10 Jenis Makanan yang Dapat Memicu Diabetes pada Anak, Perlu Diwaspadai
Identifikasi sepuluh jenis makanan yang dapat memicu diabetes pada anak-anak dan hindari konsumsi tersebut. Terapkan pola makan sehat untuk pencegahan dini!
Perhatian terhadap diabetes pada anak semakin meningkat di seluruh dunia seiring dengan bertambahnya jumlah kasus yang terdeteksi. Penyakit yang sebelumnya lebih umum terjadi pada orang dewasa ini kini juga menginfeksi anak-anak, yang disebabkan oleh perubahan pola makan serta gaya hidup yang modern. Konsumsi makanan yang kaya akan gula dan lemak menjadi salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko anak mengalami diabetes, khususnya tipe 2. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes pada anak telah meningkat hingga 70 kali lipat sejak tahun 2010.
Pola makan yang tidak sehat, seperti kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman manis, merupakan salah satu penyebab utama yang mempercepat timbulnya penyakit ini. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dan kecenderungan untuk menghabiskan waktu dengan perangkat elektronik juga memperburuk keadaan.
-
Makanan apa yang bisa sebabkan diabetes? Makanan yang kita konsumsi sehari-hari sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita, terutama jika kita memiliki risiko tinggi terkena diabetes. Beberapa jenis makanan diketahui dapat menyebabkan diabetes atau meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit ini.
-
Makanan apa yang menyebabkan diabetes? Makanan-makanan ini tidak hanya berdampak pada kadar gula darah, tetapi juga dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, yang merupakan salah satu penyebab utama diabetes tipe 2.
-
Apa dampak buruk gula bagi kesehatan anak? '98 persen minuman di sana (mini market) mengandung gula atau sirup fruktosa, sirup jagung tinggi fruktosa, dan pemanis ini luar biasa dahsyatnya dalam merusak kesehatan anak-anak kita apabila diberikan terus-menerus,' ujar Piprim.
-
Apa bahaya gula berlebihan untuk anak? Konsumsi gula berlebihan pada anak dapat menyebabkan berbagai dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan dan tumbuh kembang mereka.
-
Apa dampak utama gula berlebih pada kesehatan anak? 'Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih,' ujar Dr. Tan.
-
Apa dampak gula buat kesehatan anak? Penelitian ini menemukan bahwa 'mengurangi asupan gula selama periode kritis awal kehidupan dapat menurunkan risiko diabetes hingga 35% dan risiko hipertensi sebesar 20%'.
Untuk mencegah diabetes pada anak, penting untuk memahami jenis makanan yang dapat memicu lonjakan kadar gula darah. Dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut adalah sepuluh jenis makanan yang perlu diwaspadai oleh orang tua agar anak-anak dapat terhindar dari risiko diabetes sejak dini. Dengan memperhatikan asupan makanan dan mendorong gaya hidup sehat, kita dapat membantu anak-anak untuk mengurangi kemungkinan terkena penyakit ini di masa depan.
Cokelat, Kue, dan Permen
Makanan manis seperti permen, cokelat, dan kue sering kali menjadi pilihan camilan yang disukai oleh anak-anak. Akan tetapi, kandungan gula serta karbohidrat sederhana yang terdapat dalam makanan tersebut sangat cepat diserap oleh tubuh, sehingga dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang signifikan.
Jika makanan ini dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, anak-anak dapat mengalami kecanduan gula, yang akan memperburuk pola makan mereka dan meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin. Sebagai solusi, orang tua dapat menawarkan camilan yang lebih sehat, seperti buah-buahan segar, yoghurt tanpa tambahan gula, atau kacang-kacangan yang lebih bergizi.
Makanan Ringan berupa Sereal Manis dan Camilan Kemasan
Banyak jenis sereal yang memiliki kemasan menarik untuk anak-anak, namun kebanyakan dari produk tersebut mengandung gula dalam jumlah yang sangat tinggi. Selain itu, snack kemasan seperti keripik kentang dan biskuit juga sering kali mengandung lemak trans serta natrium yang berlebihan.
