Ketahui Batas Konsumsi Gula untuk Anak, Orang Tua Wajib Baca
Mengetahui batasan ini akan jadi langkah penting untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat dan mendapatkan nutrisi yang tepat untuk perkembangan mereka.
Mengenali batas konsumsi gula untuk anak akan membantu tumbuh kembang anak yang lebih baik.
Ketahui Batas Konsumsi Gula untuk Anak, Orang Tua Wajib Baca
Di era modern ini, anak-anak sering terpapar berbagai pilihan makanan dan minuman manis yang menggoda selera. Dari minuman bersoda hingga camilan kemasan yang penuh warna, gula seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Namun, di balik rasa manis yang menyenangkan, tersembunyi dampak kesehatan yang perlu diperhatikan oleh setiap orang tua.
-
Siapa yang perlu batasi gula konsumsi anak? Siska menyarankan agar asupan gula dibatasi maksimal di bawah 10 persen dari total kalori yang dikonsumsi.
-
Mengapa konsumsi gula berlebih berbahaya untuk anak? Kebiasaan ini dapat membuat anak terbiasa dengan rasa manis yang berlebihan, yang berdampak pada peningkatan kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang tinggi akibat konsumsi gula berlebih dapat mempermudah virus dan bakteri berkembang dalam tubuh anak.
-
Kenapa gula berlebihan bahaya untuk anak? Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan diabetes pada anak dan dewasa. Ini bisa menjadi awal dari berbagai penyakit kronis lainnya, seperti sindrom metabolisme, hipertensi, penyakit kardiovaskular, penyakit hati, dan penyakit ginjal.
-
Apa dampak buruk gula berlebihan pada anak? Beberapa efek tersebut termasuk lonjakan energi, gangguan psikologis, hingga risiko diabetes.
-
Apa dampak gula buat kesehatan anak? Penelitian ini menemukan bahwa 'mengurangi asupan gula selama periode kritis awal kehidupan dapat menurunkan risiko diabetes hingga 35% dan risiko hipertensi sebesar 20%'.
-
Apa dampak utama gula berlebih pada kesehatan anak? 'Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih,' ujar Dr. Tan.
Lantas, berapa banyak gula yang sebenarnya aman dikonsumsi oleh anak-anak?
Dalam artikel berikut ini, kami akan sampaikan berapa batas konsumsi gula untuk anak yang wajib diketahui oleh setiap orang tua.
Batas Konsumsi Gula untuk Anak Per Hari
Batas konsumsi gula per hari untuk anak-anak adalah topik yang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak.Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berapa banyak gula yang aman dikonsumsi oleh anak-anak.
Lalu, berapa batas konsumsi gula untuk anak per harinya?
American Heart Association merekomendasikan bahwa anak-anak tidak boleh mengonsumsi lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari.
Batasan ini berlaku untuk anak-anak yang berusia 2-18 tahun. Gula tambahan ini termasuk dalam bentuk fruktosa, sirup jagung fruktosa tinggi, glukosa, madu, laktosa, dan sukrosa.
AHA juga menyarankan bahwa anak-anak tidak boleh minum lebih dari satu minuman manis 240 mililiter per minggu.
Sedangkan berdasarkan informasi dari Kementrian Kesehatan RI, konsumsi gula pada anak 1–3 tahun maksimalnya adalah 25 gram atau setara dengan 3–4 sendok teh.
Sementara itu, untuk anak-anak yang lebih tua, AHA juga menganjurkan batasan yang sama, yaitu tidak lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari.
Apa Dampak Konsumsi Gula Berlebihan untuk Anak?
Konsumsi gula berlebihan pada anak dapat menyebabkan berbagai dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan dan tumbuh kembang mereka. Berikut adalah beberapa dampak yang paling umum:
Gula berlebihan dapat menyebabkan kerusakan gigi, terutama pada anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan gigi pertama. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang enamel gigi dan menghasilkan asam, yang dapat merusak struktur gigi.
2. Penurunan Daya Ingat dan Konsentrasi
Konsumsi gula berlebihan telah terbukti dapat mengurangi daya ingat dan konsentrasi anak. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah yang dapat memengaruhi fungsi otak.
3. Obesitas
Mengonsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak terkendali, yang pada akhirnya dapat menyebabkan obesitas. Obesitas bukan hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
4. Penyakit Diabetes
Gula berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit diabetes tipe 2 pada anak-anak. Diabetes tipe 2 adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup untuk mengatur kadar gula darah, sehingga dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan.
