Batasi Konsumsi Gula pada 1000 Hari Pertama, Bisa Bantu Turunkan Risiko Diabetes di Masa Mendatang
Pembatasan konsumsi gula yang ketat dari orangtua pada periode emas pertumbuhan anak sangat penting untuk cegah diabetes di masa mendatang.
Mengatur pola makan yang sehat sejak awal kehidupan seorang anak ternyata bisa memberikan dampak signifikan terhadap kesehatannya di masa depan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa membatasi konsumsi gula selama 1000 hari pertama kehidupan—dimulai sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun—dapat menurunkan risiko diabetes hingga 35 persen dan hipertensi sebesar 20 persen di kemudian hari.
Dilansir dari Medical Daily, temuan ini menggarisbawahi pentingnya peran orangtua dalam menjaga asupan gula bagi anak sejak dini untuk mencegah berbagai penyakit kronis yang dapat membayangi hidup mereka.
-
Bagaimana cara mengurangi konsumsi gula? Solusi terbaik adalah memilih makanan segar dan meminimalkan konsumsi makanan kemasan.
-
Bagaimana cara mengendalikan asupan gula? Dalam menjaga kesehatan kita, penting untuk memperhatikan asupan gula secara keseluruhan dalam diet kita, tidak hanya dari kopi atau teh.
-
Bagaimana cara mengurangi konsumsi gula berlebihan pada penderita diabetes? Ia mengatakan hal itu bisa dilatih dengan menurunkan asupan gula pada makanan dan minuman sehari-hari seperti memilih yang kandungan gula lebih rendah dan rendah kalori.
-
Bagaimana cara mengurangi konsumsi gula secara bertahap? Penderita diabetes sering kali memiliki kebiasaan mengonsumsi rasa manis yang berlebihan, sehingga reseptor manis di lidah menjadi kurang sensitif. Hal ini dapat menyebabkan konsumsi gula yang tidak terkontrol. Oleh karena itu, sangat penting untuk melatih diri dengan mengurangi asupan gula secara bertahap dalam makanan dan minuman sehari-hari.
Mengapa 1000 Hari Pertama Sangat Penting?
1000 hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak proses kehamilan hingga anak berusia dua tahun, dikenal sebagai periode krusial dalam perkembangan tubuh dan otak. Menurut para peneliti, asupan nutrisi yang baik selama periode ini tidak hanya menentukan pertumbuhan optimal anak, tetapi juga berpengaruh besar pada kesehatan jangka panjang. Dengan menekan konsumsi gula pada masa-masa awal ini, potensi terjadinya gangguan metabolisme, seperti diabetes dan hipertensi, dapat ditekan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science ini memberikan bukti yang kuat tentang dampak positif pengurangan gula terhadap kesehatan anak. Melalui evaluasi data kesehatan dari UK Biobank, peneliti menemukan bahwa individu yang terpapar dengan kondisi rendah gula pada 1000 hari pertama kehidupan mereka, memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk mengidap penyakit kronis di masa dewasa.
Dampak Pengurangan Gula pada Periode Awal Kehidupan
Penelitian ini menemukan bahwa “mengurangi asupan gula selama periode kritis awal kehidupan dapat menurunkan risiko diabetes hingga 35% dan risiko hipertensi sebesar 20%.” Peneliti menggunakan data dari UK Biobank untuk membandingkan kesehatan orang dewasa yang lahir sebelum dan sesudah pembatasan gula selama masa Perang Dunia II.
Mereka mendapati bahwa individu yang tumbuh dalam lingkungan dengan keterbatasan gula pada awal kehidupannya memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik dibandingkan mereka yang lahir setelah pembatasan gula dicabut.
Pengaruh Gula Sejak Masa Kehamilan hingga Anak Usia Dua Tahun
Penelitian juga menunjukkan bahwa pembatasan gula sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun berperan penting dalam menurunkan risiko penyakit metabolik di masa depan. Bahkan, manfaatnya lebih optimal bila anak terus membatasi konsumsi gula hingga memasuki usia dini, dengan rata-rata konsumsi gula tidak lebih dari 8 sendok teh atau sekitar 40 gram per hari.
Para peneliti mencatat bahwa konsumsi gula yang berlebihan pada masa awal kehidupan dapat memicu peradangan dan resistensi insulin yang meningkatkan risiko diabetes. Hal ini terutama berbahaya jika terjadi saat tubuh sedang dalam masa perkembangan kritis. “Dengan membatasi gula selama 1000 hari pertama, kita memberikan kesempatan bagi tubuh anak untuk tumbuh dan berkembang dengan kondisi metabolisme yang lebih sehat,” ujar Tadeja Gracner, salah satu penulis studi tersebut, dalam siaran persnya.
Manfaat Unik dari Batas Gula di Masa Perang
Perang Dunia II memberikan kondisi unik di mana gula terbatas akibat kebijakan penjatahan yang diberlakukan. Ketika pembatasan ini berakhir pada September 1953, konsumsi gula pun melonjak drastis, yang memberikan peneliti kesempatan untuk melihat perbedaan kesehatan jangka panjang antara mereka yang lahir saat gula masih langka dan mereka yang lahir setelahnya.
Gracner menambahkan, “Penjatahan gula selama masa perang memberi kami kesempatan untuk melihat dampak alami dari pembatasan gula terhadap kesehatan dalam jangka panjang. Ini sulit ditemukan dalam konteks penelitian pada masa sekarang.”
Langkah Awal untuk Orangtua dalam Membatasi Gula
Penelitian ini memberikan dorongan kuat bagi orangtua untuk lebih memperhatikan asupan gula sejak masa kehamilan dan tahun-tahun awal kehidupan anak mereka. Membatasi asupan gula tidak hanya melibatkan pemilihan makanan yang tepat, tetapi juga memperhatikan asupan harian yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Menghindari makanan olahan dan minuman manis serta memilih makanan alami yang kaya nutrisi dapat menjadi langkah awal yang baik. Menurut penelitian ini, memilih makanan rendah gula bukan hanya tentang menghindari obesitas atau gigi berlubang, tetapi juga membantu mencegah risiko penyakit serius seperti diabetes dan hipertensi di masa depan.
Masa 1000 hari pertama kehidupan seorang anak adalah periode yang sangat menentukan kesehatan mereka sepanjang hayat. Membatasi konsumsi gula pada masa ini memberikan manfaat besar bagi kesehatan metabolik mereka dan dapat menurunkan risiko penyakit kronis di masa mendatang.