Konsumsi makanan olahan ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan meningkatkan risiko inflamasi kronis yang dapat merusak pankreas. Oleh karena itu, mengganti sarapan sereal dengan oatmeal atau smoothie buah bisa menjadi alternatif yang lebih sehat untuk anak-anak.
Pasta yang Telah Diproses
Pasta serta makanan yang terbuat dari tepung terigu yang telah diproses umumnya memiliki indeks glikemik yang tinggi. Konsumsi jenis makanan ini dapat menyebabkan lonjakan cepat pada kadar gula darah, yang berpotensi meningkatkan risiko resistensi insulin.
Anak-anak yang mengonsumsi karbohidrat sederhana dalam jumlah berlebihan menjadi lebih rentan terhadap obesitas dan diabetes tipe 2. Oleh karena itu, disarankan untuk memilih roti gandum, nasi merah, atau quinoa sebagai alternatif sumber karbohidrat kompleks yang lebih sehat dan memiliki indeks glikemik rendah. Dengan cara ini, kadar gula darah dapat tetap terjaga dalam kondisi stabil.
Minuman yang Mengandung Gula dan Berkarbonasi
Minuman bersoda dan jus kemasan menjadi penyebab utama konsumsi gula tambahan di kalangan anak-anak. Kandungan fruktosa serta pemanis buatan yang terdapat dalam minuman-minuman tersebut dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dengan cepat. Jika anak-anak terbiasa mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, hal ini dapat berkontribusi terhadap obesitas, yang merupakan salah satu faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Selain itu, kelebihan gula yang terkandung dalam minuman ini dapat mengganggu sensitivitas insulin dalam tubuh anak.
Oleh karena itu, mengganti minuman manis dengan pilihan yang lebih sehat seperti air putih, jus buah segar tanpa tambahan gula, atau infused water sangat disarankan. Langkah ini tidak hanya membantu menjaga keseimbangan kadar gula darah, tetapi juga mendukung kesehatan secara keseluruhan. Dengan melakukan perubahan kecil dalam pilihan minuman, orang tua dapat berperan aktif dalam mencegah masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan.
Hidangan Cepat Saji dan Makanan yang Digoreng
Makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan ayam goreng biasanya mengandung lemak jenuh dan lemak trans dalam jumlah yang tinggi. "Lemak ini menyebabkan resistensi insulin, yang berkontribusi pada lonjakan kadar gula darah." Selain itu, makanan cepat saji juga mengandung garam dan kalori yang sangat tinggi. Jika dikonsumsi secara teratur, jenis makanan ini dapat meningkatkan risiko obesitas dan memperburuk metabolisme tubuh anak.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya memilih untuk menyediakan makanan rumahan yang kaya akan protein, serat, dan sayuran segar. Dengan demikian, asupan nutrisi yang seimbang bagi anak dapat terjamin, sehingga mendukung pertumbuhan dan kesehatan mereka secara optimal.
Biskuit dan Roti Putih
Roti putih dan biskuit yang dibuat dari tepung terigu memiliki indeks glikemik yang cukup tinggi. Konsumsi produk ini dapat menyebabkan peningkatan gula darah yang cepat, terutama jika dimakan dalam jumlah yang banyak tanpa diimbangi dengan serat dan protein yang memadai.
Makanan seperti roti putih dan tepung olahan memiliki kandungan serat yang rendah, sehingga proses pencernaannya berlangsung lebih cepat dan menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Untuk mengurangi risiko tersebut, sebaiknya pilihlah sumber karbohidrat kompleks seperti roti gandum utuh, nasi merah, serta biji-bijian yang kaya akan serat.
Minuman Kopi atau Teh yang Dicampur dengan Gula dan Krim
Minuman manis seperti kopi susu dan bubble tea semakin populer di kalangan anak-anak. Namun, sayangnya, banyak dari minuman ini mengandung tambahan gula dan krim berlemak tinggi. Jika dikonsumsi secara teratur, minuman tersebut dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh, yang pada gilirannya meningkatkan risiko obesitas dan resistensi insulin.