5. Pengaruh pada Tumbuh Kembang
Gula berlebihan dapat memengaruhi proses tumbuh kembang anak secara signifikan. Anak-anak yang mengonsumsi gula berlebihan cenderung memiliki berat badan yang tidak seimbang, yang dapat memengaruhi perkembangan otot dan tulang. Selain itu, konsumsi gula berlebihan juga dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan penurunan daya tahan tubuh.
6. Pengaruh pada Sistem Saraf
Gula berlebihan dapat memengaruhi sistem saraf anak, terutama pada perkembangan otak. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan meningkatkan risiko gangguan perilaku.
7. Pengaruh pada Sistem Pencernaan
Gula berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada anak, seperti sembelit dan diare. Hal ini disebabkan oleh perubahan komposisi bakteri baik di dalam usus, yang dapat memengaruhi proses pencernaan makanan.
8. Peningkatan Risiko Penyakit Kronis
Gula berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kronis seperti penyakit jantung dan stroke di kemudian hari. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah yang dapat memengaruhi tekanan darah dan kesehatan jantung.
Cara Membatasi Konsumsi Gula untuk Anak
Membatasi konsumsi gula pada anak-anak adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan dan tumbuh kembang mereka. Berikut beberapa cara efektif untuk membatasi konsumsi gula pada anak-anak:
1. Pilih Makanan yang Bernutrisi Tinggi
Makanan yang bernutrisi tinggi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, daging tanpa lemak, ayam, dan ikan adalah pilihan yang ideal. Makanan ini tidak hanya rendah gula tambahan tetapi juga kaya akan vitamin dan mineral yang penting untuk tumbuh kembang anak.
2. Baca Label Makanan
Orang tua harus memperhatikan label makanan untuk mengetahui kandungan gula tambahan. Makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan seperti biskuit, coklat, yoghurt, minuman bersoda, dan permen harus dikonsumsi dengan hati-hati. Sebagai contoh, sekaleng minuman bersoda mengandung gula sebanyak 39 gram dan sebatang coklat berukuran standar mengandung 25 gram gula.
3. Pilih Susu Rendah Gula
Susu kemasan yang mengandung berbagai jenis perasa buatan harus dihindari karena kandungan gula yang tinggi. Sebaiknya, anak-anak diberikan susu rendah gula untuk menghindari efek buruk kelebihan gula. Susu rendah gula juga harus dipilih karena kandungan nutrisi yang lebih baik seperti DHA, beta glucan, vitamin B kompleks, dan prebiotik yang dapat mendukung perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak.
4. Batasi Minuman Manis
Anak-anak tidak boleh minum lebih dari satu minuman manis 240 mililiter per minggu. Minuman manis seperti soda, jus buah kemasan, dan minuman olahraga harus dikonsumsi dengan hati-hati karena kandungan gula yang tinggi.
5. Buat Makanan Sendiri
Membuat makanan sendiri memungkinkan Anda untuk mengontrol kandungan gula dengan lebih baik. Dengan membuat makanan sendiri, Anda dapat memilih bahan-bahan yang lebih sehat dan menghindari penambahan gula tambahan yang tidak diperlukan.
6. Jadikan Makanan Manis Sebagai Hadiah
Makanan manis dapat dijadikan sebagai hadiah atau pilihan istimewa, bukan sebagai makanan sehari-hari. Dengan cara ini, anak-anak akan lebih menghargai makanan manis dan tidak akan mengonsumsinya secara berlebihan.
7. Pengenalan Gula Alami
Anak-anak perlu dipelajari untuk mengenali gula alami yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran. Hal ini dapat membantu mereka membedakan antara gula alami dan gula tambahan yang tidak sehat.
8. Membiasakan Anak Mengonsumsi Berbagai Sumber Karbohidrat
Membiasakan anak mengonsumsi berbagai sumber karbohidrat yang mengandung gula alami seperti sayur, buah, dan susu dapat membantu mereka mendapatkan nutrisi yang seimbang. Selain itu, pemberian susu kepada anak juga sebaiknya dilakukan secara hati-hati dengan memilih susu yang rendah gula dan kaya akan nutrisi.
9. Menggunakan Porsi yang Tepat
Menggunakan porsi yang tepat saat memberikan makanan manis kepada anak-anak sangat penting. Sebagai contoh, anak-anak berusia 1-3 tahun maksimalnya boleh mengonsumsi 25 gram atau setara dengan 3-4 sendok teh gula per hari, sedangkan anak-anak berusia 2-18 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari.