain yang digunakan untuk menggambarkan gula pada label makanan dan minuman.
-
Apa nama lain gula dalam minuman kemasan? Rupanya, ada nama lain gula yang biasanya muncul pada label kemasan makanan.
-
Jenis gula apa yang paling umum digunakan? Gula pasir adalah jenis gula yang paling umum digunakan dan ditemukan di hampir setiap dapur.
-
Apa yang dimaksud gula tambahan? Gula tambahan ini bisa terdapat dalam minuman bersoda, permen, dan makanan olahan.
Apa Itu Gula Tambahan?
Gula tambahan adalah gula yang ditambahkan ke makanan atau minuman selama proses pengolahan untuk meningkatkan rasa, tekstur, atau umur simpannya. Gula ini biasanya berupa campuran glukosa, fruktosa, atau sukrosa.
Dilansir dari Healthline, Di Amerika Serikat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah mewajibkan produsen untuk mencantumkan jumlah gula tambahan di label fakta nutrisi, termasuk persentase dari kebutuhan harian. Meski demikian, tantangan tetap ada: memahami berbagai istilah yang digunakan untuk menyebut gula dalam produk olahan.
Mengapa Gula Memiliki Banyak Nama?
Gula tambahan tidak selalu menggunakan nama "gula" pada daftar bahan. Produsen sering kali menggunakan istilah lain yang terdengar lebih "sehat" untuk menyamarkan kandungan gulanya. Glukosa dan fruktosa, dua komponen utama gula, memiliki efek yang berbeda pada tubuh. Glukosa dapat dimetabolisme oleh hampir semua sel tubuh, sedangkan fruktosa sebagian besar dimetabolisme di hati. Konsumsi fruktosa berlebih diketahui berkontribusi pada penyakit hati berlemak dan resistensi insulin.
Untuk itu, mengenali nama-nama lain dari gula di label makanan menjadi langkah penting bagi siapa saja yang ingin menjaga kesehatannya.
56 Nama Lain untuk Gula
Berikut adalah beberapa nama yang sering digunakan untuk menyebut gula tambahan di label makanan:
Gula yang Mengandung Glukosa dan Fruktosa
Sukrosa (table sugar) – gula meja yang paling umum, terdiri dari 50% glukosa dan 50% fruktosa.
Sirup jagung tinggi fruktosa (High Fructose Corn Syrup) – sering ditemukan dalam soda, permen, dan makanan olahan lainnya.
Nektar agave – mengandung 70–90% fruktosa, sering digunakan sebagai alternatif gula “sehat.”
Madu
Sirup maple
Molase
Gula cokelat
Gula dengan Kandungan Glukosa dan Fruktosa
Sebagian besar pemanis tambahan memiliki campuran glukosa dan fruktosa. Beberapa contohnya adalah:
Gula bit
Molase blackstrap
Gula cokelat
Sirup mentega
Kristal sari tebu
Gula tebu
Karamel
Sirup carob
Gula kastor
Gula kelapa
Gula bubuk (confectioner's sugar)
Gula kurma
Gula demerara
Kristal Florida
Jus buah
Konsentrat jus buah
Gula emas
Sirup emas
Gula anggur
Madu
Gula icing
Gula invert
Sirup maple
Molase
Gula muscovado
Gula panela
Gula rapadura
Gula mentah
Sirup pemurnian (refiner’s syrup)
Sirup sorgum
Sucanat
Gula treacle
Gula turbinado
Gula kuning
Nama-nama ini menunjukkan pemanis yang memiliki kandungan glukosa dan fruktosa dalam berbagai proporsi.
Gula yang Hanya Mengandung Glukosa
Beberapa pemanis hanya terdiri dari glukosa atau mengandung glukosa bersama dengan gula lain selain fruktosa, seperti galaktosa. Contohnya:
Malt barley
Sirup beras cokelat
Sirup jagung
Padatan sirup jagung
Dextrin
Dextrose
Malt diastatik
Etil maltol
Glukosa
Padatan glukosa
Laktosa
Sirup malt
Maltodekstrin
Maltosa
Sirup beras
Kandungan ini sering digunakan dalam produk olahan untuk memberikan rasa manis, meningkatkan tekstur, atau memperpanjang umur simpan.
Gula yang Jarang Digunakan
Galaktosa
D-ribosa
Selain itu, ada istilah lain seperti "sirup karamel," "gula rapadura," "gula turbinado," dan "sirup sorgum" yang juga mengacu pada gula tambahan.
Tidak Semua Gula Perlu Dihindari
Gula yang secara alami terdapat dalam makanan utuh seperti buah, sayuran, dan produk susu tidak perlu dihindari. Gula alami ini biasanya hadir bersama serat, vitamin, mineral, dan senyawa bermanfaat lainnya yang baik untuk tubuh.
Yang perlu dihindari adalah konsumsi gula tambahan dalam jumlah besar, yang sering kali tersembunyi dalam makanan olahan. Solusi terbaik adalah memilih makanan segar dan meminimalkan konsumsi makanan kemasan.
Tips Mengurangi Konsumsi Gula Tambahan
Periksa Label: Kenali berbagai nama gula tambahan dan baca label makanan dengan cermat.
Pilih Makanan Utuh: Konsumsi makanan segar dan minim olahan.
Batasi Minuman Manis: Soda, jus buah olahan, dan minuman energi sering kali mengandung gula tambahan yang tinggi.
Gunakan Alternatif Sehat: Gunakan pemanis alami seperti buah segar untuk menambah rasa manis.
Memahami berbagai nama gula di label makanan adalah langkah penting dalam menjaga pola makan sehat. Dengan mengurangi konsumsi gula tambahan, kita dapat mengurangi risiko berbagai penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup. Mulailah dari sekarang dengan membaca label secara lebih cermat dan memilih makanan segar sebagai bagian utama dari pola makan Anda.