Sebagai pilihan yang lebih baik, anak-anak bisa menikmati minuman sehat seperti teh tanpa gula, infused water, atau jus buah segar yang tidak mengandung pemanis tambahan.
Es Krim dan Produk Susu Manis
Produk es krim dan susu yang mengandung pemanis tambahan, seperti susu kental manis dan yogurt berperisa, memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Meskipun tampak menggoda dan menyegarkan, konsumsi berlebihan dari jenis produk ini dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang mendadak.
Tingginya kadar gula dan lemak jenuh dalam es krim serta produk susu manis dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak-anak, yang selanjutnya dapat memicu masalah kesehatan seperti resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Sebagai alternatif yang lebih sehat, orang tua dapat mempertimbangkan untuk memberikan yogurt tanpa gula yang dicampur dengan buah segar atau membuat es krim menggunakan bahan dasar buah-buahan.
Makanan dan Minuman Siap Saji Dalam Kemasan
Makanan siap saji, seperti mi instan dan produk kalengan, biasanya mengandung natrium, gula, serta pengawet dalam jumlah yang cukup tinggi. Hal yang sama berlaku untuk minuman siap saji, seperti susu cokelat dalam kemasan dan teh manis dalam botol, yang juga mengandung gula tambahan dalam jumlah besar. Konsumsi makanan dan minuman tersebut secara teratur dapat menyebabkan peradangan serta gangguan metabolisme pada anak.
Di samping itu, jumlah kalori yang tinggi dalam porsi kecil dapat membuat anak mengonsumsi lebih banyak kalori dibandingkan yang seharusnya mereka butuhkan. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk mengganti makanan instan dengan bahan makanan segar dan lebih memilih untuk memasak di rumah, sehingga mereka dapat mengontrol asupan nutrisi bagi anak-anak mereka.
Makanan yang Dimasak dengan Cara Digoreng
Makanan yang digoreng, seperti nugget, kentang goreng, dan ayam goreng tepung, sering kali dimasak dengan minyak yang telah digunakan berulang kali. Penggunaan minyak ini dapat menyebabkan akumulasi lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan anak. Menurut penelitian, "lemak trans dalam makanan gorengan dapat meningkatkan kolesterol jahat dan memicu resistensi insulin, yang berujung pada diabetes tipe 2." Selain itu, makanan yang digoreng umumnya mengandung kalori tinggi dan nutrisi yang rendah.
Untuk mengurangi dampak negatif dari makanan gorengan, Anda bisa memilih metode memasak yang lebih sehat, seperti memanggang atau merebus. Dengan cara ini, Anda dapat menurunkan jumlah lemak jenuh dan kalori yang dikonsumsi anak. Mengganti makanan gorengan dengan alternatif yang lebih sehat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga membantu anak mendapatkan nutrisi yang lebih baik.
Apakah anak yang sering mengonsumsi makanan manis akan berisiko terkena diabetes?
Tidak selalu demikian. Akan tetapi, mengonsumsi makanan yang tinggi gula secara berlebihan, terutama jika tidak diimbangi dengan kegiatan fisik yang cukup, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya obesitas dan diabetes tipe 2.
Apa langkah yang dapat diambil untuk mencegah diabetes pada anak yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini?
Orang tua memiliki peran penting dalam mengontrol asupan makanan yang mengandung gula dan lemak tinggi.
Apa saja tanda-tanda awal diabetes yang perlu diperhatikan pada anak?
Beberapa tanda yang umum terjadi antara lain adalah frekuensi buang air kecil yang meningkat, rasa haus yang berlebihan, penurunan berat badan yang tidak wajar, serta rasa lelah yang berkepanjangan.
Apakah sebaiknya kita menghindari makanan cepat saji sama sekali?
Sebaiknya konsumsi makanan tersebut dibatasi. Meskipun sesekali diperbolehkan, penting untuk memastikan anak tetap menerima asupan nutrisi yang seimbang dari makanan yang dimasak di rumah.