10 Jenis-Jenis Gula dan Kegunaannya, Jangan Sampai Tertukar
Gula punya banyak jenisnya dan masing-masing kegunaannya.
Digunakan untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman, gula telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Namun, tidak semua gula sama. Ada berbagai jenis gula dengan kegunaan yang berbeda.
10 Jenis-Jenis Gula dan Kegunaannya, Jangan Sampai Tertukar
Gula adalah salah satu bahan pemanis yang sering digunakan dalam berbagai masakan dan minuman.
Namun, tahukah Anda bahwa ada berbagai jenis gula yang memiliki kandungan, rasa, dan kegunaan yang berbeda-beda? Dalam artikel ini, kita akan mengenal 10 jenis gula dan kegunaannya dalam berbagai hidangan.
-
Apa dampak buruk dari konsumsi gula berlebihan? Pasalnya, hal tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi kondisi tubuh. Mulai dari berat badan yang naik secara drastis hingga risiko terjadinya penyakit kronis.
-
Mengapa konsumsi gula perlu dikontrol? Dalam sehari, terdapat takaran dengan jumlah tertentu berapa banyak gula yang bisa dikonsumsi.
-
Apa nama lain untuk gula? Gula, zat manis alami yang menjadi bagian tak terpisahkan dari banyak makanan dan minuman kita sehari-hari. Namun, ada begitu banyak nama lain yang digunakan untuk menggambarkan gula pada label makanan dan minuman. Mengetahui nama-nama ini sangat penting agar kita tidak terkecoh oleh kadar gula yang masuk ke dalam tubuh kita.
-
Kenapa konsumsi gula berlebihan berdampak buruk? Asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan asupan kalori berlebih, sehingga tak heran jika dapat menyebabkan peningkatan berat badan pula.
-
Mengapa penting untuk batasi gula? Konsumsi gula lebih dari yang dibutuhkan tubuh berisiko terhadap diabetes, yang dapat menyebabkan gagal ginjal kronis.
-
Apa efek konsumsi gula pada tubuh? Konsumsi gula berlebihan atau terlalu sering, berdampak buruk bagi kesehatan.
merdeka.com
1. Gula Pasir
Gula pasir adalah jenis gula yang paling umum digunakan dan ditemukan di hampir setiap dapur. Gula pasir digunakan dalam banyak resep makanan dan minuman, serta dalam kue dan kue kering. Gula pasir memberikan rasa manis yang kuat dan memberi energi instan.
2. Gula Merah
Gula merah, juga dikenal sebagai gula kelapa, berasal dari nektar pohon kelapa yang telah dikeringkan. Gula merah memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan gula pasir, seperti vitamin B dan mineral. Selain itu, gula merah juga memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, sehingga tidak meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
3. Gula Aren
Gula aren adalah jenis gula yang berasal dari nira pohon aren. Gula aren memiliki rasa yang sedikit berbeda dibandingkan dengan gula pasir, yaitu memiliki aroma karamel yang kaya. Selain itu, gula aren juga kaya akan antioksidan dan memiliki kandungan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh.
Gula jagung diproses dari pati jagung dan biasanya digunakan dalam produk makanan olahan seperti minuman berkarbonasi, permen, dan makanan manis lainnya. Gula jagung memiliki rasa yang lebih ringan dibandingkan dengan gula pasir dan sering digunakan dalam resep makanan penutup.
5. Gula Kastor
Gula kastor adalah gula pasir yang telah dihaluskan menjadi butiran yang lebih kecil. Gula kastor sering digunakan dalam adonan kue dan meringue karena teksturnya yang lebih halus dan mudah larut dalam air.
6. Gula Halus
Gula halus adalah gula pasir yang diubah menjadi butiran yang sangat halus. Gula halus sering digunakan sebagai hiasan pada makanan penutup, seperti donat, kue ulang tahun, dan kue kering. Selain itu, gula halus juga digunakan dalam campuran kue dan es krim.
7. Gula Palem
Gula palem adalah jenis gula yang berasal dari pohon kelapa sawit. Gula palem memiliki rasa yang lebih kaya dan sedikit berbeda dibandingkan dengan gula pasir. Gula palem juga memiliki nilai gizi yang tinggi dan sering direkomendasikan sebagai pengganti gula putih.
8. Gula Tebu
Gula tebu dibuat dari tebu yang diperas untuk menghasilkan nira. Nira tersebut kemudian direbus hingga mengental menjadi gula tebu. Gula tebu memiliki rasa manis yang lembut dan biasanya digunakan dalam minuman seperti air tebu.
Gula invert adalah gula yang dipecahkan menjadi fruktosa dan glukosa oleh proses hidrolisis kimia. Gula invert sering digunakan dalam pembuatan es krim dan makanan manis lainnya karena dapat mencegah kristalisasi dan membuat produk menjadi lebih lembut.
10. Gula Stevia
Gula stevia adalah jenis gula alami yang berasal dari tanaman stevia. Stevia memiliki kandungan kalori yang sangat rendah dan memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga aman bagi penderita diabetes. Gula stevia juga sering digunakan sebagai pengganti gula pasir dalam minuman dan makanan penutup.
Batas konsumsi gula harian
Gula telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sebagian besar makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Rasanya yang manis dan kecanduannya membuat banyak orang sulit untuk mengurangi asupan gula dalam pola makan mereka. Namun, memiliki pemahaman yang jelas tentang batas konsumsi gula harian sangat penting untuk menjaga kesehatan kita.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas maksimal konsumsi gula harian yang aman adalah sebanyak 25 gram atau setara dengan 6 sendok teh. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari betapa tingginya konsumsi gula mereka. Banyak produk makanan dan minuman mengandung gula secara tersembunyi, seperti dalam saus, roti, makanan kalengan dan soda.
merdeka.com
Bahaya Konsumsi Gula Berlebihan
Salah satu bahaya utama dari mengonsumsi gula berlebihan adalah risiko terjadinya obesitas. Gula, terutama gula tambahan yang sering ditemukan dalam minuman manis dan makanan olahan, memiliki kandungan kalori yang tinggi tanpa menyediakan nutrisi yang cukup. Tubuh akan menyimpan kelebihan gula sebagai lemak, yang akhirnya dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas.
Tidak hanya itu, mengonsumsi gula berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Gula yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi resisten terhadap insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Jika tubuh tidak merespons insulin dengan baik, maka kadar gula darah akan naik dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Selain itu, gula juga dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Bakteri yang ada di mulut akan menggunakan gula sebagai bahan bakar untuk pertumbuhan mereka. Proses ini menghasilkan asam yang dapat merusak lapisan email pada gigi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang dan masalah kesehatan gigi lainnya.
Mengonsumsi gula berlebihan juga dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Penelitian telah menemukan hubungan antara konsumsi gula yang tinggi dengan peradangan kronis, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, osteoporosis, dan kanker.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membatasi konsumsi gula dalam diet kita. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar konsumsi gula tambahan terbatas hingga kurang dari 10% dari total asupan energi harian. Untuk seorang dewasa yang memiliki kebutuhan energi sekitar 2000 kalori per hari, itu berarti kurang dari 50 gram gula tambahan setiap harinya.
Untuk mengurangi konsumsi gula, kita dapat menggantinya dengan alternatif yang lebih sehat seperti madu, stevia, atau buah-buahan segar. Selain itu, kita juga dapat memperhatikan label pada kemasan makanan dan minuman yang kita beli untuk memastikan jumlah gula yang dikonsumsi tidak berlebihan.